Chereads / Want You to Be Mine. / Chapter 12 - JAY MENGINGAT MASA LALUNYA.

Chapter 12 - JAY MENGINGAT MASA LALUNYA.

Beberapa tahun yang lalu,

Ada seorang anak laki-laki yang masih duduk di bangku SD. Anak laki-laki tersebut terlahir di keluarga kaya raya, dan tak pernah merasakan kekurangan dalam hal materi. Namun, anak laki-laki itu tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ayah sejak ia masih berusia dua tahun. Ayahnya selalu saja mementingkan pekerjaan dari pada istri dan anaknya.

Kim Min Hyun tengah duduk sambil menemani adiknya yang masih berumur 8 tahun. Anak remaja itu mendengar semua pertengkaran kedua orang tuanya. Ia menatap kearah kamar kedua orang tuanya dan tanpa sengaja melihat ibunya tengah di pukuli oleh sang ayah. Kim Min Hyun mengepalkan kedua tangannya, dan saat ia akan masuk ke dalam kamar kedua orang tuanya, sang adik yang bernama Kim Min Jae, menahan tangan sang kakak.

"Jangan, aku tidak mau Hyung terluka.." ujar Min Jae.

"Tapi Eomma dipukul Appa.." ujar Min Hyun.

Min Jae menahan tangan kakaknya, karena ia tidak ingin melihat kakaknya terluka karena ulah sang ayah. Min Hyun menjauhkan tangan adiknya dari tangannya. "Masuk ke dalam kamar, Hyung akan menyelamatkan Eomma.." ucap Min Hyun masuk ke dalam kamar.

Min Jae, berlari masuk ke dalam kamar. Ia tidak ingin dipukuli oleh sang ayah. Min Hyun berada di dalam kamar kedua orang tuanya dan langsung menggigit tangan sang ayah.

"Jangan sakit, Eomma!" Teriak Min Hyun.

Pria paruh baya itu langsung mendorong anaknya hingga, kepala dan tubuh Min Hyun terbentur. Ibu dari Min Hyun langsung mendekati anaknya dan memeluk Min Hyun. "Jangan siksa Min Hyun, dia tidak bersalah sedikitpun.." ujar ibu dari Min Hyun.

Paruh baya itu menjambak rambut sang istri, sontak membuat Min Hyun kesal dan langsung menendang kaki sang ayah. Pria paruh baya tersebut meringis kesakitan dan langsung menarik tangan Min Hyun keluar dari dalam kamar.

"Anak kurang ajar, berani sekali kamu menggigit dan menendang ku!" Bentak ayah dari Min Hyun dan Min Jae.

Min Hyun menangis dan pria paruh baya itu memasukan Min Hyun ke dalam gudang. Ia menyiksa anak sulungnya sehingga tubuh Min Hyun memar. Setiap malam Min Hyun terus menangis karena tubuhnya terdapat banyak memar. Sejak menyelamatkan ibunya itu Min Hyun selalu di siksa hingga pria itu masuk ke sekolah menengah pertama. Min Jae yang ingin membantu sang kakak hanya bisa diam ketakutan. Tuan Kim menatap anak bungsunya dan memeluk Min Jae.

"Ikut Appa, kamu tidak akan Appa siksa. Tenang saja, karena kamu anak yang penurut tidak seperti Hyung kamu.." ujar Tuan Kim.

Min Jae menganggukkan kepalanya dan ikut bersama Tuan Kim. Nyonya Kim masuk ke dalam gudang dan memeluk anaknya yang tengah menangis.

"Kamu baik-baik saja? Maafkan Eomma nak, karena Eomma kamu terluka.." tangis Nyonya Kim.

"Tidak kenapa-napa, Eomma.." balas Min Hyun.

"Pergi nak, kamu harus pergi. Eomma tidak bisa melihat kamu menderita dan di siksa terus. Pergi sayang, pergilah.." ujar Nyonya Kim.

Min Hyun menatap ibunya, anak remaja itu mengangguk. Jujur karena dia sangat menderita selama ini karena ulah ayahnya sendiri. Remaja itu keluar lewat jendela, dan Nyonya Kim langsung keluar dari gudang. Ia melihat ke sekeliling rumah, dan syukurlah rumah aman. Jadi Min Hyun tidak akan ketahuan oleh Tuan Kim.

***

Panti asuhan,

Remaja yang duduk di bangku SMA, tengah menjemur pakaian dan ada seorang anak perempuan yang langsung memeluk tubuhnya. "Oppa Jay, aku mau makan.." ujar anak perempuan itu.

Jay tersenyum dan menggendong anak tersebut. "Ya udah, Oppa ambilkan dulu ya.." jawab Jay dengan ramah.

Namun saat pria itu akan masuk ke dalam panti asuhan. Jay terkejut saat melihat ayahnya yang sudah bertahun-tahun tidak ia lihat berdiri di hadapannya bersama pria yang terlihat lebih muda dari Jay. Sudah dipastikan itu adalah Min Jae, adik kandung dari Jay.

"Oh, jadi selama ini kamu tinggal di sini? Pulang!" Teriak Tuan Kim.

Paruh baya itu menarik tangan anaknya, namun Jay menepis tangan tersebut. "Enggak! Kenapa anda memaksa saya?!" Tegas Jay.

"Pulang, Min Hyun!" Bentak Tuan Kim.

Pria itu dipaksa untuk pulang, dan ibu panti langsung menahan tangan Tuan Kim. "Tenanglah Tuan, ki--,"

"Diam! Kalau anak ini tidak kembali, saya akan menutup panti asuhan ini!" Teriak Tuan Kim.

Jay terkejut, "jangan, Appa. Oke, aku pulang.." balas Jay.

Tuan Kim tersenyum kemenangan, dan Jay hanya pasrah dibawa ke rumah. Saat tiba di rumah, Tuan Kim langsung memberikan dokumen kepindahan anaknya.

"Lanjutkan sekolah mu di Seoul, jangan pernah menampakkan diri kamu di depan orang-orang yang Appa kenal. Pakai nama aslimu untuk dokumen sekolah, tapi rahasiakan nama aslimu dari yang lain. Hanya guru yang boleh tau nama aslimu, Appa akan membayar guru sekolah mu agar tutup mulut.." jelas Tuan Kim.

Jay menganggukkan kepalanya, "pakai saja namamu, untuk perkenalan diri pada semua orang, hanya guru dan keluarga yang boleh tau namamu..." lanjut Tuan Kim.

Jay mengangguk dan langsung mengambil dokumen yang ada di meja. Ia menatap adiknya dan Min Jae terlihat sangat angkuh sekarang. Jay menatap ibunya, yang hanya bisa melihatnya dari jauh. Jay tersenyum kearah Nyonya Kim dan pria itu langsung keluar dari dalam rumahnya. Ia diusir dari rumah kedua orang tuanya dan dia adalah anak yang harus disembunyikan karena kasus perkelahian saat Jay masih kelas empat SD.

Min Jae menjadi manja dan angkuh karena di sayang oleh, Tuan Kim. Pria tampan itu berjalan ke stasiun dan membeli tiket kereta menuju Seoul. Saat sudah mendapatkan tiket, pria itu langsung masuk ke dalam kereta dan ia meninggalkan kota kelahirannya. Jay benar-benar seperti anak yang dibuang, tidak diterima oleh keluarganya sendiri.

Seoul, Korea Selatan.

Jay untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di kota Seoul. Jay yang dulunya anak yang cerita, dan sekarang sudah menjadi pria yang dingin. Ia sekarang sangat sulit untuk berinteraksi dengan yang lain. Ia hanya memikirkan pelajaran, dan ingin sukses. Ia ingin membawa ibunya keluar dari rumah neraka tersebut, itulah cita-cita pria tersebut.

***

Tahun 2021,

Jay duduk di balkon dengan wajah yang memar karena pukulan ayahnya tadi, ia mengingat kembali masa lalunya. Tanpa ia sadari bahwa Humairah tengah berada di balkon kamar sebelah sambil menatap kearah, Jay.

"Oppa, aku obatin ya.." ujar Humairah.

Jay menatap gadis itu, "tidak perlu, ini hanya luka kecil.." balas Jay.

Humairah memanjat dan itu membuat Jay kaget. Pria itu langsung mendekati Humairah. "Oke, obati sekarang.." lanjut Jay yang takut Humairah jatuh.

Humairah tersenyum dan mengobati luka di wajah, Jay. "Kalau Oppa gak mau cerita gapapa," ucap Humairah.

Jay menatap Humairah dan hanya memasang wajah datar. "Perlahan-lahan kamu akan tau," balas Jay.