"Ya?"
Zio menunggu Cyzarine melanjutkan kalimatnya. Namun, wanita itu tampak tidak mampu berkata-kata.
"Aku akan menghubungi mu secepatnya."
Cyzarine menatap wajah tampan Zio. Kemudian, wanita itu membalikkan badannya dan berjalan menjauh dari pria yang mengejarnya.
"Mengapa dia berjalan dengan lesu seperti itu? Apa yang terjadi padanya?"
Zio berbicara seorang diri. Ia tidak ingin mengganggu Cyzarine, itulah sebabnya ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya sendiri setelah memastikan wanita itu telah berada di dalam kamarnya.
Sementara itu, Cyzarine membuka pintu kamar hotelnya dan membiarkan cardlock tetap berada di kotak sensor agar aliran listrik tetap menyala. Ia bergegas masuk ke ruang tidur dan melepas mantel yang digunakan sepanjang hari ini.
"Apa yang harus kulakukan? Apakah aku harus pergi berlibur bersama Papa dan Mama atau aku harus pergi bersama Zio ke Jakarta, Indonesia?"
