Chereads / Want You to Be Mine. / Chapter 16 - AMARAH HUMAIRAH.

Chapter 16 - AMARAH HUMAIRAH.

"Dia jalang mu?" Tanya Min Jae sambil menatap Humairah dengan tatapan remeh.

Plak!

Satu tamparan mendarat tepat di wajah tampan Min Jae. Tamparan itu bukan dari Jay, melainkan dari Humairah yang tidak suka disebut jalang. Dia di didik oleh kedua orang tuanya menjadi wanita baik-baik, bahkan orang tuanya selalu mengajarkan untuk berbicara sopan pada siapapun.

"Jangan mulut anda, apa anda tidak pernah diajarkan untuk berbicara sopan pada seseorang? Apa anda diajarkan untuk berkata kasar?!" Bentak Humairah.

Min Jae menatap tajam Humairah, Jay terkejut karena baru kali ini ia melihat Humairah marah besar. Min Jae akan membalas tamparan tersebut, namun Jay menahan tangan adiknya.

"Jangan pernah bersikap kasar pada seorang wanita, ingat eomma kita wanita. Jadi hargai kaum wanita, jangan pernah kamu menya--,"

"Appa saja menyakiti Eomma, kenapa kita tidak boleh?" Ketus Min Jae.

Jay mengepal kedua tangannya, dan mencengkram baju yang digunakan sang adik. "Jangan pernah tiru sifat Appa! Kita di didik oleh Eomma untuk menjadi pria yang lemah lembut, Min Jae.." ujar Jay.

"Karena lemah lembut itulah, Hyung direndahkan oleh semua orang! Termasuk Appa," jawab Min Jae.

Jay mengepal kedua tangannya dan memukul wajah adiknya. Bodyguard yang menjaga Min Jae langsung menjauhkan Jay dari anak atasannya. Mereka mengeroyok Jay, dan Humairah semakin kesal. Gadis itu memukul satu persatu para bodyguard, dan itu membuat Min Jae terkejut bukan main. Jay? Dia sudah babak belur sehingga tidak bisa berbuat apapun lagi. Bahkan ia juga ikut terkejut, melihat Humairah melawan tiga bodyguard seorang diri.

Humairah menatap bodyguard tersebut, "aku sudah menahan diri sangat lama, tapi kalian sudah memancing emosiku! Berani sekali kalian memukul wajah tampan Oppa Jay! Kalian mau aku hancurkan muka jelek kalian bertiga?! Mau! Dan kamu, sekali lagi kamu memanfaatkan Oppa Jay, lihat saja aku akan membalas semuanya.." jelas Humairah yang langsung menghampiri Jay.

Jay hanya diam dan mereka menjauh dari cafe. Humairah membawa Jay ke depan toserba. Ia menatap Jay yang sudah terluka, tanpa aba-aba gadis itu memukul tangan Jay.

"Dasar bego! Tinggal lawan aja susah banget, jangan suka ngalah sama modelan kaya gitu!" Ucap Humairah.

Jay memegang bahunya yang sakit, "sakit tau. Gak kasihan sama aku ap--,"

"Alah, jangan sok deh! Tunggu di sini, aku mau belikan obat buat Oppa dulu. Awas aja sampai pergi, aku pites kepalanya.." lanjut Humairah yang langsung masuk ke dalam toserba.

Jay hanya terkekeh, entah kenapa sejak bertemu dengan Humairah pria itu lebih banyak tersenyum dan selalu terkekeh melihat wajah imut gadis itu. Humairah keluar dari dalam toserba sambil membawa kotak P3K yang kecil.

"Sini aku obatin, ya Allah wajahnya luka-luka. Aish, jadi gak mulus lagi deh, tapi masih ganteng kok Oppa. Santai aja," ucap Humairah.

Jay terkekeh gemas dan mencubit pipi Humairah. "Kamu kalau marah sangat menakutkan.." ungkap Jay.

"Kalau gak menakutkan, nanti mereka malah remehkan, Aira. Itu tidak bisa dibiarkan," balas Humairah.

Jay menganggukkan kepalanya tanda setuju. "Oh iya, aku baru tau ternyata kamu bis berkelahi. Kamu dari kapan bisa bela diri?" Tanya Jay.

"SD kelas 4, aku kesel banget liat kakak kelas yang suka bully orang. Makanya aku minta belajar bela diri, eh Ayah langsung masukin aku ke kelompok silat..." Jelas Humairah.

"Wah, jadi kamu anak silat. Pantes jago banget," balas Jay.

"Aku juga masuk karate saat masuk SMA. Makanya makin jago bela diri, aku paling gak suka liat orang sombong. Btw, Oppa awal ketemu sombong banget tau. Dingin, cuek, tapi ternyata baik dan murah senyum sih. Tapi kalau sama aku aja," lanjut Humairah.

Jay menoyor kepala Humairah, "dih, kepedean. Buruan obatin perih nih," jawab Jay langsung memasang wajah datar.

Humairah dibuat terkekeh dan melanjutkan untuk mengobati luka di wajah, Jay. Pria itu menatap kearah lain, karena wajah Humairah sang begitu dekat dengan wajahnya.

***

Setelah selesai mengobati Jay, mereka akan pergi pulang ke rumah. Namun Min Jae masih belum jera, pria itu menghadang Humairah dan Jay dengan lima anak buahnya.

"Pukul mereka berdua!" Perintah Min Jae.

Para suruhan langsung berlari dan menghajar kedua orang tersebut. Namun Jay dan Humairah melawan orang yang mendekati mereka. Humairah jika sudah dalam keadaan marah, gadis itu akan sangat mengerikan. Ia menghajar dua orang dengan bruntal. Jay menghajar tiga orang, yang dua orang sudah terkapar dan yang satu lagi akan memukul punggung, Jay. Humairah datang dan menendang punggung orang suruhan Min Jae.

Mereka berlima terkapar dengan wajah yang babak belur. Humairah memegang tangan Jay agar tak terjatuh. "Oppa gapapa?" Tanya Humairah.

Jay menganggukkan kepalanya, dan menatap adiknya yang terlihat kesal. "Stop Min Jae! Kenapa kamu menjadi seperti ini? Dimana adikku yang lemah lembut dulu? Kemana?" Tanya Jay.

"Adikmu sudah mati, sekarang aku adalah Min Jae anak kesayangan Appa dan akan menjadi pewaris pertama perusahaan. Hyung sudah dianggap mati dan semua orang sudah tau bahwa Hyung mati, akibat kecelakaan kereta! Makanya Appa sangat marah saat Hyung menampakkan diri pada klien nya. Sekarang sudah tau kenapa Appa menyembunyikan, Hyung? Kau sudah tak dianggap!" Jelas Min Jae.

Humairah mengepal tangannya dan saat akan memukul mulut pria itu, tangan Humairah ditahan. "Jadi itu alasannya. Terimakasih sudah memberitahu alasan sebenarnya. Berkat kamu, aku tau ternyata Appa tidak membutuhkan aku lagi. Ternyata Appa sudah menganggap ku mati, jadi mulai saat ini jangan hubungi aku lagi, karena kakakmu sudah tiada.." jelas Jay.

Min Jae terkejut, bagaimana bisa dia tak menghubungi sang kakak. Dia membutuhkan kepintaran dari Jay. Jika dia mendapatkan nilai rendah, ia akan dihukum oleh Tuan Kim. Jay menggandeng tangan Humairah, dan saat mereka akan pergi Min Jae menahan tangan sang kakak.

"Tidak Hyung, itu tidak bisa. Aku membutuhkan otak kamu untuk mengerjakan tugas kuliah ku.." ujar Min Jae.

Humairah yang mendengarnya langsung teramat kesal, namun Jay menggenggam erat tangannya. Gadis itu menatap Jay dan membalas genggaman tangan tersebut. Jay melanjutkan langkahnya, dan Humairah mengikutinya.

"Kim Min Hyun! Sekali saja kau menjauh dariku, aku tidak akan biarkan kau menginjakkan kaki di rumah lagi! Bantu aku untuk mendapatkan harta Appa dan kau akan aku beri bagiannya. Aku butuh otak cerdasnya untuk menyelesaikan tugas ku!" Teriak Min Jae.

Humairah terkejut mendengar Min Jae menyebutkan nama seseorang. Humairah menatap Jay yang hanya diam dan naik ke atas motor. "Naiklah, sebelum kamu makin emosi.." balas Jay.

Humairah menganggukkan kepalanya dan langsung naik ke motor milik, Jay. Pria itu menghidupkan motor dan menjauhi tempat keberadaan Min Jae sang adik yang ia sayangi.