Humairah tengah berada di ruangan, sambil mengetik tugas yang diberikan dosennya. Gadis itu benar-benar sangat lelah, karena seharian ini dosen yang masuk selalu memberikan tugas untuk para mahasiswa dan mahasiswi. Humairah menghela nafas dengan pelan, dan mengacak rambutnya hingga berantakan.
"Aish, capek banget lagi. Pengen istirahat nggak bisa, hari ini benar-benar hari yang melelahkan. Aku pengen baring di dalam kamar, pengen nonton drakor, pengen lihat movie para bias. Ah, nyebelin banget sih hari ini! Harusnya udah balik jadi ke tunda deh, aish!" Gumam Humairah yang kesal.
Salah satu mahasiswi teman satu fakultas Humairah mendekati gadis cantik tersebut. "Belum selesai juga?" Tanya mahasiswi tersebut.
Mahasiswi itu ternyata juga dari Indonesia, Humairah menatapnya dan menganggukkan kepala dengan malas. "Capek, tugas masih belum selesai. Kamu udah selesai?" Tanya Humairah.
"Belum, aku mau lanjut ke perpustakaan. Mau ikut nggak?" Tanya Mahasiswi tersebut.
"Boleh deh, daripada aku sendirian di sini.." balas Humairah yang langsung merapikan laptopnya dan buku-bukunya yang ada di meja.
Kedua gadis itu keluar dari ruangan, dan berjalan keluar kampus menuju perpustakaan. Hafiz dan kedua sahabatnya tengah berada di kantin, mereka tengah mengisi perut sambil menunggu Humairah yang sedari tadi tidak datang.
"Itu anak gak laper apa? Udah dari tadi ditungguin nggak dateng-dateng. Sebanyak apa sih tugas tuh anak?" Gumam Hafiz yang langsung mengirim pesan pada adiknya.
Humairah membalas pesan sang kakak, Hafiz langsung membeli empat roti dan tiga minuman. "Aku mau pergi ke perpustakaan yang ada di luar dulu. Kalian mau ikut atau nggak?" Ujar Hafiz.
"Aku kayaknya bakal balik ke Busan hari ini, karena Appa menyuruhku untuk datang ke rumah.." jawab Jay.
Hafiz dan Jung hoo langsung menatap kearah Jay. "Tumben sekali, biasanya ayahmu tidak memperbolehkan kamu untuk kembali ke rumah.." ujar Jung hoo yang mulai tidak enak ucapan Jay.
"Entahlah, aku juga gak tau. Jadi aku duluan ya, takut kereta ke Busan berangkat.." lanjut Jay yang langsung keluar dari kampus.
Jung hoo menatap Hafiz, "kita tidak bisa membiarkan Jay sendirian ke Busan. Kita harus mengikutinya, perasaanku tidak enak tentang Jay.." ujar Jung hoo.
"Aku setuju, kita susul adikku terlebih dahulu dan baru kita susul Jay yang tengah menuju ke stasiun kereta.." balas Hafiz.
Kedua pria itu berlari ke perpustakaan yang ada di depan kampus. Mereka masuk ke dalam perpustakaan tersebut, dan mencari keberadaan Humairah. Terlihat dua orang gadis tengah duduk di ujung perpustakaan. Kedua pria tampan itu langsung berlari ke arah ujung perpustakaan.
"Dek, ikut Abang sekarang.." ujar Hafiz.
Humairah kaget dan Jung hoo langsung memasukkan laptop serta buku Humairah ke dalam tas. Hafiz menarik adiknya, dan Humairah langsung menepis tangan sang kakak.
"Apa-apaan sih? Sakit tau!" Ujar Humairah.
"Kita ke Busan sekarang untuk menyusul, Jay. Ayah dari Jay menyuruh untuk kembali ke Busan, dan perasaan Abang gak enak dengan hal itu.." jelas Hafiz.
Saat mendengar ucapan Hafiz, Humairah langsung menarik tangan Abangnya itu. "Buruan nanti Oppa kenapa-napa.." ucap Humairah.
Jung hoo yang melihatnya sedikit cemburu, namun ia bisa apa. Dia dan Humairah hanya sebatas teman, apalagi keyakinan mereka sangat berbeda. Dia tidak ingin menghianati Tuhannya dan Humairah juga tidak ingin menghianati Tuhannya. Ingin menjadikan Humairah pendamping hidup, itu sangat tidak mungkin karena tembok pembatas mereka sangat tinggi dan kokoh.
Ia mengikuti kakak beradik tersebut, dan mereka naik ke motor menuju stasiun kereta. Mereka memarkirkan motor, dan meminta pada satpam stasiun untuk menjaga motor mereka. Karena mereka sudah terbiasa meminta tolong pada satpam tersebut. Ketiga orang tersebut masuk ke dalam stasiun dan membeli tiket, ternyata masih ada kereta menuju Busan untuk keberangkatan terakhir. Kereta pun berangkat, Humairah benar-benar khawatir dengan keadaan Jay. Ia tahu bagaimana kerasnya Ayah Jay.
'Semoga Oppa baik-baik aja, aamiin..' batin Humairah.
***
Setelah beberapa jam di kereta, akhirnya mereka tiba di Busan. Ketiga orang tersebut langsung keluar dari kereta, dan berlari keluar stasiun. Hafiz menghentikan taksi, kemudian ketiga orang itu masuk ke dalam taksi. Jung hoo memberikan alamat rumah Jay.
"Cepat ya Pak, teman saya sepertinya sudah menunggu.." ucap Jung hoo yang khawatir pada Jay.
Di rumah kedua orang tua Jay,
Pria itu masuk ke dalam rumah dan langsung diseret oleh Tuan Kim. Paruh baya itu mendorong tubuh Jay hingga terjatuh, ke lantai. Nyonya Kim kaget dan mendekati anaknya.
"Kamu gapapa?" Tanya Nyonya Kim.
"Aku gapapa, Eomma di sana aja. Min Hyun takut Eomma kenapa-napa.." balas Jay.
Nyonya Kim menggelengkan kepalanya, Min Jae menarik pelan tangan Ibunya untuk menjauh dari sang kakak. "Min Jae, jangan jauhkan Eomma dari Hyung mu.." ucap Nyonya Kim.
"Diam, Eomma! Nanti Eomma ditampar oleh Appa!" Tegas Min Jae.
Tuan Kim langsung menampar wajah Jay, hingga berdarah. Jay menatap Ayahnya dengan sudut bibir yang berdarah. "Berani sekali kamu menyentuh anak saya! Ingat kamu sekarang sudah menjadi orang asing di rumah ini. Jangan pernah memukul anak saya!" Teriak Tuan Kim.
Jay menatap adiknya dan tersenyum kecil. Ternyata adiknya memang sudah berubah drastis. Dia bukan seperti adiknya yang baik hati lagi. Tuan Kim kesal dan menendang anaknya, Nyonya Kim teriak dan dia menangis.
"Stop! Jangan sakiti Min Hyun! Aku mohon, jangan!" Tangis Nyonya Kim yang memberontak dari tangan Min Jae.
Jay sudah babak belur dan saat tamparan akan melayang ke wajah Jay, Humairah datang dan menerima tamparan itu. Hafiz dan Jung Hoo terkejut, bahkan Jay juga ikut terkejut. Pria itu membalikkan tubuh Humairah dan melihat sudut bibir gadis itu berdarah. Ia mengepalkan kedua tangannya karena kesal. Jay menatap ayahnya dengan tatapan permusuhan.
Humairah menggenggam tangan Jay, agar tidak marah. Nyonya Kim menepis tangan Min Jae dan memeluk Jay.
"Maafkan Eomma, tidak bisa melindungi kamu Min Hyun.." ucap Nyonya Kim.
Hafiz, Jung hoo dan Humairah kaget saat mendengar ucapan Nyonya Kim. "Min Hyun?" Gumam Humairah sambil menatap Jay.
Min Jae menarik tangan Nyonya Kim dan mendorong Humairah. Jay langsung menangkap Humairah dan menatap tajam sang adik. Saat Humairah aman, Jay langsung mendekati adiknya.
Bugh!
"Ini baru namanya pukulan, anjing!" Ucap Jay dengan bahasa Indonesia.
Sudut bibir Min Jae berdarah, "kurang ajar kau Min Hyun!" Teriak Tuan Kim yang akan memukul Jay lagi.
Cekrek!
Jung hoo mengambil foto Tuan Kim yang akan memukul Jay. Tuan Kim langsung berhenti, dan menatap Jung hoo dan Hafiz.
"Pukul saja, dan ini akan kami laporkan atas tindakan kekerasan terhadap anak..." Sahut Jung hoo.