Jung hoo masuk ke dalam rumah dengan kesal. Pria itu mendekati paruh baya yang tengah duduk di sofa ruang tamu. "Apa maksud Appa datang ke kampus ku? Dan kenapa Appa menyuruh untuk pindah fakultas?" Tanya Jung hoo.
Paruh baya itu menatap Jung hoo, "karena Appa tidak mau kamu berteman dengan Min Hyun, kamu tau keluarganya sangat licik. Bahkan anak kandungnya sendiri saja tidak dianggap. Ayah dari Min Hyun sekarang tengah frustasi karena perusahaannya mulai bangkrut karena ulah anak bungsunya. Jika kamu terus bersama Min Hyun, kamu akan terluka. Appa nya pasti melampiaskan semuanya ke, Min Hyun. Appa tau dia pria yang baik, tapi dia juga akan bisa membuat kamu celaka Min Hyun..." Jelas paruh baya tersebut.
"Aku tidak peduli, Appa. Min Hyun sahabatku dan akan selamanya jadi sahabatku. Dia pria yang baik, tidak seperti temanku di masa lalu! Aku tidak akan pernah jauh dari Min Hyun, jika kata Appa dia akan menjadi pelampiasan, aku akan membantu sahabatku agar tak terluka.." jawab Jung hoo dengan tulus.
Paruh baya yang berstatus sebagai ayah dari Jung hoo menatap sang anak. "Apa pertemanan kalian akan terus seperti ini saat kalian sudah mengenali cinta?" Tanya paruh baya itu.
Jung hoo langsung terdiam, paruh baya itu tersenyum. "Semoga tidak ada yang merubah persahabatan kalian ya. Walau seorang gadis sekalipun, semoga kalian tetap bersahabat dan saling menjaga satu sama lainnya, hingga maut memisahkan kalian. Appa iri dengan persahabatan kalian, tetaplah seperti ini jangan pernah berubah.." sahut ayah dari Jung hoo.
Pria itu mengangguk dan paruh baya itu langsung memeluk ayahnya. "Please, jangan pindahkan aku ke fakultas lain, Appa.." ujar Jung hoo.
"Tidak akan," balas paruh baya tersebut.
Jung hoo tersenyum bahagia dan melihat kakak perempuannya yang begitu cantik menuruni anak tangga. "Udah lama?" Tanya sang kakak.
"Baru saja sampai. Apa kabarmu, Nuna?" Balas Jung hoo.
"Kabar baik, di mana kedua sahabat mu. Biasanya kalian akan datang bersama, ke rumah yang sepi ini?" Tanya kakak dari Jung hoo.
"Mereka lagi di rumah, Hafiz memiliki adik dan dia tinggal di sana. Apa Nuna ingin berkenalan dengannya? Jika mau, aku bisa bawa Nuna ke rumah, atau aku bawa di kesini.." jawab Jung hoo.
"Kakakmu tidak boleh kelelahan, jadi bawa saja dia kesini.." balas ayah dari kedua anak tersebut.
Jung hoo menganggukkan kepalanya, "sekarang?" Tanya Jung hoo.
"Jelas, ajak temanmu juga. Biar rumah ini ramai.." jawab kakak dari Jung hoo.
Pria tampan itu mengangguk kepalanya dan langsung mengabari teman-temannya melalui grup. Humairah juga sudah di masukan ke dalam grup chat, dan tentunya gadis itu akan mendapatkan chat dari Jung hoo. Setelah itu pria tersebut langsung mengobrol bersama kakaknya, karena sudah seminggu mereka tak bertemu.
Di sisi lain,
Jay menghentikan motornya saat mendengar notifikasi ponselnya. Humairah hanya diam dan menatap Jay yang terlihat baru saja menangis, mata pria itu sangat sembab dan saat Jay akan membuka pesan, Humairah turun dari motor dan berdiri di samping, Jay.
"Buka helm nya," ucap Humairah.
Jay mengerutkan dahinya, dan tanpa aba-aba Humairah membuka helm pria tampan tersebut. "Kenapa menangis? Apa karena pria tadi? Aish dasar pria kurang aja, berani sekali dia membuat Oppa ganteng ku menangis. Aku ak--,"
"Udah jangan diteruskan, kamu mau ikut atau tinggal di sini. Aku mau ke rumah orang tua Jung hoo," balas Jay.
Humairah langsung naik ke motor dan Jay hanya bisa terkekeh, pria itu langsung menjalankan motornya menuju rumah orang tua dari Jay.
***
Di rumah kedua orang tua, Jung hoo.
Terlihat motor Hafiz terparkir di halaman rumah. Jay memarkirkan motornya dan langsung turun dari motor bersama dengan Humairah.
"Masha Allah, cantik banget rumahnya. Seperti rumah di drama Korea.." ucap Humairah yang sangat kagum melihat rumah orang tua Jung hoo.
Jay berjalan kearah pintu masuk dan menekan bel rumah. Hanya membutuhkan beberapa menit saja, pintu terbuka. Pelayan menyuruh mereka masuk dan mengantarkan mereka berdua ke tempat biasa, majikannya berkumpul dengan teman-temannya.
"Wah, rumahnya bagus banget.." gumam Humairah.
"Namanya orang kaya, ya pasti bagus..." Balas Jay yang langsung menyapa gadis cantik yang duduk di sebelah Jung hoo.
Gadis cantik itu mengusap rambut Jay, dan itu membuat Humairah cemburu. Humairah hanya berdiri dan tersenyum ramah pada gadis yang duduk di samping, Jung hoo.
"Mari duduk," tawar kakak dari Jung hoo.
"Terimakasih," balas Humairah duduk di samping Hafiz.
Gadis itu menatap Hafiz, "wah dia benar-benar memang adikmu. Dia sangat mirip denganmu," puji kakak dari Jung hoo.
"Ahahaha, terimakasih Nuna Jae-Hee..." Balas Hafiz.
"Perkenalkan diri kamu dek," lanjut Hafiz.
"Halo eonni, nama aku Humairah bisa dipanggil Humai, dan bisa dipanggil Aira. Kalau Abang sih panggilnya, Aira.." jelas Humairah.
"Wah nama yang bagus, nama Eonni Jae-Hee. Salam kenal ya, Eonni ini saudara kandung dari Jung hoo. Sahabat Oppa kamu," valas Jae-Hee.
Humairah menganggukkan kepalanya, gadis itu menundukkan kepalanya dan wajahnya terlihat pucat. "Kamu sakit?" Tanya Jae-Hee.
Humairah menatap Jae-Hee, "tidak, memangnya kenapa?" Balas Humairah.
"Wajah kamu pucat," jawab Jae-Hee.
"Ah, lipstik ku habis. Makanya terlihat pucat, aku baik-baik saja kok, Eonni.." balas Humairah.
Gadis itu menatap Jae-Hee yang duduk di kursi roda. "Nuna gampang lelah, jadi dia harus menggunakan kursi roda agar tubuhnya tidak kelelahan..." Sahut Jung hoo yang paham dengan tatapan Humairah.
Humairah kembali menganggukkan kepalanya, Jay ternyata dalam diam terus menatap Humairah. Ia melihat gelang yang digunakan Humairah sangat persis dengan foto profil teman chatting-an nya dulu. Pria itu menatap Humairah yang terlihat memegangi perutnya. Paruh baya keluar dari dalam kamar dan menyapa mereka semua.
"Makanlah, kalian pasti lapar.." ucap paruh baya tersebut.
"Tidak, Paman. Tadi kita sudah makan," balas Hafiz.
"Ta--,"
Prok
Prok
Prok
"Ahahaha, sudah punya teman baru ya? Sampai lupa dengan teman lama, Paman juga harus sadar. Kita juga teman Jung hoo, malah sedari kecil kita bersama Paman. Masa Paman sombong sekali sih? Lupa dulu anak Paman sempat ma--,"
"Pergi dari rumah saya! Kamu dan ketiga teman kamu hanya membawa pengaruh buruk untuk anak saya!" Bentak ayah dari Jung hoo.
"Aish, setelah anaknya masuk ke dalam penjara. Teman lama anaknya di lupakan.." balas pria tersebut.
Hafiz, Humairah, dan Jay terkejut mendengar semuanya. Jung hoo menggeram kesal dan mendekati temannya di masa lalu. "Pergi dari sini sebelum aku benar-benar marah!" Bentak Jung hoo yang benar-benar kesal.