Entah kenapa sejak menginjakkan kakinya di gerbang sekolah tempatnya menuntut ilmu pagi itu Riana sudah menunjukkan ekspresi wajah kalut dan nampak tak bergairah.
Remaja tersebut bahkan tampak diam saja ketika teman yang berada disampingnya tersebut menanyainya.
Bayangan tentang Adam yang meninggalkannya seorang diri kemarin dengan ekspresi wajah datarnya sungguh membuat Riana sangat menyesal dan tak konsen karena terus saja memikirkannya.
Apakah sudah terlambat baginya untuk mengatakan bahwa dirinya berbohong?.
"Bismillahirrahmanirrahim.... Setan alas minggir o!"
Riana yang sedari tadi melamun sontak saja dikejutkan oleh tingkah ketiga sahabatnya yang sangat konyol.
Bayangkan saja betapa konyolnya sahabat Riana yang tengah berdiri didepannya dengan membawa segayung air untuk dicipratkan ke wajahnya sambil menggerak-gerakkan bibirnya seolah membacakannya sebuah mantra.
Tak kalah konyolnya lagi tingkah kedua sahabatnya yang lain kini malah menghidangkan secangkir kopi hitam didepannya sambil takut-takut dan melangkah mundur dengan perlahan.
Riana yang melihat kekonyolan para sahabatnya pun hanya bisa menoleh keseluruh isi kelasnya memastikan bahwa tak ada yang melihat tingkah konyol sahabat-sahabatnya yang jujur membuatnya malu sendiri.
"Kalian kenapa sih temen-temen udah jangan diterusin!malu kalau ada yang ngelihat" ucap Riana sambil melambaikan tangannya didepan teman-temannya.
"Alhamdulillah ternyata gak kemasukan Jinny guys" ucap Meta dengan wajah sedikit tenang tanpa ada raut bercanda diwajahnya.
"Emang kalian gak lagi bercanda ya" tanya Riana dengan raut wajah bingung.
"Ya nggaklah kita ini takut kalau Lo kesambet tau nggak,nih ya kalau misalkan usaha kita tadi gak bikin Lo sadar juga rencananya kita bakalan langsung manggil pak Miftahul guru agama buat nyadarin Lo" ucap uswa lalu setelahnya mendudukkan tubuhnya lelah di bangku depan Riana.
"Yaelah guys gue cuma sebentar doang kok ngelamunnya" ucap Riana mencoba membela diri.
"Cuma bentar apaan? Lo tuh diem aja dari sejak masuk ke kelas pagi tadi tau,dan pasti Lo gak sadar kan sekarang udah waktunya bel tanda istirahat udah habis" ucap Meta dengan sebal.
"Oh iya kok cepet banget sih,emang dari tadi gak ada guru ya?" Tanya Riana masih dengan wajah kebingungan.
"Dari tadi Lo tuh dipanggil terus sama guru tapi lonya diem bae dikirain Lo nya sakit Riya" ucap Novi sahabat Riana dengan gemas.
"Lo kenapa sih Riya kalau Lo kayak gini pasti ada sesuatu yang Lo fikirin,coba Lo cerita sama kita pasti kita bisa bantu atau kalau enggak kita bisa jadi pendengar yang baik buat lo" ucap salah seorang sahabat Riana.
Riana pun hanya bisa diam karena tak mungkin bukan ia menceritakan 'kisahnya' bersama sang guru bk itu.
"Oy ngegosip bae Lo pada,udah ayo kita kelapangan olahraga" ucap seorang siswa laki-laki yang biasa mereka sebut ketua kelas diambang pintu kelas itu.
"Iya-iya sabar napa" ucap Novi dengan bibir agak dimajukan.
"Yaudah ayo cepet,oh iya Riana kalau sakit ke UKS aja nanti gue anter" ucap sang ketua kelas lagi.
"Eh gue gak papa kok,ini mau ganti kalian semua duluan aja!" Pinta Riana
"Yaudah kita duluan ya?" Ucap mereka sambil berlalu meninggalkan Riana di dalam kelas seorang diri.
Suasana di lapangan sekolah siang itu sangat ramai sekali dengan anak-anak dari kelas IPS 1 yang terdiri dari 45 siswa yang sedang berolahraga.
Bukannya berolahraga sebenarnya,mereka hanya diam saja menunggu guru olahraga mereka yang entah kapan datangnya.
Para siswi malah tampak tengah duduk-duduk cantik dipinggir lapangan sambil bergosip ria seakan tak bersemangat mengikuti kegiatan olahraga.
Dari kejauhan nampak seorang laki-laki berpakaian olahraga yang sangat pas dengan tubuh atletis miliknya,ditambah dengan topi yang menghiasi kepalanya sungguh sangat membuatnya nampak terlihat keren dan modern.
Prok..prok..
Laki-laki tersebut menghentikan langkahnya di tengah lapangan sekolah tersebut dan menepuk tangannya meminta agar semua siswa-siswi yang berada di lapangan tersebut untuk berkumpul dan berbaris.
"Assalamualaikum,dikarenakan pak Agung selaku guru olahraga kalian tengah izin tidak masuk maka dari itu saya yang akan menggantikan beliau untuk mengajari kalian materi selanjutnya" ucap Adam tanpa basa-basi.
"Sebelumnya saya mau tanya ke kalian materi terakhir yang diajarkan oleh pak Agung seputar apa?" Tanya Adam masih dengan nada dingin dan tegas.
"Materi kemarin sudah selesai pak Adam tentang bola besar dan kecil,materi selanjutnya berkaitan dengan renang pak Adam" ucap ketua kelas tersebut.
"Ya sudah kalau begitu kita langsung ke kolam renang saja" ucap Adam.
"Oh iya apa semua siswa kelas kalian sudah berada di lapangan sekarang?" Tanya Adam.
Mereka pun nampak bingung sambil menolehkan kepalanya kekanan dan kiri siapa teman sekelas mereka yang sekiranya tidak ada dibarisan tersebut.
Tak lama semua siswa-siswi dilapangan tersebut dilanda kebingungan,dari kejauhan nampak seorang siswi sedang berlari ringan dengan rambut bergelombangnya yang berayun indah kearah barisan tersebut.
Mereka baru sadar bahwa Rianalah yang dimaksud oleh Adam belum berada dilapangan tersebut.
Bahkan sebagian dari mereka berfikir bahwa bagaimana pak Adam bisa sadar bahwa Riana belum berada dalam barisan mereka sementara teman sekelasnya sendiri pun tak menyadarinya.
Riana pun memasuki barisan dalam diam sambil bertanya-tanya kenapa pak Adam berada didepan sana dan bukannya guru olahraganya.
"Baik kalau semuanya sudah lengkap mari kita ke kolam renang saja" ucap Adam kemudian beranjak dari lapangan tersebut diikuti oleh murid-murid tersebut.
Seperti kebanyakan sekolah elit pada umumnya,SMA Pelita Bangsa juga dilengkapi dengan kolam renang yang siapa saja boleh berenang disana selagi tak ada jam pelajaran berlangsung.
Setelah sampai di kolam renang mereka pun mulai pemanasan dipimpin oleh Adam didepan barisan.
Riana hanya bisa memperhatikan dengan diam Adam yang tengah memimpin pemanasan di depan barisan tanpa menoleh sedikit pun kearahnya.
Mungkin kata ralat atau saya bohong sudah tak bisa lagi Riana ucapkan,entah kenapa dirinya sangat merasa terganggu akan sikap dingin Adam yang tak seperti biasanya padanya.
Adam pun terlihat memimpin pemanasan dengan sungguh-sungguh sambil membenarkan beberapa gerakan yang salah dilakukan oleh kebanyakan siswi.
Pemanasan pun selesai dengan hati Riana yang juga ikut memanas melihat Adam yang seakan memberi perhatian kepada siswi lain ya walaupun itu wajar karena berkaitan dengan olahraga.
Riana saat itu merasa sangat jengkel karena Adam yang sangat cuwek kepadanya dan entah kenapa itu membuat Riana merasa terpojok hatinya.
Setelah melihat ubin dipinggir kolam yang basah Riana pun tiba-tiba terfikir untuk berakting seakan dirinya terjatuh dan terkilir untuk melihat bagaimana reaksi Adam terhadapnya.
Ataukah mungkin kalian bisa menyebut Riana sedang menarik ulur Adam?.
Entahlah...