Setelah keluar dari ruangan yang bertuliskan 'ruangan BK' tersebut dengan tergesa-gesa dan wajah yang memerah Riana pun bergegas berlari menuju kearah ruang kelasnya yang entah sejak kapan sudah kosong menyisakan tasnya seorang.
Entah kenapa tetapi Riana merasa bahwa waktu yang dilaluinya bersama Adam tadi seakan cepat berlalu padahal sudah terhitung sekitar satu setengah jam mereka lalui didalam ruangan tersebut.
Dengan lemas Riana pun mendudukkan bokongnya di bangku tempatnya biasa belajar dan mulai menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Bodoh,bodoh... Kenapa sih gue nggak bisa kontrol diri gue sendiri? Mau-maunya gue digituin sama guru gue sendiri, sumpah ini kaya bukan gue yang secara selama ini aja nggak pernah pacaran tapi seakan-akan tadi gue udah pro banget ngelakuin kayak gitu" gumam Riana masih menutup wajahnya dan menggerakkan kakinya cemas.
"Gimana kalau pak Adam ngira gue ini cewek murah yang bebas dia gituin,astaga gue udah nggak bisa bayangin" masih dengan gumaman dan tinggah Riana yang tanpa ia sadari bahwa sedari tadi alasan kenapa Riana galau dan malu sendiri kini sedang menatap tingkah konyol gadisnya sambil terkekeh.
Ya. Tak lama setelah sang siswi tersebut meninggalkan ruangan miliknya,Adam pun mengikuti langkah Riana tanpa berkata apa-apa.
Adam hanya merasa penasaran akan alasan kenapa ia ditinggal seorang diri ketika mereka sedang 'panas-panasnya' yang memang agak melukai harga dirinya sebagai seorang lelaki yang diidamkan oleh kaum betina diluar sana.
Tetapi apa yang Adam lihat dihadapannya saat ini telah meruntuhkan semua uneg-uneg dan pikiran negatif yang ada di kepalanya.
Kekehan Adam pun terdengar dengan jelas oleh Riana karena memang jarak yang ada diantara mereka cukup dekat dan keadaan ruang kelas yang sunyi.
Hal tersebut membuat Riana berjingkat dan langsung berdiri dari tempat duduknya dan melihat bahwa Adam kini tengah berada di depan bangku tempatnya duduk tadi.
Dengan tangan yang dilipat di dada dan senyum miringnya,Adam pun meraih tubuh sang gadis dan direngkuhnya tubuh mungil tersebut dengan lembut.
"Kamu tau Ana,saya tadi sempat berpikir bahwa alasan kamu meninggalkan saya seorang diri itu mungkin karena ciuman saya padamu tadi tidak membuatmu puas"ucap Adam.
Riana yang mendengar hal tersebut hanya bisa sedikit memberontak dipelukan Adam menyembunyikan rasa malunya.
"Saya juga tadi sempat berpikir apa kamu meninggalkan saya seorang diri tadi karena kamu sudah memiliki seseorang lelaki yang kamu istimewakan di hatimu" ucap Adam sekali lagi masih dengan memeluk Riana.
Riana yang mendengar perkataan Adam pun hanya diam sambil memikirkan bagaimana reaksi Bayu tatkala mengetahui apa yang sudah diperbuatnya oleh sang guru.
"Saya memang mempunyai seseorang yang saya istimewakan di hati saya pak Adam" ucap Riana dengan nada tenang.
Adam yang mendengar penuturan dari sang gadis pun mengurai pelukannya dan menatap langsung kearah mata Riana.
"Who is he?" Tanya Adam dengan nada dingin.
"Saya rasa Anda tidak perlu mengetahui hal tersebut pak,karena itu adalah sesuatu yang menurut saya yang seorang siswi bersifat pribadi dan seorang guru seperti anda tidak berhak untuk ikut campur atas semua itu"ucap Riana tepat menatap manik mata Adam tanpa gencar walaupun entah kenapa hatinya merasa tak nyaman akan apa yang akan dirasakan Adam saat ini.
"Apa dia Bayu?"tanya Adam singkat masih dengan nada dinginnya.
Riana pun tak membalas pertanyaan dari Adam dan hanya menatap mata sang guru saja.
"Baiklah"ucap Adam singkat sambil berbalik dan meninggalkan Riana seorang diri.
Ya.memang harus seperti ini.
Hubungan yang dimiliki Riana dan Adam sangatlah tidak mungkin dan seharusnya tidak pernah ada sejak awal.
*
Di lorong sekolah yang sepi tersebut karena pasalnya jam masih menunjukkan pukul 6 dan sudah terdapat seorang siswi yang tengah berjalan gontai seorang diri menuju ruang kelasnya.
Entah mendapatkan hidayah darimana seorang Riana Dewi yang yang sebelumnya selalu telat lebih dari satu jam dari bel masuk sekolah kini malah dirinyalah yang membangunkan pak satpam yang berjaga didepan gerbang sekolahnya.
Bukan tanpa alasan dirinya datang ke sekolahnya sepagi itu ,Riana merasa dirinya mengalami gundah gulana yang sangat meresahkan hatinya perkara perkataannya kemarin pada sang guru BK yang mungkin sudah melukai perasaan Adam.
"Gue nggak salah,gue nggak salah..." Ucapan itulah yang terus diucapkan Riana bagai mantra yang bisa membuat hatinya sedikit tenang walau pada kenyataannya ia malah diserang rasa bersalah yang lebih lagi.
Riana terlihat seperti orang dungu yang melafalkan 'mantra' tersebut di lorong yang sepi sambil menunduk dan tak memperhatikan jalannya.
Brukk...
Karena tidak memperhatikan jalan Riana pun tanpa sadar menabrak tiang penyangga sekolahnya.
Aduhh...
"Ish sialan nih tiang,ngapain coba ada disini?" Maki Riana kepada tiang bendera sambil menendang-nendang dan memukul tiang bendera yang pada dasarnya benda mati itu.
Prftt..
Terdengar dari kejauhan suara kekehan seorang lelaki yang sedang menertawakan tingkah konyol Riana.
Mendengar suara kekehan dari orang lain pertanda bahwa ada seseorang yang melihat tingkah konyolnya,Riana pun membalikkan tubuhnya dengan memasang senyum jaimnya.
Siswa tersebut berdiri tepat dibelakang Riana sambil menahan senyumannya.
"El,tumben jam segini udah dateng?mau nyalin PR ya?" Ucap Riana sambil merubah ekspresi wajahnya menjadi se ayu mungkin menyembunyikan rasa malunya.
"Gue emang dateng jam segini Ria karena emang setiap jam 6 pagi anggota dewan galang semua pada apel pagi" ucap El sambil masih menahan senyumannya.
"Oh gitu ya" ucap Riana sembari tersenyum ayu.
"Oh iya kebetulan juga kamu udah dateng karena kamu kan anggota baru dewan galang atas perintah pak Adam, jadi yuk ikut aku!kita apel pagi bareng" ucap El sedikit kaku.
"Tegang amat pak santai aja lagi" ucap Riana sambil tersenyum.
El pun hanya bisa salah tingkah sambil menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.
Mereka pun berjalan beriringan menuju lapangan tempat biasa diadakannya apel pagi anggota dewan galang dengan diam tanpa adanya yang membuka suara mereka.
Setelah sampai di lapangan El pun memberikan komando pada semua siswa yang semula tengah duduk santai dipinggir lapangan agar cepat berbaris.
Riana pun hanya diam saja tak tau harus melakukan apa,berdiri di samping orang-orang yang menurutnya asing sungguh sesuatu yang asing baginya.
Apel pagi para anggota dewan galang pun dimulai walau sebenarnya mereka bingung mengapa seorang siswi pembuat onar seperti Riana ikut berbaris bersama mereka yang merupakan anggota penegak kedisiplinan.
"Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang susunan koordinasi untuk acara penempuhan Bantara,saya terlebih dahulu akan memperkenalkan anggota baru kita yakni Riana Dewi" ucap El dengan lantang didepan barisan.
Para anggota dewan galang yang ada di sana hanya bisa melongo sambil menatap Riana yang tengah menampilkan senyum lugunya.