Senin.Hari yang sangat tidak mengasyikkan bagi sebagian siswa maupun siswi dan bahkan ada yang pernah menobatkan bahwa hari Senin adalah hari termalas sedunia bagi para pelajar.
Bukan tanpa alasan kenapa hari Senin dianggap seperti demikian,yap benar karena adanya upacara bendera.
Bukannya seorang siswa tidak menghargai jasa para pahlawan yang telah gugur mereka tidak merasa keberatan kok akan semua itu,tetapi yang menjengkelkan dari semua itu adalah ketika bagian amanat sang pembina upacara yang membuat sebagian besar murid jenuh.
Bagaimana tak merasa jenuh amanat yang diberikan oleh pembina upacara sebagian besar sama intinya dengan minggu-minggu lalu yang berisi tentang tata tertib sekolah yang berakhir dengan menyuruh semua siswa yang telat agar berbaris mengahadap ke siswa-siswi lainnya dan dipermalukan.
Semua murid SMK Pelita tersebut tampak berbaris dengan rapi mengikuti upacara bendera dilapangan yang teriknya sudah mencapai ke ubun-ubun.
Beberapa dari mereka tampak mengeluh karena panasnya pagi hari itu dan lamanya amanat yang disampaikan oleh sang kepala sekolah,terlihat pula ada beberapa murid dari barisan paling belakang memilih untuk duduk-duduk ditempat yang teduh sambil menunggu usainya amanat atau ceramah yang diberikan sang pembina.
Dari semua murid yang berbaris rapi dilapangan tersebut semua menampakkan raut wajah yang sama yakni letih dan kesal,tetapi berbeda dengan ekspresi wajah yang ditunjukkan oleh seorang siswi yang terlihat sangat tagap walau ditengah teriknya panas matahari dirinya dengan posisi istirahat ditempat dengan posisi sikap sempurna membuat sebagian dari orang-orang yang berada disekitarnya berfikir setan baik hati masalah yang sudah merasuki seorang Riana Dewi hingga menjadikannya begitu rajin hari ini.
Datang tepat waktu ke sekolah yang lebih kearah terlalu pagi,memakai atribut seragam lengkap mulai dari ujung kaki sampai ke ujung kepala, mengikuti upacara bendera dengan khidmat sungguh bukanlah seorang Riana yang biasa orang kenal.
Amanat yang sangat membosankan itu finally ditutup oleh sang kepala sekolah dengan memperkenalkan seorang siswa baru yang membuat beberapa kaum hawa disekolah tersebut terperangah dan bersorak gembira karena kedatangan seorang siswa tampan.
Tampaknya kebisingan yang dibuat oleh siswi-siswi SMK Pelita tersebut tak membuat Riana penasaran dan bahkan tak memalingkan wajahnya dari pusat perhatiannya saat ini.
Sedari tadi Riana hanya fokus menatap seorang pria yang tengah berbaris di barisan dewan guru dengan memakai setelan seragam berwarna coklat yang entah kenapa sangat cocok dipakainya.
Riana pun hanya menahan senyumnya tatkala seseorang tersebutdengan terang-terangan mencuri pandang kepadanya tanpa tau kehebohan apa yang terjadi didepannya.
"Upacara telah selesai,pasukan diistirahatkan!" Ucap sang mc yang membuat seluruh siswa berdesah lega.
Semua siswa-siswi tampak membubarkan diri dari lapangan tersebut,tampak sebagian besar dari mereka menuju kantin guna melepaskan dahaga mereka akibat kelelahan paska upacara yang sangat menguras energi tadi,namun meskipun begitu ada pula dari mereka yang memilih untuk mendinginkan tubuhnya di kelas masing-masing dari pada berdesak-desakan di kantin sekolah termasuk Riana salah satunya.
Riana pun terlihat berjalan di koridor menuju kelasnya seorang diri,karena diantara teman-temannya hanya dirinyalah yang malas untuk ke kantin toh ada sahabatnya yang dengan senang hati mau dititipi olehnya.
Dengan tenang dia pun berjalan disepanjang koridor tersebut sampai tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah tangan yang menepuk bahunya dengan agak keras yang membuat Riana berjingkat ditempat.
Dorrr...
"Astaghfirullah..." Ucap Riana spontan karena kaget.
Dengan kesal Riana pun membalikkan badannya guna mengetahui siapa orang yang mengagetkannya dan membuatnya kesal.
"Bagas.." ucap Riana yang nampak terkejut melihat teman masa kecilnya dengan Bayu dulu akhirnya kembali lagi ketanah air setelah melanjutkan Sekolah Menengah Pertamanya di Belanda karena keinginan neneknya tersebut.
Mungkin kita akan sedikit flashback saat Riana dan Bayu kecil dulu bertemu dengan Bagas yang membuat mereka akhirnya bersahabat sampai detik ini.
Riana yang saat itu masih duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar tampak cemberut memoyongkan bibirnya sambil menghentak-hentakkan kakinya didepan gerbang sekolahnya seorang diri sambil menunggu sang sahabat yang tak kunjung keluar dari yang katanya ke kamar mandi itu.
"Ishh,Bayu kebiasaan deh buat Riya nunggu lama mana kekamar mandi lagi gimana Riya bisa nyusul coba" kesal Riana kecil yang saat itu sudah menunggu sahabatnya itu lumayan lama.
Tak selang beberapa saat Riana pun melihat teman laki-laki satu kelasnya melewatinya.
Mungkin kalau tidak salah ingat namanya adalah Bagas.
Yah Riana memang tidak pernah memiliki seorang teman kecuali Bayu,bukan karena Riana kecil yang seorang penyendiri tetapi tak lain adalah karena larangan dari Bayu.
Pernah satu kali saat itu wakti Riana kecil duduk-duduk sendirian sambil memakan blueberry buah kesukaannya dirinya pun didekati oleh seorang anak laki-laki yang mencoba untuk berkenalan dengannya,saat ingin menjabat tangan anak laki-laki itu tiba-tiba entah datang dari mana tiba-tiba tangan Riana pun ditarik oleh Bayu meninggalkan anak laki-laki yang ingin berkenalan tadi merasa heran.
"Bayu kenapa sih?" Tanya Riana kecil
"Bayu kan udah pernah bilang ke Riya jangan mau berkenalan sama sembarangan orang,siapa tahu dia jahat" ucap Bayu kecil marah.
"Tapikan dia juga anak kecil sama kayak kita,gak mungkin dia jahat" ucap Riana membela diri.
"Yaudah kalau gitu,kamu temenan aja sama dia tapi gak usah temenan sama aku" ucap Bayu merajuk.
"Yaudah deh iya,Riana janji gak bakalan punya temen kecuali Bayu,jadi jangan ngambek yaa" bujuk Riana pada Bayu.
Setelah kejadian itu kecil hampir tak mengetahui siswa disekolahnya bahkan yang saat itu satu kelas dengannya.
"Bagas.." panggil Riana takut-takut kalau ia salah menyebutkan nama.
"Oh iya,ada apa Riya?" Tanya Bagas yang mendengar panggilan Riana.
"Bisa minta tolong gak?" Tanya Riana
Bagas yang mendengar hal itu pun hanya mengangguk saja pertanda mau untuk dimintai tolong oleh Riana.
" Bisa tolong liatin Bayu dikamar mandi gak?soalnya udah lama banget aku tungguin dianya gak datang-datang" pinta Riana.
Mereka pun berjalan berdua menuju kamar mandi sekolahnya yang sudah sepi karena memang waktu yang menunjukkan waktunya pulang sekolah.
Setelah sampai didepan kamar mandi, Bagas pun masuk sendiri dan memeriksa setiap bilik yang ada disana ambil memanggil-manggil nama Bayu.
Tak lama setelah itu Bagas pun melihat dibilik paling sudut terlihat seorang Bayu yang tengah meringis kesakitan sambil memegangi perutnya yang nampak kesakitan.
Bagas yang melihat itupun langsung memanggil Riya yang memang tidak ikut masuk tadi.
Disebuah taman yang tak jauh dari sekolah dasar, terdapat 3 anak-anak yang salah satu diantaranya tengah menangis sesenggukan.
"Udah Riya jangan nangis,kan aku yang sakit kok kamu yang nangis?"tanya Bayu pada Riana yang masih saja sesenggukan.
"Riya gak bisa bayangin gimana kalau tadi kita gak nemuin Bayu disitu,hikss Bayu pasti bisa pingsan gara-gara maghnya kambuh hiks,lagian tadi kenapa bekalnya Bayu dikasihinya ke Riya sih hiks" ucap Riana terbata-bata.
"Udah Ya Bayu udah baik-baik aja kok habis makan roti tadi,gimana kalau kita beli ice cream aja aku yang teraktir" ujar Bagas mencoba menenangkan Riana.
"Yeay ice cream" sorak Riana
Dan mulai semenjak itulah mereka pun bersahabat dan selalu pergi bertiga tanpa meninggalkan salah satunya.