Tangguh terbaring tak berdaya di rumah sakit dengan kepala dibalut perban. Luka di bagian pelipisnya cukup parah hingga ia harus dirawat. Bahkan dokter mengklaim ada kemungkinan Tangguh menderita geger otak atau bahkan sampai lupa ingatan. Hingga saat ini ia masih tak sadarkan diri dan hanya terkulai lemas di atas ranjang tempat ia dirawat.
Di sampingnya, ada seorang yang selalu menjaganya. Siapa lagi kalo bukan gurunya yang penampilannya compang-camping. Tapi walaupun begitu, ia begitu peduli sama muridnya. Setiap hari menjaga Tangguh dan menunggu sampai ia sadar. Maklum saja, orang tua Tangguh hingga saat ini tak tau ada di mana, teman-temannya pun dikurung di penjara. Kini tinggal ia dan gurunya yang harus selalu kompak dan saling membantu dalam segala hal.
"Bu, Ibu dipanggil bagian administrasi. Katanya belum menyelesaikan biaya administrasi, ya?" kata suster kepada dukun Parti.
Dukun Parti dengan pakaian kumalnya pergi ke bagian administrasi. Mukanya yang memang sudah berkerut semakin mengkerut pucat kalau urusannya soal keuangan. Yah, buat makan saja sulit apalagi buat bayar biaya rumah sakit. Baru kali ini dukun sakti lulusan fakultas kedukunan Universitas Dukun Indonesia dibuat tidak berkutik. Langkahnya terasa begitu berat diiringi degup jantung yang semakin terasa kencang.
"Ini rincian biaya selama Tangguh dirawat di sini," ucap petugas administrasi menyerahkan rinciannya.
"Haaaaahhhhh....!!" dukun Parti begitu terkejut.
Mulutnya menganga dan matanya melotot ketika melihat rincian biaya itu. Dan tak lama kemudian ia berjalan sempoyongan kemudian jatuh pingsan di sofa tempat orang menunggu antrean panggilan. Kini, baik Tangguh dan gurunya sama-sama tak sadarkan diri.
Barulah di hari berikutnya, dukun Parti yang telah dibawa ke ruang perawatan mulai sadarkan diri.
"Di mana ini, kenapa saya?" tanya dukun itu ketika baru sadar.
"Bu, Ibu kemaren pingsan gara gara melihat daftar rincian biaya di bagian administrasi," ujar suster yang ada di sana.
"Daftar rincian biaya?" tanya dukun itu seolah lupa apa yang terjadi.
"Iya Bu, ini loh daftar rincian biaya perawatan Tangguh," kata suster sambil menunjukkan daftar itu.
"Haaaaaaahhhhhhh...!!" dukun Parti kembali pingsan setelah melihat daftar itu.
Masih di hari yang sama, sore itu Tangguh mulai bangun dari pingsannya yang cukup lama.
"Di mana saya, kenapa saya ada di sini?" tanya Tangguh menoleh kanan dan kiri ketika baru sadar.
"Mas, sejak beberapa hari yang lalu Mas tak sadarkan diri karena kecelakaan, Mas inget, kan?" kata suster yang ada di sana.
"Oh kecelakaan. Guru, Guru di mana?" Tangguh teringat pada gurunya.
"Maksudnya wanita tua yang compang-camping itu?" tanya suster.
"Iya, di mana dia?"
"Oh, dia masih pingsan."
"Apa... dia juga kecelakaan?" tanya Tangguh heran.
"Oh bukan, dia pingsan setelah melihat daftar rincian biaya," jawab suster.
"Daftar rincian biaya?" tanya Tangguh tak mengerti.
"Iya Mas, daftar rincian biaya selama Mas dirawat di rumah sakit ini, yang ini loh, Mas," ucap suster sambil menunjukkan daftar itu.
"Haaaaaaahhhhhh...!!!" Tangguh yang tak punya uang pun kaget setengah mati setelah melihat daftar itu. Ia pun pingsan lagi.
Suster pun bingung kenapa begitu melihat daftar rincian biaya itu mereka langsung pingsan. Akhirnya pihak rumah sakit sepakat untuk tidak memperlihatkan daftar rincian biaya itu.
Namun di sisi lain, ternyata para perawat dan dokter cukup terkejut melihat perkembangan Tangguh dari hari ke hari. Walaupun pingsan dan belum sadarkan diri, tapi luka Tangguh begitu cepat sembuhnya. Perbannya pun sudah bisa dibuka dan ia sebenarnya sudah bisa meninggalkan rumah sakit ini kalau tidak pingsan seperti sekarang.
"Yah sudah suster, kalau mereka sadar, biaya perawatan mereka nggak usah ditagih lagi. Mereka itu kan gembel, jadi nggak mungkin mampu. Apalagi kalo ditagih malah pingsan lagi, malah bikin repot aja," kata dokter sekaligus pemilik rumah sakit itu.
"Ah, yang bener?" ucap Tangguh bangun kembali.
"Ah, yang bener suster, dokter?" ucap Dukun Parti yang tiba-tiba telah berdiri di depan pintu ruangan tempat Tangguh dirawat.
Tangguh dan dukun Parti yang tadinya tak sadarkan diri tiba-tiba tersadar setelah mendengar apa yang dikatakan dokter itu. Tapi dokter dan para suster dengan kompak mengatakan.
"Pergiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii....!!!!!!!!"
Mereka berdua berlari secepat mungkin melewati koridor, melewati orang-orang yang berlalu lalang. Mereka keluar dari rumah sakit itu seperti orang yang benar-benar sehat.
***