Alesta perlahan membuka matanya, hal yang pertama ia lihat adalah ruang kerja Ansel. Perlahan Ia mendudukkan dirinya merasakan rasa pening pada kepalanya. Aneh sekali, kenapa dia bisa pingsan? Pertanyaan itu sesaat mengganjal dalam diri Alesta, bukan perkara pingsan yang ada di otaknya, namun bagaimana bajunya bisa ganti begitu saja?
Ia memang ingat, jika dirinya berencana untuk mengantarkan ponsel Ansel. Apa ini ulah Arini? Sesaat satu nama itu melintas pada otaknya, rasa ini sama seperti ketika dirinya pingsan di area pemakaman waktu itu. Tapi, jika ini ulah Arini kenapa dia tidak ingin bicara dengannya?
Perlahan Alesta menghela napas pelan, mencoba bangkit berdiri walaupun rasa sakit kepala masih menderanya. Dengan tenaga setengah lelah Alesta membersihkan dan merapikan ruang kerja Ansel. Hampir satu ham lamanya Alesta membersihkan ruang kerja Ansel hingga ia tidak mengingat waktu jika sebentar lagi Ansel akan pulang.