Setelah reuni dan aksi berpelukan singkat tadi mereka bertiga pun melanjutkan aksi tanya jawab kabar sembari berjalan kearah kelas Riana.
"Eh Lo kok udah pakek seragam sekolah sini aja sih gas?" Tanya Riana yang seakan baru menyadari hal tersebut sambil tetap berjalan di koridor sekolah mereka.
Bagas yang mendengar hal tersebut pun tak kuasa menahan gemasnya pada sahabatnya yang terkesan lemot menurutnya itu.
Bagas pun dengan segera merangkulkan tangannya pada leher Riana dan menarik perempuan tersebut lebih dekat kearah dada Bagas membuat posisi Riana seakan diketeki oleh Bagas.
Dengan gemas Bagas pun menjentikkan jarinya ke dahi Riana yang pelan sebenarnya namun membuat Riana malu yang akhirnya memberontak ingin dilepaskan.
"Lo tuh kemana aja sih nyet,gue tadi dikenalin didepan semua siswa pas upacara tadi,apa jangan-jangan Lo bolos upacara ya?" Tanya Bagas ambil terus menghukum Riana diketiaknya yang sekarang berubah menjadi jitakan pelan.
"Ish lepasin gas!malu tau" ucap Riana dengan wajah memerah menahan malu.
Bagas pun melepaskan Riana tapi sambil terus menanyai kemana Riana saat upacara tadi dengan nada menggebu-gebu yang membuat Riana malu dan memilih untuk berjalan dengan cepat yang tentu terkejar oleh Bagas.
Bayu yang melihat keduanya seperti anak kecil pun hanya menggelengkan kepalanya pelan,sangat bocah menurutnya.
Dua laki-laki tampan yang berjalan beriringan pastilah membuat mereka tak luput dari pandangan siswi-siswi di sekolah tersebut,seharusnya tatapan memujalah yang mereka layangkan kepada keduanya tetapi sedetik kemudian tatapan memuja siswi-siswi tersebut digantikan dengan rasa iri karena keberadaan Riana ditengah keduanya.
Tatapan iri para siswi mengiringi perjalanan mereka bertiga,mungkin mereka berfikir kenapa bukan mereka saja yang berada diposisi Riana saat ini,kenapa harus Riana?.
Terlebih pada seorang siswi yang saat ini tengah berdiri di depan kelas nya yang sebelumnya dilewati oleh ketiga bersahabat tersebut.
Tatapan siswi tersebut terlihat tidak sama dengan kebanyakan tatapan siswi-siswi lain yang iri dan kesal seperti berfikir kenapa tidak mereka saja yang bisa berdekatan dengan 2 laki-laki yang dianggap paling tampan disekolah mereka tetapi lebih ke tatapan benci dan menahan amarah yang entah karena apa.
...
Sesampainya di kelas 12 IPS 1,Riana masih seakan tak percaya akan kedatangan Bagas yang sangat mendadak menurutnya,ia juga harus dipusingkan karena pertengkaran kedua sahabatnya yang terkesan kekanakan didepannya itu.
"Ini bangku gue,gak bisa ya Lo seenak jidat main nyuruh orang buat pindah" ucap Novi.
"Yaelah bisa kali Lo duduk di bangku belakang sana,lagian gue tuh minus gak bisa duduk dibelakang" ucap Bagas enteng masih kekeh untuk ingin berada satu meja dengan Riana.
"Gue yakin Lo tuh gak minus cuma buta,Lo gak liat apa kacamata yang gue pake?" Tanya Novi masih dengan nada penuh emosi.
"Oh ya bagus kalo gitu,Lo kan udah pakek kacamata berarti Lo bisa duduk di belakang dong ya" ucap Bagas yang makin membuat Novi kesal.
"Ya kalau Lo tau Lo agak gak jelas matanya kenapa gak pake kacamata aja? Sekalian tuh otak Lo dipakein kacamata biar agak jelas dikit"
Bukannya mencoba melerai kedua sahabatnya yang tengah beradu argumen Riana dan ketiga sahabatnya yang lain justru memilih untuk menonton perdebatan diantara mereka yang menurut mereka sangat seru dan malah terlihat seperti pasangan yang yang baru saja menikah tanpa saling cinta,tak lupa juga mereka memakan makanan yang sebelumnya sudah dibeli oleh sahabatnya tadi seusai upacara bendera.
"Ya gue gak bisalah pake kacamata,yakali iya" ucap Bagas tak mau kalah.
"Kenapa gak bisa heh?" Ucap Novi bertanya-tanya.
"Nanti kadar kegantengan gue turun lah" ucap Bagas dengan penuh rasa percaya diri.
"Nih orang percaya diri banget sih,kata siapa Lo tuh ganteng?menurut gue Lo tuh cowok terjelek yang pernah gue liat tahu nggak?" Ucap Novi dengan nada meremehkan dan sangat emosi dengan manusia didepannya ini.
"Baru kali ini ada yang bilang gue jelek,mungkin Lo emang bener-bener minus kali ya?" Ucap Bagas yang seakan tak percaya.
"Itu yang gue omongin dari tadi badak Afrika,gila ya ngomong sama Lo bikin gue gerah tau nggak" ucap Novi sambil mengipaskan tangan didepan wajahnya.
"Lagian seharusnya cowok tuh satu bangku sama cowok juga sana!" Ucap Novi masih kekeh tidak ingin menyerahkan bangku yang memang sedari awal sudah menjadi miliknya itu.
"Udah ya Lo gue bikin gue kesel aja"ucap Bagas yang mulai jengah.
"Heh yang ada lo yang bikin gue kesel,seenaknya aja main rebut bangku orang" sembur Novi tak mau disalahkan karena memang bukan dirinya yang bersalah.
"Ok karena gue orangnya baik dan tidak sombong gue bakalan selamatkan Lo dari rasa tidak nyaman yang selama ini terpendam" ucap Bagas yang seperti ada niat terselubung dibaliknya.
"Ha,maksud Lo apaan sih?" Tanya Novi yang kebingungan sambil melihat Bagas yang berlalu ke bangku yang ada didepannya persis yang sekarang ini tengah diduduki oleh seorang laki-laki berkacamata.
"Eh bro Lo bisa pindah bangku nggak? soalnya kasian pacar gue bro udah pake kacamata tapi masih aja rabun" ucap Bayu yang langsung disetujui dan si laki-laki bergegas pindah dari bangkunya.
Dan dengan sekali gerakan Bagas pun memindahkan tas Novi yang sebelumnya ada dimejanya sekarang beralih kemeja depannya.
Novi pun yang yang melihat hal tersebut hanya bisa melongo tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.
Tanpa sadar Novi yang masih diserang rasa tak percaya itu dituntun perlahan oleh Bagas lalu didudukkannya dibangku anak laki-laki tadi.
Dengan senyum penuh kemenangan Bagas pun berbisik di telinga Novi dengan suara lirih.
"Gak papa kok kalau Lo gak bisa melihat ketampanan gue karena Lo rabun,tapi kalau untuk pelajaran Lo harus bisa ya biar jadi pinter dan gak goblok" ucap Bagas.
"Lo.."
"Selamat pagi semua.."
"Pagi Bu..."
UcapNovi pun akhirnya tertahan karena kedatangan sang guru kedalam kelasnya.
Awas aja lo.pikir Novi.
"Oke ibu absen dulu ya,oh ada siswa baru ya disini" ucap sang guru yang menyadari adanya wajah baru di kelasnya.
"Coba kamu kedepan dan langsung perkenalkan diri kamu" ucap sang guru yang memang masih muda itu sembari tersenyum ayu.
Bagas pun dengan malas beranjak dari duduknya kedepan kelas.
"Pagi.gue Bagas." Singkat,padat dan terkesan dingin berbeda jauh dari dia beradu argumen dengan Novi yang terkesan sok kecakepan.
"Oh singkat sekali perkenalannya,gak mau ditambahkan nama panjang,alamat rumah atau apa begitu?"tanya sang guru.
"Gak ada" ucap Bagas.
"Yasudah kamu kembali ketempat kamu duduk"
Bagas pun duduk tanpa berkata-kata.
Dih sok cool bnget tuh cowok.batin Novi