Chereads / Want You to Be Mine. / Chapter 21 - RASA APA INI?

Chapter 21 - RASA APA INI?

Jay menatap Humairah yang terlihat takut. Pria itu langsung menghela napas dengan pelan. Ia mengelus kepala Humairah, "aku akan kembalikan uang ini, besok sebelum kembali ke Seoul.." ujar Jay.

Humairah menggelengkan kepalanya, "biar Humairah aja ya, soalnya Humairah udah janji akan mengembalikan uang itu pada ibu Oppa.." balas Humairah.

"Kamu mau ke rumah lagi?" Tanya Jay.

Humairah menggelengkan kepalanya, "bibi mau bertemu Humairah di sebuah tempat. Katanya kalau Oppa gak terima, Humairah di suruh datang ke pantai, bibi menunggu di sana sampai jam 12 siang.." balas Humairah.

Degup jantung Jay benar-benar tak beraturan saat ini. Pria itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Entah kenapa setiap melihat Humairah, ada rasa yang tak pernah ia rasakan timbul dan berakhir dengan kegugupan. Humairah yang melihat Jay mengalihkan pandangannya, langsung menyimpan amplop yang ada di tangan Jay ke dalam tasnya. Gadis itu menatap kearah luar jendela.

"Aku ikut," sahut Jay.

Humairah mantap Jay, dan menganggukkan kepalanya dengan bahagia. "Terimakasih sudah mau ikut Oppa," balas Humairah dengan senyuman bahagia.

Jay menatap Humairah dan dadanya semakin berdegup kencang. Ia menghela napas dengan pelan, Hafiz yang melihat semua itu hanya terkekeh. Jung hoo hanya diam, ia cemburu namun ia hanya bisa diam dan menahan rasa cemburu tersebut. Ia tidak bisa melewati batasan, mereka hanya berteman. Tidak akan lebih, karena banyak sekali yang menghalangi mereka untuk bersatu, yang paling utama adalah perbedaan keyakinan dan kepercayaan.

Hafiz yang melihat Jung hoo langsung memegang bahu sahabatnya. "Ada wanita yang sudah disiapkan oleh Tuhan untukmu. Wanita yang memiliki keyakinan dan kepercayaan yang sama dengan mu. Intinya jangan pernah mengkhianati Tuhan mu, atau keyakinan mu.." jelas Hafiz.

Jung hoo tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya. Ia melihat kearah depan, dengan rasa cemburu yang masih ada di hatinya. Jay berusaha menetralkan perasaannya, dan Humairah tersenyum senang karena besok Jay akan ikut dengannya bertemu Nyonya Kim. Tiba-tiba Humairah melihat seorang pria yang sangat ia kenal, tengah berdiri di tepi jalan dengan seorang anak laki-laki.

Bus berhenti di halte bus, dan mereka keluar dari dalam bus. Humairah berlari kearah pria tersebut dan melihat pria itu dari kejauhan. Pria itu tengah tersenyum bahagia bersama anak laki-laki yang tengah ia gandeng dan Humairah melihat seorang gadis yang berstatus sebagai sahabat kecilnya. Hafiz melihat adiknya dan melihat pria yang tengah terlihat sangat bahagia dengan seorang gadis dan anak laki-laki.

"Fauzan," ucap Hafiz.

Pria tersebut dan sahabat Humairah menyeberangin jalan. Saat sudah di tepi jalan, mereka menghentikan langkah saat melihat Humairah yang tengah menatap anak laki-laki mereka. Jay menatap Humairah dan mendekati gadis itu.

"Aira," panggil gadis yang berstatus sebagai sahabat Humairah.

Humairah menatap sahabatnya dan tersenyum manis. "Apa kabar mu?" Tanya Humairah.

"Kabar baik, kamu sudah dewasa. Terakhir kita bertemu saat kelas tiga SMP. Aku merindukanmu!" Ucap gadis yang sudah memiliki satu anak tersebut. Ia memeluk Humairah namun Humairah tidak membalas pelukan tersebut.

"Aku pergi dulu ya," ujar Humairah yang berusaha menahan sakit hatinya.

Jay menggenggam tangan Humairah dan mereka langsung menjauh dari kedua orang tersebut. Anak laki-laki itu melambaikan tangan pada Humairah. "Annyeong," ucap Humairah sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Nee," balas anak laki-laki itu yang sangat senang melihat wajah cantik milik Humairah.

Kedua orang itu berjalan mendekati tempat Hafiz dan Jung hoo berdiri. Selama berjalan, mereka mengobrol dan saling bertanya.

"Siapa dia?" Tanya Jay.

Humairah menatap Jay, "masa lalu, dan gadis itu sahabat ku yang merebut orang yang aku cintai.." balas Humairah sambil tersenyum.

"Tapi tenang saja, aku udah move on dan bakal cari Oppa Korea yang ganteng buat jadi suami ku!" Tegas Humairah.

Jay menganggukkan kepalanya dan menatap tangannya yang bergenggaman dengan tangan Humairah. Pria itu langsung melepaskan genggaman tersebut dan perasaannya kembali gugup karena ulah Humairah.

'Rasa apa ini?' batin Jay.

Humairah mengerutkan keningnya, "kenapa Oppa? Kasar banget lepasin tangan Aira.." tanya Humairah.

"Gapapa," balas Jay dengan singkat.

***

Malam hari di penginapan,

Jay duduk di taman depan sambil menghela napas dengan pelan. Pria itu menatap langit di malam hari sambil memegang dadanya yang selalu berdetak saat bersama, Humairah.

"Rasa apa ini? Apa ini yang namanya cinta? Ah, paling aku bakalan demam. Tidak mungkin jatuh cinta," gumam Jay.

"Jatuh cinta?" Tanya Humairah yang tiba-tiba saja duduk di samping Jay.

Membuat pria itu terkejut bukan main, "astaghfirullah, kamu kenapa sih? Suka bikin kaget, untung aku gak jantungan.." balas Jay.

Humairah terkekeh, "maaf ya, btw Oppa lagi jatuh cinta sama siapa nih? Mau tau dong," lanjut Humairah.

"Ade deh, kamu gak perlu tau.." balas Jay.

"Pasti gadis itu beruntung banget.." lanjut Humairah.

"Kenapa begitu?" Tanya Jay.

"Karena dicintai sama, Oppa. Huh, Aira pernah jatuh cinta bahkan bucin banget. Tapi benar kata Ayah, kita jangan terlalu mencintai makhluk Allah melebihi cinta kita ke sang maha pencipta. Dia diambil oleh sahabat ku sendiri. Eh lebih tepatnya gak jodoh, mereka dipersatukan karena satu insiden. Mereka nikah dan setelah itu aku tidak tau mereka kabar mereka, saat itu aku masih kelas tiga SMP. Setelah bertahun-tahun akhirnya aku tau, ternyata mereka berada di Busan. Mereka membesarkan anak mereka di kota ini..." Jelas Humairah.

"Apa kamu marah?" Tanya Jay menatap Humairah.

"Marah sih enggak, tapi masih sakit hati aja. Huh, tadi saat melihat anaknya sakit hatiku seketika menghilang. Aku yakin Allah sudah mempersiapkan laki-laki yang baik hati untukku. Laki-laki itu tentunya akan menuntunku selalu bersujud pada sang maha pencipta.." jawab Humairah.

Jay tersenyum dan menatap kearah bintang. "Serahkan saja pada yang maha pencipta. Oppa yakin, Allah sudah mempersiapkan laki-laki yang baik untukmu..." Lanjut Jay.

Humairah menatap Jay, "Oppa malam ini sangat berbeda. Wajah Oppa memerah, apa Oppa sakit?" Tanya Humairah yang langsung menyentuh kening Jay.

Degup jantung Jay kembali berdetak cepat. Pria itu terlihat gugup dan langsung memegang tangan Humairah yang ada di dahinya. "Aku gugup," ucap Jay yang tanpa sadar mengucapkan perkataan itu.

Humairah terkejut dan merasakan dada Jay. Benar kata pria itu, dadanya berdetak dengan cepat. Jay memegang tangan Humairah kembali, dan menjauhkan tangan gadis itu darinya. Ia langsung berlari masuk ke dalam penginapan, Humairah yang melihat langsung terkekeh. Wajah Jay benar-benar sangat merah.

"Apa Oppa salting ya sama gue? Aish gak boleh kepedean Aira. Hadeh, mana mungkin Oppa seganteng itu salting sama lu, bego amat dah. Aira, Aira, mimpi aja terus sampai mampus.." gumam Humairah.

Brak!

Terdengar suara pot terjatuh, gadis itu langsung menatap kearah sumber suara dan terlihat ada seseorang yang langsung lari saat menjatuhkan pot bunga. Humairah berlari kearah orang tersebut namun, orang itu sudah menjauh.

"Aish siapa tuh? Jangan-jangan hantu? Gak, mana ada hantu!" Gumam Humairah.

Gadis itu seketika merinding dan langsung berlari masuk ke dalam penginapan. Di sisi lain orang yang mengintip tadi langsung membuka sepatu yang ia kenakan, dan ternyata kakinya berdarah.

"Akh," ringis orang itu.