Landris yang masih dipenuhi amarah karena di tendang 2 kali oleh Gladis mencoba menahan amarah sambil di tenangkan oleh Lupus.
"Tahan amarahmu." Kata Lupus sambil bangkit dan mengajak Landris untuk bangkit dan berjalan mengikuti Koku yang duluan bersama Gladis menuju suatu tempat.
Mereka berdua berjalan di belakang mengikuti Koku dan Gladis, setelah keluar dari penjara bawah tanah Landris melihat sekeliling sebagai desa bawah tanah yang terdapat banyak gua yang dijadikan rumah oleh orang-orang yang tinggal di desa bawah tanah. Banyak anak kecil yang berlari-lari dengan kawan-kawannya dan ketika berhadapan dengan Koku dan Landris mereka langsung memberikan hormat dengan cara membungkuk dan ada juga anak kecil yang memeluk Gladis dan mencium tangan Koku. Koku membalasnya dengan cara mengusap kepala setiap anak yang ingin mencium tangannya.
Landris dan Lupus sedikit heran kenapa ada sebuah desa dibawah tanah disini dan dia baru tahu. Rasa penasaran membuat Landris ingin bertanya akan tetapi rasa kesalnya membuat dia mengurungkan niatnya untuk bertanya sehingga dalam perjalanan menuju suatu tempat mereka hanya diam tidak ada sebuah obrolan.
Sampai di suatu tempat yang dijaga oleh 2 orang penjaga dengan badan tegap dan besar, mereka langsung hormat ketika Koku dan Gladis masuk ke tempat tersebut. Tempat tersebut adalah tempat Koku memerintah desa bawah tanah tersebut. Di tempat itu terdapat singgasana dan banyak penjaga dengan membawa tombak berdiri tegap. Di belakang singgasana terdapat sebuah tulisan yang tidak dapat dimengerti oleh Lupus maupun Landris. Koku terus berjalan menuju singgasananya serta Gladis berdiri di samping Koku dan Landris serta Lupus di hadang oleh penjaga dan berhenti untuk tidak lebih dekat dengan singgasana Koku.
Koku adalah Tetua Desa bawah tanah yang bernama desa Mahispati dan Gladis adalah Jendral dari pasukan desa Mahispati atau lebih terkenal dengan nama desa Bandit Hutan.
Koku duduk di singgasana kemudian bertanya kepada 2 orang yang baru dia bebaskan dari penjara bawah tanah.
"Jadi kalian berdua berasal dari mana, serta mau kemana?" Tanya Koku kepada 2 orang yang ada dihadapannya.
"Kami berdua adalah petualang White Crow dan kami bertujuan untuk pergi ke desa Farmus." Jawab Lupus.
Landris yang masih kesal terus menatap Gladis dengan tatapan yang tajam.
"Untuk apa kalian ke desa Farmus?" Tanya Koku sedikit penasaran dengan tujuan mereka berdua.
"Kami memiliki tugas untuk melihat desa Farmus, bagaimana keadaannya." Jawab Lupus lagi, meskipun dia sebenarnya tidak tahu apa tujuan sebenarnya ke desa Farmus.
Koku percaya jawaban Lupus tentang tujuannya ke desa Farmus.
"Jika tujuan kalian sebagai petualang untuk melihat bagaimana keadaan desa Farmus, aku harap kalian sudah tau mau ke tempat seperti apa kalian."
Lupus sedikit penasaran dengan perkataan dari Koku, seperti mengisyaratkan bahwa desa Farmus itu berbahaya.
"Apa maksud perkataan anda?" kata Lupus dengan penasaran.
"Kalian harus waspada ketika di desa Farmus."
Landris langsung menjawab ketika Koku selesai berbicara.
"Lupus ! Desa Farmus tidak berbahaya jadi tidak perlu mendengarkan perkataan orang tua itu."
Gladis yang emosi mendengar jawaban dari Landris yang seolah menghina Koku, Langsung mengarahkan pedang nya.
"Apa maksud perkataanmu?? Jika Tetua Koku tidak membiarkan kau keluar dari penjara, niscaya kau akan membusuk disana." Kata Gladis dengan nada yang tinggi.
"Sudah.. tidak usah emosi. Mungkin sebagai seorang petualang kau sudah tahu bagaimana desa Farmus sekarang, hanya saja aku mengingat untuk waspada ketika sampai disana." sambil menyuruh Gladis untuk menurunkan pedangnya.
Landris memalingkan wajah nya karena dia merasa lebih tahu keadaan desa Farmus sehingga tidak percaya dengan perkataan dari Tetua Koku.
"Terimakasih telah mengingatkan kami, kami akan waspada ketika sampai disana." Jawab Lupus.
Datanglah beberapa orang ke singgasana Koku dengan tubuh penuh dengan luka. Lupus yang mengenali bau orang-orang yang datang seketika menoleh ke arah datangnya orang-orang tersebut.
dan benar mereka adalah 5 orang bandit hutan yang tadi dihajar oleh Lupus.
Mereka berlima berdiri sejajar dengan Lupus dan Landris, dengan luka akibat dihajar oleh Lupus dan satu orang memiliki Luka di leher oleh pedang Landris, mereka berlima bertujuan untuk mengadu ke Koku dan sebelum membiarkan Lupus dan Landris pergi mereka berdua harus mendapatkan hukuman yang setimpal terlebih dahulu.
"Tetua Koku, mereka berdua telah menyerang kami. Sehingga tolong sebelum mereka pergi, berikan mereka hukuman yang setimpal terlebih dahulu." Ucap salah satu orang dari 5 bandit hutan tersebut.
"Aku tahu apa yang aku lakukan, kalian berlima diam saja dan segera sembuhkan luka-luka itu." Jawab Tetua Koku dengan tegas.
"Baik Tetua." ucap lima bandit hutan secara bersamaan.
5 bandit hutan tersebut langsung menerima jawaban dari Tetua Koku dengan penuh hormat meskipun keinginan mereka berlima tidak dipenuhi oleh Tetua Koku.
Kemudian Tetua Koku memerintahkan salah satu penjaga untuk mengambil Pedang Landris yang sebelumnya ketika berteleportasi pedangnya otomatis tidak bersama Landris, seperti disita.
Salah seorang penjaga membawa pedang Landris kemudian mengembalikannya ke Landris, Landris mengambil pedang tersebut dengan wajah yang masih kesal dan masam.
"Tetua, sekarang kami akan melanjutkan perjalanan kami, terimakasih telah mau membebaskan kami." Kata Lupus dengan penuh rasa berterima kasih dan hormat. Landris langsung pergi tanpa berkata-kata apapun. Gladis yang melihat Landris seperti itu ingin mengejarnya dan memukulnya. Tapi sekali lagi tetua Koku menahannya untuk tidak emosi dan mengejar Landris.
Landris dan Lupus keluar dari tempat Tetua Koku dan berjalan melewati desa bawah tanah Mahispati, orang-orang yang melihat mereka berdua langsung bergegas masuk kerumah serta melihat mereka dari balik pintu, anak-anak yang tadi berlari lari pun seketika langsung disuruh masuk kedalam rumahnya.
Lupus sedikit bingung akan perilaku warga desa Mahispati sedangkan Landris tidak perduli. Setelah di ujung desa bawah tanah Mahispati Mereke berdua berjalan menaiki sebuah anak tangga untuk dapat keluar dari desa tersebut dan di akhir anak tangga itu terdapat 2 penjaga dan 1 seorang wanita seperti penyihir bertugas menjaga sebuah pintu keluar dari desa Mahispati.
Pintu yang besar tersebut terbuka dengan sendirinya kemudian Landris dan Lupus keluar dari desa tersebut, setelah melewati pintu besar itu, seketika pintu yang mereka berdua lewati tadi langsung menghilang dan menjadi ujung gua. Mereka berdua keluar gua tersebut dan melanjutkan perjalanan menuju desa Farmus tempat kelahiran Landris.
***
"Ikuti mereka dan awasi apa yang akan mereka lakukan di desa Farmus! Jangan sampai mereka Tahu bahwa sedang diawasi." perintah dari seseorang di desa bawah tanah Mahispati.