Di dalam kereta,
Humairah menyandarkan kepalanya di kaca jendela kereta. Jay yang melihatnya langsung memegangi kepala Humairah.
"Bersandar saja di bahu ku.." ujar Jay.
Humairah menatap Jay dan menyandarkan kepalanya di bahu Jay. Pria itu mengusap rambut Humairah, kemudian mengusap punggung tangan Humairah, seperti yang Hafiz lakukan saat di taksi. Jay terus melihat apa yang Hafiz lakukan pada adiknya. Saat melihat Hafiz mengusap punggung tangan dan punggung Humairah, gadis itu langsung terdiam dan tidak kesakitan lagi.
"Sakit banget ya?" Tanya Jay.
Humairah menganggukkan kepalanya, "ini baru sakit bulanan, belum sakit saat akan melahirkan. Bunda memang mempertaruhkan nyawanya, untuk melahirkan kedua anaknya. Ternyata seorang ibu memang hebat dan sangat kuat.." jawab Humairah yang menggenggam tangan Jay.
Jay membalas genggaman tangan tersebut, "seorang ibu memang kuat, makanya drajat wanita lebih tinggi dari pria. Sekarang masih sakit?" Lanjut Jay.
Humairah menggelengkan kepalanya, "sudah lumayan mendingan. Terimakasih ya, Oppa.." balas Humairah.
"Sama-sama, lebih baik kamu tidur. Siapa tau saat kamu bangun, rasa sakitnya menghilang.." jelas Jay.
Humairah menatap Jay dengan wajah pucat dan mata sayu nya. Gadis itu mengangguk dan tersenyum kecil. Ia langsung menyandarkan kepalanya dengan nyaman di bahu, Jay. Ia memejamkan kedua matanya dan masih setia menggenggam tangan Jay. Jung hoo yang duduk di bangku sebelah kanan mereka, langsung terdiam dan dadanya terasa sangat sakit melihat orang yang ia cintai bersama pria lain. Hafiz? Sudah tertidur di samping Jung hoo. Ada dua gadis yang duduk di depan mereka, terus saja menatap Jung hoo dan Hafiz.
Salah satu gadis itu menatap kearah Jay dan Humairah. "Cinta sepihak memang menyakitkan.." ujar gadis itu pada Jung hoo dengan logat Busan.
Jung hoo langsung menatap gadis itu, "kalau cinta ungkapkan saja. Tapi sepertinya gadis itu mencintai pria yang bersamanya. Kamu kalah, jadi menyerah lah.." lanjut gadis itu.
"Liat kalung salib mu dan tasbih yang digenggam gadis itu. Tembok penghalang kalian sangat kokoh, jangan ambil gadis itu dari Tuhannya dan jangan pernah mengkhianati Tuhan mu.." Ujar gadis itu lagi dan ia langsung memejamkan kedua matanya.
Jung hoo menatap gadis yang ada dihadapannya, kemudian menatap Humairah yang sangat nyaman bersandar di bahu Jay. Pria itu menatap kearah tangan Humairah yang memegang tasbih, ia langsung menghela napas dengan pelan. Ia menatap keluar jendela kereta api, dan mantap tasbih di tangan Hafiz. Humairah dan Hafiz saat di perjalanan selalu memegang tasbih, walau mereka belum sempurna dalam ibadah. Namun mereka berusaha untuk taat menjalankan kewajiban mereka, dan hati mereka tenang saat sudah memegang tasbih pemberian mendiang kakek dan nenek mereka.
Kereta berhenti di stasiun Seoul, gadis yang duduk di depan Jung hoo berdiri dan tersenyum kearah Humairah. Senyuman itu dibalas oleh Humairah, mereka keluar dari kereta bersama. Dan saat sudah berada di luar, Humairah mendekati gadis tersebut.
"Kamu juga di Busan, pantas saja tiga hari yang lalu kamu tidak datang.." ujar Humairah.
"Ehehehe, aku meliburkan diri. Kepala ku sakit, belajar terus menerus..." Jawab gadis itu.
"Hana, kalau tidak belajar mana bisa sukses. Jangan malas," lanjut Humairah.
"Baiklah, Humairah. Aku duluan ya, assalamualaikum.." jawab Hana.
"Apa boleh non muslim mengucapkan salam?" Tanya Hana yang takut.
"Tentu boleh," balas Humairah.
Hana bernapas lega, gadis itu tersenyum dan langsung berjalan keluar stasiun dengan temannya. Jung hoo menatap Hana dan gadis itu tersenyum kecil. Hafiz memegang adiknya dan mereka berjalan keluar dari stasiun tersebut.
***
Di rumah,
Hafiz langsung membantu adiknya untuk tidur di atas kasur. Jay dan Jung hoo bersiap-siap untuk pergi kuliah. Hafiz mengecup pucuk kepala adiknya.
"Istirahat, Oppa harus ke kampus. Nanti Oppa akan memberitahu dosen kamu, hari ini kamu tidak masuk.." ujar Hafiz.
Humairah mengangguk dan tersenyum kecil. Hafiz keluar dari dalam kamar adiknya, dan masuk ke kamarnya karena ia juga ingin bersiap-siap. Di dalam kamar, Jung hoo melihat Jay tengah menjalankan ibadahnya dan itu membuat hatinya tertusuk oleh kenyataan. Ia benar-benar tidak bisa bersatu dengan Humairah, gadis yang ia cintai. Jung hoo keluar dari dalam kamar dan langsung pergi ke kampus lebih dulu.
Di kampus,
Jung hoo datang lebih awal dari kedua temannya. Hana, gadis itu tanpa sengaja menabrak Jung hoo. "Maaf," ucap Hana menatap Jung hoo.
Jung hoo menganggukkan kepalanya dan masuk ke dalam ruangannya. Hana melihat kepergian pria tersebut, dan tersenyum kecil. "Ternyata satu kampus, kakak tingkat lagi. Jodoh gak kemana," gumam Hana sambil tersenyum kecil.
Gadis itu masuk ke dalam ruangan, dan saat akan duduk di bangku Hafiz masuk ke dalam kelas. "Maaf, bisa izinkan Humairah pada dosen? Dia sedang sakit," ujar Hafiz.
"Oke, Oppa ganteng.." balas Mahasiswi di ruangan.
"Terimakasih banyak," jawab Hafiz sambil tersenyum.
Para Mahasiswi langsung teriak kegirangan saat melihat senyum Hafiz. Saat pria itu akan keluar dari dalam ruangan, Hana berlari kearah Hafiz dan menyentuh tangan Hafiz.
"Apa nanti aku boleh menjenguk, Humairah?" Tanya Hana.
Hafiz menatap Hana, "tentu," balas Hafiz yang langsung keluar dari ruang.
Hana tersenyum dan langsung kembali duduk. Dosen masuk dan langsung memberikan materi hari ini. Di rumah, Humairah berbaring di kasur sambil menatap layar ponselnya.
"KMH, akunnya aktif lagi. Apa aku ajak di bertemu saja ya? Tapi, aku yakin Abang gak boleh aku keluar sendirian.." gumam Humairah.
"Aish, chat aja deh.." lanjut Humairah.
Setelah mengirimkan pesan, gadis itu langsung beristirahat karena perutnya kembali terasa sakit. Ia tertidur dalam hitungan detik tanpa sadar ternyata Jay sudah membalas pesannya. Humairah tidur dengan nyenyak, dan menuju alam mimpi yang sangat indah.
***
Malam hari,
Humairah duduk di bangku cafe, sambil menunggu teman chatting-an nya. Ada sebuah tangan memegang bahunya dan gadis itu langsung menatap pria tersebut. Humairah terkejut bukan main, "jadi KMH itu kamu?" Tanya Humairah.
Pria itu tersenyum kecil dan duduk di depan Humairah. "Jadi gadis kecil itu kamu? Humairah?" Tanya Pria itu.
"Aku benar-benar tidak menyangka bahwa itu kamu.." lanjut pria tersebut.
"Aku juga tidak menyangka.." balas Humairah
Humairah dan pria itu tersenyum, kemudian mengobrol bersama. Mereka tersenyum bersama, dan memakan pesanan mereka. Setelah selesai makan mereka memilih untuk berjalan-jalan ke sungai Han. Ingin menghabiskan waktu bersama, dan melihat tempat-tempat yang indah di malam hari.
Di sisi lain,
Jay masuk ke cafe dan melihat sekelilingnya. Ia tidak menemukan gadis kecilnya, pria itu menanyakan pada pelayan cafe dan pelayan cafe tersebut memberitahu bahwa gadis yang duduk di kursi nomor 7 sudah pergi bersama seorang pria. Jay menghela napas dengan pelan, dan menatap layar ponselnya. Gadis itu mengganti foto profil dan itu membuat Jay benar-benar terkejut bukan main.
"Humairah?" Ujar Jay yang terkejut.
***
Di sungai Han,
"Humairah masih tidak menyangka, Oppa. Ternyata Oppa Jung hoo, KMH itu? Astaga dunia ternyata sempit ya.." ujar Humairah.
Jung hoo hanya tersenyum, 'maaf Min Hyun. Mungkin dengan cara ini aku bisa dekat dengan Humairah dan mendapatkan hatinya..' batin Jung hoo.