Min Jae kesal dan saat akan membalas ucapan Humairah, Jay langsung menarik Humairah agar berdiri di belakangnya.
"Pergilah, nanti malam aku akan datang. Mau bertemu di mana?" Tanya Jay.
Min Jae mengepal kedua tangannya, "nanti akan aku kirimkan alamat cafenya..." Jawab Min Jae.
Jay menganggukkan kepalanya dan masuk ke dalam rumah, bersama Humairah. Pria itu menggeram kesal dan langsung menjauhi rumah sang kakak. Humairah yang tengah digandeng oleh Jay, langsung menepis tangan Jay.
"Kenapa sih kamu setuju dengan ucapan pria sialan itu? Kamu di manfaatkan loh, dia yang kuliah harusnya dia yang mengerjakan tugasnya. Masa kamu sih? Kalau kamu yang mengerjakan nya, nanti dia bakal nagih dan terus menyuruh kamu.." jelas Humairah.
Jay menatap Humairah, "diam lah, ini urusan ku dan adikku. Jangan pernah ikut campur, kamu hanya orang asing di sini.." jawab Jay yang menohok dan membuat hati Humairah sakit.
Gadis itu langsung membuang wajahnya dan masuk ke dalam kamar. Ia benar-benar sakit hati mendengar ucapan dari Jay. Itu sangat membuat hatinya terasa sakit. Humairah kesal dan langsung mengunci kamarnya. Jay yang melihat gadis itu pergi, merasa bersalah. Pria itu menyusul Humairah, ia mengetuk kamar Humairah. Namun gadis itu tak merespon sedikitpun.
"Maaf atas ucapan ku," ujar Jay.
Humairah yang ada di dalam kamar hanya diam, dan menangis dalam diam. Entah kenapa sakit rasanya mendengar ucapan Jay tadi, apalagi Jay adalah pria yang ia sukai. Humairah mengambil headset dan memasang nya di kedua telinganya. Ia menghidupkan music dan menaikkan volume agar suara Jay tidak terdengar.
Jay terus mengetuk pintu, dan akhirnya pria itu menyerah. "Maaf," ucap Jay yang langsung terduduk di depan pintu kamar.
"Aish, kenapa kamu bicara seperti itu Jay? Ya Tuhan, kamu ingat perkataan seperti itu sangat membuat hati seseorang sakit. Maaf, Humairah, maaf.." gumam Jay.
Di sisi lain,
Jung hoo berhenti di salah satu toko buah. Dia ingin membelikan Humairah buah-buahan karena beberapa hari ini kulit gadis cantik itu terlihat kering. Ia mengambil buah apel, anggur dan buah lainnya. Setelah selesai membayar buah tersebut, ia langsung naik ke motor miliknya dan menuju rumah. Hafiz ternyata sudah sampai di rumah, pria itu masuk ke dalam rumah dan terkejut saat melihat Jay duduk di pintu kamar adiknya.
"Jay, kenapa duduk di sini?" Tanya Hafiz.
Jay menatap Hafiz, pria itu langsung berdiri. "Bagaimana cara agar adikmu tidak marah lagi? Aku tidak sengaja menyakiti hatinya dengan ucapan ku.." tanya Jay.
Hafiz terkejut, "apa yang kamu ucapkan padanya?" Tanya Hafiz.
"Kamu hanya orang asing," balas Jay.
Hafiz me mengerutkan dahinya, "cuma itu? Astaga biasanya dia gak marah deh, kalau orang yang baru dia kenal bicara itu. Tapi kok dia baperan ya saat kamu mengucapkan kata itu? Aneh?" Ujar Hafiz.
Jay hanya menggelengkan kepalanya, "ajak dia jalan-jalan, belikan dia coklat dan boneka. Kamu bujuk dia, pasti dia bakal maafin kamu. Tapi harus berusaha dengan keras itu, dia susah banget soalnya.." lanjut Hafiz.
Jay menganggukkan kepalanya, "terimakasih, Hafiz. Aku akan mengikuti ucapan mu.." balas Jay.
Hafiz menganggukkan kepalanya, dan masuk ke dalam kamar. Jay menatap kamar Humairah dan pria itu langsung masuk ke dalam kamar. Jung hoo yang ada di tangga mengerutkan dahinya, karena ia penasaran dengan pembicaraan Hafiz dan Jay.
"Mereka membicarakan apa ya? Kok pakai bahasa Indonesia, jadi aku gak ngerti deh.." gumam Jung hoo.
Ceklek!
Pintu kamar Humairah terbuka, karena gadis itu ingin pergi kuliah. Jung hoo tersenyum dan mendekati gadis cantik tersebut. "Humairah, Oppa bawakan kamu buah. Di makan ya," ucap Jung hoo sambil menyodorkan buah pada Humairah.
Gadis itu itu memaksakan diri untuk tersenyum, dan menerima buah tersebut. "Gomawo Oppa, Humairah ke kampus dulu ya..." Balas Humairah.
Gadis itu langsung berjalan menuruni anak tangga. Jung hoo menatap Humairah yang terlihat tidak semangat. "Dia kenapa ya?" Tanya Jung hoo.
Pria menghela napas dan masuk ke dalam kamar. Di luar rumah, Humairah berjalan menuju halte bus. Saat bus sudah datang, ia masuk ke dalam dan tentunya duduk di bagian belakang karena itu tempat yang ia sukai. Setelah bus berhenti di dekat halte depan universitas tempat ia kuliah, gadis itu langsung keluar dari dalam bus. Humairah masuk ke dalam halaman kampus tempat ia berkuliah.
***
Sore hari,
Humairah berjalan keluar kampus karena jadwal kuliah nya sudah habis. Saat gadis itu akan ke halte bus, tiba-tiba saja sebuah motor berhenti di depan Humairah. Gadis cantik itu mengerutkan dahinya dan saat sang pemilik motor membuka helm, Humairah langsung memasang wajah datar.
"Temani aku yuk," ujar Jay.
"Enggak, aku mau pulang. Capek," balas Humairah.
"Aku akan bertemu adik ku, dan pastinya nanti akan bertemu Papa.." lanjut Jay.
Humairah menatap Jay, "enggak!" Ujar Humairah.
Gadis itu bersikap tegas dan berusaha tidak penasaran dengan kehidupan pria itu. Jay menganggukkan kepalanya dan memakai helm kembali, saat pria itu akan menghidupkan motornya. Humairah menahan tangan Jay.
"Ya udah aku ikut," keputusan Humairah.
Jay tersenyum, dan Mahasiswi kampus terkagum-kagum melihat senyuman dari pria tampan tersebut. Humairah naik ke motor Jay, dan itu membuat Mahasiswi kesal. "Sial, anak baru itu sudah mengambil Jay dari kita. Ini tidak bisa kita biarkan, dia harus diberikan pelajaran agar jera.." ucap salah satu mahasiswi pada keempat temannya.
Motor Jay menjauh dari kampus, pria itu mengendarai motor ke sebuah cafe tempat dia janjian bersama Min Jae. Hanya membutuhkan waktu 15 menit saja, akhirnya motor berhenti di tempat parkir Cafe tersebut. Jay membuka helm, dan turun dari motor. Humairah juga turun dari motor, lalu kedua orang tersebut masuk ke dalam cafe. Terlihat sudah pria, yang beradu argumen tadi pagi dengan nya tengah duduk sambil memainkan ponsel.
"Jangan terpancing emosi, karena adikku sangat pandai mencari kesalahan orang. Dia juga pandai memfitnah orang, jadi jangan sampai kamu berurusan dengan nya..." Pesan Jay pada Humairah.
Gadis itu menatap Jay, dan menganggukkan kepalanya. Mereka mendekati Min Jae, dan duduk di depan pria tersebut.
"Kenapa gadis ini Hyung bawa ke sini? Dia akan membuat rusuh," ucap Min Jae.
"Langsung saya, jangan campuri urusan ku.." jawab Jay yang langsung mengeluarkan buku dan pena.
"Apa yang harus aku kerjakan?" Tanya Jay dengan ekspresi datar.
Min Jae menghela nafas dengan pelan, lalu memberikan tugas kuliahnya pada sang kakak. Jay langsung mengerjakan tugas tersebut, karena ia sangat ingin menyelesaikan tugas itu secepat mungkin. Ia malas bertemu adiknya yang sudah angkuh, karena dapatkan kasih sayang dari Tuan Kim.
"Dia jalang mu?" Tanya Min Jae sambil menatap Humairah dengan tatapan remeh..