"Kau tidak apa?" Alesta diam, sama sekali tidak berminat untuk menjawab pertanyaan laki-laki itu, ia jadi teringat akan kejadian yang menimpa Arini. Entahlah ini benar-benar membingungkan baru saja, beberapa saat yang lalu Arini mengatakan jika dirinya salah paham.
Tapi, otaknya menolak hal itu dan jika itu memang salah paham memang apa yang membuat laki-laki sampai melakukan hal itu kata salah paham memang benar-benar hal yang menyakitkan bagi Alesta yang secara tiba-tiba entah kenapa, ia jadi teringat dengan kecelakaan yang menimpa Arini. Sesaat Alesta menghela napas panjang sebelum akhirnya memalingkan wajahnya ketika Ansel akan mendaratkan sebuah ciuman padanya. Hanya ada keterdiaman diantara mereka saat ini.
"Aku ngantuk, aku ingin tidur! Aku baik-baik saja!" ujar Alesta ketika Ansel akan menyentuh kembali dahinya, dengan cepat Alesta menepis tangan Ansel dan segera ia merebahkan dirinya.