Hafiz menatap adiknya yang terus saja menatap kearah pria yang tanpa sengaja di peluk oleh Humairah. "Dek, sadar woi. Liat cogan matanya langsung gede ya. Ini anak hadeh, masuk ke dalam kamar sana. Udah malem ini, besok Abang bakal daftarkan kamu ke universitas tempat Abang kuliah. Inget ya dek, jangan bandel, jangan buat masalah. Besok kalau kamu udah kuliah, banyak modelan Mahasiswa/i yang bakal kamu kenal. Awas aja salah pergaulan, Abang pulang 'kan kamu ke Indonesia..." Jelas Hafiz.
"Jangan dong bang, susah payah aku belajar buat kuliah bareng Abang. Ya kali aku balik lagi ke Indonesia tanpa prestasi apapun, aku juga pengen kali banggain Ayah dan Bunda.." jawab Humairah.
"Yaelah pakai aku-kamu, geli dek. Sana masuk kamar, Abang dan dua temen Abang mau begadang. Ingat jangan begadang, anak cewek harus tidur tepat waktu.." lanjut Hafiz langsung menarik pelan tangan adiknya masuk ke dalam kamar.
Humairah yang ditarik hanya bisa pasrah dan saat sudah sampai di dalam kamar, Humairah menghela napas dengan pelan. "Hadeh, suntuk banget lagi. Gak ada kah yang ngajakin gue jalan-jalan, pengen jalan tapi gak tau tujuan..." Gumam Humairah.
Terdengar di luar kamar, Hafiz dan kedua temannya adik tertawa. Humairah hanya bisa diam sambil memainkan ponsel miliknya. "Oppa KMH kok gak pernah bales pesan aku lagi ya? Jangan-jangan dia udah punya pacar baru. Hm, gak jadi dapet cowok mata sipit dong. Elah, baru juga pengen ketemu, mau liat wajahnya gimana, udah di ghostting. Nasib gue gak pernah bener dah, hadeh.." lanjut Humairah langsung meletakkan ponsel di atas kasur.
Gadis cantik itu berjalan ke arah balkon kamar dan duduk di balkon sambil menatap ke arah langit. Gadis di situ memejamkan kedua mata, menikmati udara pada malam hari di Korea Selatan. Humairah membuka kedua matanya dan menatap bintang yang memenuhi langit.
"Bunda, Ayah, kangen.." gumam Humairah.
Gadis itu menghela napas dengan pelan dan berjalan masuk ke dalam kamar untuk mengambil ponselnya, tak lupa ia mengambil handset, karena ia ingin mendengarkan musik. gadis itu duduk kembali di balkon dan meletakkan headset di kedua telinganya. Ia memutar musik sambil menatap kearah langit yang dipenuhi banyak bintang.
"Why outside? It's late, it's not good to linger outside..."
Terdengar suara pria di samping kamarnya, Humairah langsung menatap ke arah kanan dan disana ada pria tampan yang tengah menelpon seseorang. Pria itu adalah pria yang tidak sengaja ia tabrak di bandara, dan tidak sengaja ia peluk tadi saat di ruang tamu. Pria itu seperti frustasi, dan dia tengah menelepon dengan menggunakan bahasa Inggris. Humairah berjalan ke arah pagar ujung balkon, dan menatap pria itu dari dekat.
Pria tersebut tampak mematikan ponselnya dan terkejut saat melihat Humaira sudah ada di samping kiri. "Apa yang kamu lakukan?" Tanya pria itu dengan bahasa Korea.
Humairah langsung tersenyum manis, ia sangat bahagia saat mendengar suara dari pria yang ia temui di bandara tadi. "Wah, suaranya bagus banget lagi. Wajah ganteng, badan perfect, bulu mata lentik, alis juga tebel, hidung mancung, bibirnya juga bagus, wah ciptaan tuhan yang paling sempurna..." Puji Humairah.
Pria tersebut tampak menghela nafas dengan pelan, "terima kasih atas pujiannya, permisi.." ucap pria tersebut dengan bahasa Indonesia.
Humairah langsung terkejut saat mendengar ternyata pria itu mengerti dan bisa berbahasa Indonesia. "What? Dia bisa bahasa Indonesia? Kok gue nggak tahu ya?" Tanya Humairah yang penasaran.
"Yaelah Humairah, gimana bisa tahu lu aja denger dia bicara baru tadi. Asli bego deh lu," gumam gadis cantik itu duduk kembali di atas kursi yang ada di balkon kamarnya.
***
Pagi hari, pukul 09:00 UTC+9
Humairah sudah rapi dan keluar dari dalam kamarnya. Gadis cantik itu berjalan ke arah ruang makan dan terlihat 3 orang pria tampan sudah duduk di kursi yang ada di ruang makan.
"Annyeonghaseyo.." sapa Humairah.
"Annyeong, duduk.." jawab Jung Hoo dengan senyuman yang tak pernah pudar dari bibirnya.
Humairah langsung duduk di samping Hafiz. "Kamu udah kenal 'kan dengan temennya Abang?" Tanya Hafiz dengan menggunakan bahasa Inggris.
"Baru satu bang, yang ini belum.." jawab Humairah sambil menatap pria yang tidak sengaja ia tabrak di bandara semalam.
"Namanya Jay, dia asli Korea. Tapi dia bisa bahasa Indonesia, karena dia pernah tinggal di Indonesia selama 2 tahun dan dia sangat fasih berbahasa Indonesia. Jadi jangan mengumpat," ujar Hafiz yang mewanti-wanti adiknya agar tidak mengumpat.
"Oh, halo Oppa Jay.." sapa Humairah sambil tersenyum.
Jay hanya diam dan melanjutkan makannya. Humairah yang melihatnya hanya bisa menghela nafas dengan pelan. 'Untung ganteng. Astaga rese banget dah ni manusia..' batin Humairah.
Mereka berempat makan dalam keadaan tenang. Setelah itu mereka pergi ke kampus untuk berkuliah. Sesuai dengan perkataan Hafiz, pria tampan tersebut mengantar adiknya untuk pendaftaran mahasiswa baru di universitas tempat dia berkuliah. Para mahasiswi menatap kearah Humairah dengan tatapan tak suka, karena gadis itu terlalu mepet pada Hafiz.
"Siapa gadis kecil itu? Berani sekali dia mendekati primadona kampus ini.." bisik salah satu mahasiswi pada temannya dan itu dapat didengar oleh Humairah.
Humairah yang mendengarnya hanya bisa diam, karena dia sudah berjanji tidak akan membuat keributan. Apalagi dia baru mendaftar di Universitas ini, tentunya dia harus menciptakan image baik terlebih dahulu.
"Jangan di dengarkan apa kata mereka..." Bisik Hafiz sambil menggenggam tangan adiknya.
Humairah menganggukkan kepalanya, dan mereka melanjutkan jalan menuju tempat pendaftaran mahasiswa baru. Di sisi lain Jay dan Jung hoo, masuk ke ruang belajar mereka sambil menunggu Hafiz mereka mengeluarkan buku catatan. Ketiga orang tersebut terkenal mahasiswa teladan dan paling pintar dari mahasiswa serta mahasiswi lainnya. Mereka bertiga juga menjadi primadona di Universitas tersebut, karena visual mereka benar-benar sangat sempurna.
"Masih lama nggak ya?" Tanya Jung hoo dengan bahasa Korea.
"Entahlah," balas Jay.
Jung hoo menghela nafasnya dengan pelan, "coba sikap cuek dan dingin kamu itu diubah deh, kalau kamu seperti ini, aku nggak yakin ada cewek yang suka sama kamu. Kamu orangnya cuek banget, dingin lagi kaya kulkas..." Lanjut Jung Hoo.
Jay menatap kearah sahabatnya, "kalau dia benar-benar tulus sama aku. Pasti dia bisa menerima aku apa adanya, dan kalau aku menemukan orang yang tepat. Aku yakin, sifat cuek dan dingin ku akan menghilang. Percayalah," jawab Jay yang langsung membaca buku catatannya, karena mereka nanti akan melakukan ujian.
Jung hoo menganggukkan kepalanya dan langsung menatap kearah buku catatan miliknya. Ia harus belajar, karena jika tidak dia tidak akan bisa mengisi ujian yang akan diberikan dosen.