Incheon International Airport,
Humairah pergi ke Korea seorang diri, karena ibunya mendadak saja sakit. Tuan Fauzan tidak tega meninggalkan sang istri seorang diri, dan Humairah juga tidak mau ibunya tinggal seorang diri di rumah.
FLASHBACK
Humairah dan Tuan Fauzan sudah bersiap-siap untuk pergi ke bandara. Nyonya Aisyah keluar dari dalam kamar dengan wajah yang sangat pucat. Tuan Fauzan dan Humairah menatap ke arah Nyonya Aisyah dengan tatapan khawatir.
"Bunda kenapa? Wajahnya kok pucat banget? Bunda sakit?" Tanya Humairah menyentuh dahi sang ibu.
"Bunda gapapa, ya udah bera--,"
"Enggak, bunda lagi sakit ini. Humairah gak bisa pergi, kalau bunda ken--,"
"Pergi saja sayang, bunda gapapa.." balas Nyonya Aisyah.
"Gak bunda, Humairah gak bakal tenang tinggalkan bunda di rumah. Apalagi ayah aka--,"
"Ayah tetap di sini saja, Humairah berangkat sendiri. Setuju?" Tanya Humairah.
Nyonya Aisyah menggelengkan kepalanya, dan menatap Humairah. "Enggak, bunda gak bakal Izinkan kamu ke Korea seorang diri. Kamu baru pertama kali ke sana loh, kalau kamu kenapa-napa gimana?" Ujar Nyonya Aisyah.
"Ayah setuju, Ayah tidak mungkin meninggalkan Bunda di sini. Mau cancel, jadi uangnya sia-sia dong Bunda. Uang tiket pesawat banyak loh bun masa iya hangus sia-sia.." sahut Tuan Fauzan.
"Ayah! Pokoknya bun--,"
"Ada Abang Bunda. Tenang aja, ayah akan menelepon Abang dan nanti saat tiba di sana Humairah juga akan menelepon Abang. Humairah juga akan mengabari Bunda dan ayah. Pokoknya bunda dan ayah doakan saja agar Humairah sampai tujuan.." jelas Humairah.
Nyonya Aisyah menetap anaknya dan ia langsung luluh saat melihat wajah anaknya yang tengah memohon. Wanita paruh baya itu pun menganggukkan kepalanya, "ingat kabari Bunda. Sekarang, ayah anterin anak kita ke Bandara. Jaga dia sampai naik ke pesawat.." keputusan Nyonya Aisyah.
"Iya, Bunda.." balas Tuan Fauzan.
FLASHBACK OFF.
Humairah keluar dari dalam pesawat dan berjalan masuk ke dalam bandara. Gadis itu mengambil koper miliknya di tempat bagasi. Setelah mendapatkan koper, gadis cantik itu berjalan keluar bandara. Ia melihat kiri kanan, mencari sang kakak yang katanya sudah ada di bandara.
"Mana ya, Bang Hafiz. Atau jangan-jangan dia belum dateng lagi. Aish, riweh mah ini jadinya," gumam Humairah.
Saat tengah mencari Hafiz, Humairah tanpa sengaja menabrak bahu seseorang hingga iPad orang yang ia tabrak jatuh ke lantai bandara. Humairah terkejut bukan main, dan langsung membersihkan pakaian yang ia pakai.
"Jalan pakai mata!" Ucap orang tersebut dengan bahagia Korea.
Humairah sedikit bisa berbahasa Indonesia, sejak chatting-an bersama 'KMH'.
"Yaelah, sant--, maaf pangeran.."
Pria yang tanpa sengaja ditabrak oleh Humairah, langsung berjalan menjauhi gadis tersebut. Humairah pastikan mulai saat itu juga, ia akan berusaha mendapatkan hati pria tersebut. Karena pria itu sudah membuat dirinya jatuh cinta untuk pertama kalinya.
"Aa ganteng, tunggu Aira.."
Gadis itu terlihat sangat bahagia melihat wajah tampan orang tersebut, bahkan ia tidak sadar bahwa Hafiz sudah berada di belakangnya.
"Ini anak ganjen gak ketulungan, Abang udah capek cariin kamu. Malah kamu lagi liat cogan ya, dasar anak bandel.." ujar Hafiz menjewer sang adik.
Humairah terkejut, "aw, sakit banget bang. Jangan di jewer, merah nih telinga Aira..." Balas Humairah.
"Makanya, jangan bandel.." jelas Hafiz.
***
Di rumah kontrakan Hafiz.
Pria itu memasukkan koper sang adik, ke dalam kamar. Humairah hanya diam dan mengikuti sang kakak yang berjalan di depannya.
"Abang gak tinggal sendiri loh deh, Abang tinggal bersama dua teman pria abang. Ingat jangan ganjen ya, kalau Abang tau kamu ganjen Abang tabok ya.." jelas Hafiz.
Humairah yang tadinya ingin bahagia jadi memanyunkan bibirnya. "Iya, bang.." balas Humairah.
Hafiz melihat sang adik, "ingat Abang akan menjaga kamu. Pergaulan di sini sangat bebas, Abang akan menyaring pertemanan kamu. Nanti malam teman Abang bakal kembali, soalnya mereka ada urusan di luar..." Jawab Hafiz.
Humairah menganggukkan kepalanya, dan langsung berbaring di atas kasur. Hafiz keluar dari dalam kamar adiknya dan merapikan ruang keluarga karena dia baru saja selesai mengerjakan tugas kuliah. Humairah memilih untuk tidur di dalam kamar, karena tubuhnya terasa sangat lelah.
Malam hari,
Humairah bangun dari tidurnya dan berjalan keluar dari dalam kamar. Gadis itu berjalan ke dapur, dan mengambil air mineral di dalam kulkas. Ia membawa air mineral ke ruang makan, dan gadis tersebut langsung duduk di kursi, kemudian meminum minuman nya.
"Huh, suntuk banget di rumah. Pengen jalan-jalan, tapi gimana? Gue gak pernah datang ke Korea. Nanti kalau tersesat gimana? Gak lucu 'kan?" Gumam gadis tersebut.
Saat gadis itu asik bergumam, tiba-tiba saja ada yang duduk di sampingnya. Humairah kaget bukan main, "astaghfirullahaladzim," ujar Humairah.
"Sorry, to have surprised you..." Ucap orang tersebut.
Humairah mengusap dadanya, "Gapapa, kok kak.." balas Humairah dengan bahasa Indonesia.
"I don't understand what you are talking about.." sambung pria tersebut.
"Ah, gapapa kok kak. Santai aja, tadi cuma refleks kaget.." lanjut Humairah menggunakan bahasa Korea.
Pria itu tersenyum manis, "perkenalkan namaku, Hwang Jung hoo. Aku teman kakakmu, Hafiz.." ucap pria itu sambil memperkenalkan dirinya kepada Humairah.
"Hai Kak Jung hoo, nama saya Humairah.." balas Humairah.
Mereka berbicara dalam bahasa Korea. Jung Hoo terlihat sangat bahagia dan kagum melihat karakter adik dari temannya ini. Humairah terbilang banyak diam dan kalem, tapi kalau terus di ajak berbicara anak ini tidak bisa dianggap kalem. Dia sangat aktif dan sangat ceria.
"Oppa, pergi ke kamar dulu ya.." pamit Jung hoo.
"Iya, Oppa. Makasih udah temenin Humairah..." Balas Humairah.
"Iya, bentar lagi Oppa kamu pulang itu. Tunggu aja ya," lanjut Jung hoo.
Humairah menganggukkan kepalanya. Jung hoo pergi, saat pria itu pergi pintu rumah terbuka. Terdengar suara langkah kaki memasuki rumah, Humairah langsung berlari ke ruang tamu dan memeluk pria yang baru saja masuk ke dalam rumah.
"Abang, kenapa gak ajakin Humairah sih? Humairah suntuk tau di rumah. Kenapa gak di ajak sih, kesel ah?" Ujar Humairah memeluk erat tubuh pria yang baru saja masuk ke dalam rumah.
"Dek, Abang di sini.." ucap Hafiz yang langsung menarik tangan adiknya.
Humairah mematung dan menatap kearah orang yang tadi ia peluk. pria tersebut menatap Humairah dengan tatapan datar dan langsung masuk ke dalam kamar. Hafiz yang melihat adiknya mematung, hanya bisa menggelengkan kepala.
"Kalau mau peluk itu lihat dulu orangnya. Sekarang gimana? Malu 'kan jadinya.." ujar Hafiz.
Humairah tidak merespon sama kakak karena ia masih melihat punggung pria yang ia perlukan. "Bukankah itu Aa yang ada di bandara?" Gumam Humairah.