Chereads / Want You to Be Mine. / Chapter 25 - TUDUHAN YANG TAK PERNAH JAY LAKUKAN.

Chapter 25 - TUDUHAN YANG TAK PERNAH JAY LAKUKAN.

Enam bulan kemudian,

Humairah sudah berada di Korea Selatan cukup lama. Gadis itu juga sudah terbiasa dengan budaya di Korea. Jung hoo semakin dekat dengan Humairah, karena kebohongan nya. Namun tidak bisa dipungkiri, untuk menaklukkan hati gadis itu sangat sulit. Humairah terus saja menempel dengan Jay, yang mulai bersikap lembut pada gadis cantik itu.

Sehingga di suatu malam, Jung hoo pulang dan memukul wajah Jay hingga babak belur. "Kenapa kamu selalu menghalangi ku mendekati, Humairah? Kamu tau aku mencintai gadis itu! Aku menyayangi Humairah! Aku tidak akan biarkan kamu terus berdekatan dengan Humairah. Lihat saja aku akan membuat Humairah membencinu, Jay.." tegas Jung hoo yang mendorong Jay hingga terjatuh ke aspal jalanan.

Jay hanya diam dan menghapus darah di sudut bibirnya. Pria itu terkekeh, dan mengingat ucapan Jung hoo saat mereka berada di dalam kamar. "Ini yang dia maksud tidak mau persahabatan hancur karena satu orang gadis. Ternyata Jung hoo memakan ucapannya sendiri..." Gumam Jay.

Saat pria itu akan berdiri, Min Jae berdiri di depannya dan menendang dada sang kakak. "Argh!" Ringis Jay sambil memegang dadanya yang sangat sakit akibat tendangan dari sang adik.

"Beri aku nomor Humairah, aku ingin mendekatinya. Ah, kamu mau 'kan punya adik ipar seperti Humairah. Jadi beri aku nomor gadis itu, dan aku akan menjadikan dia istriku.." ujar Min Jae menatap kakaknya yang tengah ia injak.

Jay benar-benar sudah kesal dan langsung mendorong kaki adiknya hingga Min Jae terjatuh. "Tidak akan aku biarkan kamu mendekati gadis cantik seperti, Humairah.." jelas Jay yang langsung pergi dari hadapan adiknya.

Pria itu naik ke atas motor menuju rumah sewaan nya bersama kedua temannya. Saat berada di depan rumah ia melihat ada sebuah mobil. Ia turun dari motor dan masuk ke dalam rumah. Pria itu mendapatkan pukulan keras dari pria paruh baya yang tak ia kenal. Hafiz dan Humairah menjauhkan pria paruh baya itu dari Jay. Terlihat seorang gadis tengah menangis di dalam pelukan Jung hoo.

"Lepaskan saya, anak ini benar-benar tidak tau malu! Berani sekali dia menghamili anak saya dan menjauh begitu saya. Ingin sekali saya membunuh pria bajingan ini! Tanggungjawab atas perbuatan kamu!" Bentak paruh baya itu.

Jay menatap paruh baya tersebut dan tidak terima dengan tuduhan yang tidak benar. "Saya tidak pernah tidur dengan anak anda. Jangan asal menuduh yang bukan-bukan! Saya berani bersumpah, saya tidak pernah menyentuh gadis itu! Saya juga tidak mengenalnya," tegas Jay yang paling tidak suka jika dirinya dituduh hal-hal aneh.

Humairah menatap Jay dan Jay membalas tatapan tersebut. "Demi Allah, aku gak pernah meniduri gadis itu apalagi membuat dia sampai hamil. Seburuk-buruknya diriku, ku masih ingat dosa. Percayalah Aira, Hafiz, aku tidak pernah menghamili gadis yang baru aku lihat ini.." jelas Jay.

Hafiz hanya diam, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Jika bersangkutan dengan wanita, dia tidak sanggup. Apalagi wanita tersebut tengah hamil dan itu benar-benar membuat dia kecewa pada, sahabatnya sendiri. Jay menatap wanita tersebut, dan mendekatinya.

"Jangan pernah memfitnah ku! Beritahu orang tua mu kalau kau hanya berbohong!" Tegas Jay.

Jung hoo mendorong Jay, hingga tersungkur. "Jangan kasar dengan wanita..." Ujar Jung hoo.

Jay terjatuh ke lantai dan menatap Jung hoo. Terlihat sahabatnya itu sangat bahagia, melihat Jay disudutkan oleh tuduhan yang tak ia lakukan. Pria paruh baya tersebut, mencengkram baju Jay.

"Dasar berandal, tanggung jawab atas apa yang kamu perbuat. Setelah itu baru kamu bebas dari saya.." ancaman paruh baya tersebut.

Jay menatap pria yang berstatus sebagai ayah gadis yang tengah dipeluk, Jung hoo. "Aku tidak akan bertanggung jawab dengan apa yang tidak pernah aku lakukan. Demi Tuhanku, aku tidak pernah menyentuh tubuh anak anda sedikitpun.." kekeh Jay, karena memang bukan dia yang menghamili gadis itu.

"Kalau kamu tidak mengaku juga, keluar dari rumah ini. Aku akan mengembalikan uangmu, dan jangan pernah mendekati rumah ini. Aku tidak ingin adikku kau noda seperti gadis yang tak kau anggap ini!" Amarah Hafiz.

Jay menatap Hafiz, ternyata Hafiz sudah tak percaya dengan dirinya lagi. Ia menatap Jung hoo kembali dan pria itu tersenyum miring. Ia menepis tangan pria paruh baya tersebut dan menatapnya dengan tajam. Jay berjalan kearah kamar dan mengambil baju-baju yang ada di dalam lemari. Ia berjalan keluar dari dalam kamar menuju ruang tamu. Ia menatap Humairah, dan gadis itu hanya diam. Humairah tak menatap Jay sedikit pun, gadis itu memilih untuk masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu kamarnya.

Jay menghela napas dengan pelan, ia menatap Jung hoo. "Karma berlaku," ujar Jay yang langsung keluar dari dalam rumah dan menaiki motornya menjauhi rumah tersebut.

Gadis yang ada dipelukkan Jung hoo terus saja menangis. "Tenanglah jangan menangis lagi, aku pastikan dia akan bertanggung jawab terhadap mu. Percayalah," ucap Jung hoo yang mencoba menenangkan gadis tersebut.

Hafiz mendekati gadis itu, "sudah, jangan menangis hanya karena pria seperti dia. Aku yakin dia akan bertanggung jawab, dan kalau pun dia tidak mau. Kita laporkan saja ke kantor polisi, karena ia tidak mau bertanggung jawab atas kehamilan mu.." sahut Hafiz.

Gadis itu mengangguk dan menghapus air matanya. Ia keluar bersama pria paruh baya yang berstatus sebagai ayahnya. Jung hoo ikut bersama kedua orang tersebut dengan alasan ingin mengantar hingga depan rumah. Hafiz memilih masuk ke dalam kamar adiknya dan mendekati Humairah yang ada di balkon kamar.

"Dek," panggil Hafiz.

Humairah menatap Hafiz, "eh ada apa bang?" Tanya Humairah.

"Kamu gapapa?" Tanya Hafiz yang mencoba memastikan adiknya baik-baik saja.

Hafiz tau adiknya menaruh rasa pada, Jay. "Aku baik-baik aja kok," jawab Humairah.

Hafiz memeluk Humairah dan mengusap rambut adiknya. "Masih banyak pria lain dek, jangan dipikirkan lagi ya. Allah sudah memperlihatkan pada kita, ternyata Jay bukan pilih tepat untuk kamu.." lanjut Hafiz.

Humairah hanya diam dipelukan kakaknya. Di sisi lain, Jung hoo mengeluarkan amplop coklat dan memberikannya pada dua orang yang tadi datang ke rumah sewa mereka.

"Kerja bagus, berkat kalian aku semakin mudah mendapatkan Humairah. Kalian memang aktor yang paling hebat," ucap Jung hoo sambil tersenyum puas.

"Ahahaha, sama-sama. Terimakasih uangnya, kalau begitu kami permisi terlebih dahulu.." jawab pria paruh baya yang ternyata orang bayaran Jung hoo.

Pria paruh baya dan gadis yang mengaku hamil itu langsung pergi dari halaman rumah. Jung hoo terlihat sangat bahagia karena Jay pergi dari rumah ini, sehingga mempermudah dirinya agar bisa mendekati Humairah dan mendapatkan hati gadis tersebut.

"Apapun akan aku lakukan, agar kamu bersamaku Humairah.." gumam Jung hoo menatap kaca jendela kamar Humairah dengan senyuman yang sangat lega.