Rasa sakit yang dahsyat menjulur ke seluruh tubuh Landris sampai jatuh tersungkur ketanah dalam tebalnya kabut, Lupus mencoba untuk membantu Landris bangkit.
"Kau tidak apa-apa?"
"AAAAAAA....!! SAKIT...!" Sambil memegangi selangkangan nya yang tadi ditendang oleh wanita berjubah.
"Awas... nanti jika bertemu lagi, aku tidak akan segan untuk menghajar mereka semua." Sambil bangkit perlahan lahan dengan tangan masih ada di selangkangan.
"Ternyata kau bisa kalah oleh seorang wanita??" Ledek Lupus kepada Landris.
"Diam...! jangan berkata apa-apa."
Setelah beberapa saat menahan rasa sakit, perlahan Landris dapat bangkit seperti semula tanpa memegang selangkangannya.
Masih dengan rasa kesal Landris berbicara tentang balas dendamnya kepada para bandit hutan. Lupus hanya diam tidak memperdulikan omongan Landris.
Kabut yang tadi menutupi penglihatan sekarang hilang dan keadaan kembali seperti semula. Landris dan Lupus kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju desa Farmus. Tapi ketika di tengah jalan tiba-tiba yang tadinya cerah oleh cahaya matahari sekarang menjadi gelap dan mendung, pertanda akan terjadi hujan lebat sebentar lagi.
"Landris... kita harus berteduh sebelum hujan turun."
"Tidak usah.... Kita bisa terus melanjutkan perjalanan." Kata Landris yang ingin meneruskan perjalanan meskipun sebentar lagi hujan turun.
"Jangan keras kepala. sekarang ikut saja denganku. Kau tidak akan menyesal mengikutiku."
"Apa-apaan cuma hujan saja, Untuk apa mengikutimu berteduh. Sambil bilang tidak akan menyesal segala."
"Ikuti saja aku, kita akan bertemu lagi dengan orang-orang tadi."
"Jangan membohongiku, supaya aku mengikuti kemauan mu."
Landris masih saja bersikeras untuk terus melanjutkan perjalanan meskipun hujan.
"Apa kau meragukan penciuman Serigala??"
Landris yang mendengar perkataan Lupus bahwa ia tahu keberadaan bandit hutan yang tadi mencoba untuk merampok Landris dan Lupus. Sekarang berubah pikiran dan mengikuti apa yang dikatakan oleh Lupus untuk berteduh.
Hujan mulai turun membasahi tanah, angin kencang membuat pepohonan bergerak kesana kemari seperti akan tercabut dari akarnya.
Lupus dan Landris berlari menuju suatu tempat sambil diguyur hujan.
Setelah berlari cukup jauh Lupus berhenti di depan Gua yang besar.
Landris langsung bergegas masuk karena mengira bahwa di dalam sana ada orang-orang yang dia cari dari tadi untuk balas dendam karena telah menendang selangkangannya.
"Landris tunggu sebentar.....!!" Sambil mencoba meraih dengan tangannya, tapi Landris sudah cukup jauh untuk bisa diraih Lupus.
Landris dengan semangat masuk kedalam gua untuk membalaskan dendam nya. Tapi dia tidak sadar setelah cukup jauh masuk kedalam gua, tiba tiba gua tersebut menjadi terang karena banyak lingkaran sihir yang aktif.
Sihir api, Racun, berbagai senjata tajam serta jebakan mengarah ke Landris.
Landris dengan sigap menghindari setiap sihir yang mengarah kepadanya, Setelah beberapa kali menghindar Landris berhenti kemudian Lingkaran sihir aktif lagi di tempat Landris berdiri.
Sihir tersebut adalah sihir teleportasi yang membuat Landris langsung pindah ke suatu tempat di dalam gua tersebut.
Lupus yang berada di luar gua bergegas untuk mengejar Landris tetapi tidak dapat mengejar karena Landris sudah berpindah tempat oleh teleportasi. Sama seperti Landris banyak lingkaran sihir yang aktif karena Lupus adalah orang dari luar gua. Macam-macam sihir menyerang ke arah Lupus dan dia dapat menghindari semua sihir tersebut tetapi setelah menghindar Sihir teleportasi yang tadi memindahkan Landris sekarang Aktif kembali dan memindahkan Lupus ke suatu tempat di dalam gua.
***
Gelap, sepi dan dingin yang menusuk kulit. Landris dipindahkan ke tempat yang entah dimana. Mirip seperti sebuah Penjara bawah tanah di dalam gua.
Tempat yang tadinya gelap tiba-tiba sedikit demi sedikit menjadi terang oleh obor yang menyala dengan sendirinya yang menempel di setiap Dinding di sebuah lorong yang panjang.
Landris bangun dan sadar bahwa tangan dan kakinya telah diikat oleh sebuah rantai serta pedang milik Landris sudah tidak ada. Landris berusaha melepaskan diri dari rantai yang mengikatnya dengan sekuat tenaga tapi tidak bisa lepas, kemudian mencoba untuk menggunakan sihirnya, tapi sihirnya tidak dapat digunakan.
Kemudian Landris berteriak sekencang kencangnya supaya dilepaskan.
"WOIIII!! SIALAN.... LEPASKAN AKU... ATAU AKU AKAN MENGHAJAR KALIAN!!"
Landris terus berteriak.
"BERISIK!!!DIAM KAU" Teriak seseorang yang suaranya Landris kenal sekali.
"Lupus, Apa itu aku."
"Iya anak sialan. kalau bukan aku siapa lagi. Jika kau tidak bodoh kita berdua tidak akan terperangkap disini."
"Apa kau menyalahkan ku?? Bukanya kau sendiri yang bilang untuk berteduh di gua ini dan kau bilang bahwa di gua ini akan ada orang-orang yang tadi."
"Tapi tidak langsung masuk begitu saja."
"Kau ini selalu bisa membela diri. dasar anjing kampung."
"Aku serigala !! bodoh!!"
Langkah kaki terdengar dari kejauhan membuat Landris dan Lupus yang tadi saling menyalahkan sekarang menjadi diam penasaran akan siapa yang datang kepada mereka. 2 Bayangan terlihat lebih dulu karena cahaya obor, setelah beberapa saat kemudian 2 orang tersebut berhenti di depan Penjara Landris dan Lupus.
"Landris... dia orang yang tadi." kata Lupus sambil memandang salah satu orang yang datang.
2 orang tersebut adalah pemimpin dari bandit hutan, yang pertama adalah pemimpinnya adalah seorang Laki-laki setengah baya bernama Koku dan satu lagi seorang wanita yang tadi bertarung dengan Landris yang membuat Landris tersungkur kesakitan adalah Gladis pemimpin dari Bandit hutan.
"Mau apa kalian datang kemari." Kata Koku dengan santainya sambil memegang tongkat dengan kedua tangan nya.
"Lepaskan aku ! akan ku ha—"
Landris Belum selesai berbicara Lupus kemudian memotong.
"Kami hanya ingin berteduh dari hujan saja dan beristirahat. Tapi kemudian banyak sihir jebakan sehingga kami berpindah kesini." Lupus mencoba menjelaskan apa yang terjadi kepada Koku dengan tangan dan kaki terantai.
"Mereka adalah orang kuat, Kakek!" Bisik Gladis kepada Koku.
Koku memandangi Landris dan Lupus dengan seksama, mencoba mengetahui apakah benar yang dikatakan oleh Gladis bahwa mereka orang kuat. Sampai ketika melihat sebuah cincin yang Koku kenal. Cincin tersebut adalah tanda petualang White Crow dan cincin tersebut mendeskripsikan kekuatan sihir yang dimiliki si pemakai.
Koku yang seketika melihat cincin White Crow langsung berkata kepada Gladis untuk melepaskan mereka berdua.
"Gladis.. Lepaskan mereka berdua. mereka bukan orang jahat."
"Tapi kek—"
"Lepaskan Mereka !"
Akhirnya Landris dan Lupus dilepaskan oleh Koku.
"Terimakasih telah mau melepaskan kami." Ucap Lupus sambil sedikit membungkukkan tubuhnya yang tinggi tanda rasa berterimakasih.
Gladis yang sekarang ingin melepaskan rantai yang membelenggu Landris.
"Setelah aku lepas dari rantai ini akan aku hajar kau." Landris berbicara ke Gladis yang ingin melepaskan rantainya sambil menatap dengan tajam. Tidak butuh berpikir panjang Gladis dengan spontan kembali menendang Landris sekuat tenaga di anu nya.
Landris terjatuh kesakitan lagi dengan Rantai yang masih mengikat kaki serta tangannya. Lupus yang melihat itu langsung menuju ke Landris dan berinisiatif untuk melepaskan rantainya.
"Biar aku saja yang melepas rantainya." sambil mengarahkan tangan ke Gladis, supaya diberikan kunci rantainya.
Gladis yang kesal melempar kunci rantai tersebut ke Lupus dan dia berhasil menangkapnya. Lupus kemudian melepaskan rantai Landris yang masih terbaring kesakitan ditanah.
Gladis mendekat kembali ke Koku. Lupus telah berhasil melepaskan Landris dari Rantai yang mengikatnya. Landris yang masih kesakitan dan sangat kesal mencoba untuk bangun dan menghajar Gladis yang telah menendangnya 2 kali, tapi Lupus menahannya supaya tidak emosi dan menghajar Gladis.
Setelah Landris dan Lupus dilepaskan dari rantai yang mengikat mereka berdua, Koku mengajak mereka ke suatu tempat.
"Kalian berdua ikutlah bersama kami."
"Baiklah" Jawab Lupus sambil masih menahan Landris yang ingin sekali menghajar Gladis.