Chereads / Ketika Cintamu Bersemi di Bulan April / Chapter 6 - Pembicaraan Empat Mata

Chapter 6 - Pembicaraan Empat Mata

"Ada yang bisa saya bantu?" sang laki-laki pemilik kedai itu bertanya pada Yoshimura untuk keperluannya.

Yoshimura masih terlihat gugup saat hendak berbicara di hadapan pria ini. Dia sempat heran mengapa orang-orang di dekat sini begitu baik padanya tapi, dia merasa sedikit gelisah karena sewaktu berbicara dengan pak Takizoe dan laki-laki di hadapannya ini tampak berbeda.

Pak Takizoe yang berbicara pada Yoshimura memilih gaya bahasa yang santai sedangkan pak pemilik kedai yang menyewakan penginapan ini menggunakan bahasa Tokyo yang formal.

Yoshimura tertunduk sejenak dengan muka datarnya, dia perlahan menatap dengan serius wajah sang pemilik kedai ini.

Sang pemilik kedai menunggu Yoshimura bicara sambil menyilangkan tangannya di depan dadanya sedangkan istrinya kembali ke dapur meletakkan tatakan kemudian kembali ke tokonya melayani para pembeli.

Hanya tinggal mereka berdua, ini adalah pembicaraan empat mata.

"...." Mereka saling pandang dalam diam.

"Saya Yoshimura dari Tokyo, saya mau menyewa penginapan Anda, pak." Yoshimura mengatakannya dengan serius tanpa memalingkan pandangannya sedetik pun.

"Baiklah, kau akan menyewa berapa lama?" sang pemilik kedai memberikan pertanyaan untuk memastikan anak laki-laki ini betah untuk tinggal di sini berapa lama karena dilihat dari wajahnya saja dia masih di bawah umur dan terlebih lagi datang sendirian.

"...." Tentu saja Yoshimura tidak bisa menjawabnya, dia sedang mencari jawaban pasti. Walau dia masih berpikir agak aneh sang bapak tidak menjelaskan seperti apa bentuk penginapannya tapi, yang jelas itu apartemen lah.

"Saya akan tinggal di sini sampai lulus sekolah," Yoshimura menjawabnya spontan padahal dia belum ada rencana untuk melanjutkan pendidikannya lagi sejak kabur dari kota asalnya, dia hanya ingin hidup yang damai.

"Hmm ... begitu, ya?" tampaknya sang pemilik kedai ini sedang mempertimbangkannya. Dia mengerutkan dahinya serius sambil menatap serius memfokuskan pandangannya pada alas meja dari kayu yang berwarna coklat. Jari telunjuk di tangannya juga sedang mengetuk-ngetuk meja dengan pelan.

"Baiklah," dia menjawabnya tanpa banyak bicara. Dia memberikan kunci tempat penginapannya yang dia simpan di lemari di belakang tempat dia duduk. Dia berpesan sebelum Yoshimura menerima kuncinya itu, "Di sini ada 3 kunci utama, yang dua kunci adalah cadangan. Penginapan yang aku sewakan bukan apartemen mewah melainkan apartemen kecil yang bisa muat hingga 1 atau 2 orang saja. Karena kamu datang sendirian, aku memberimu yang cukup untuk 1 orang saja." Jelasnya yang kemudian kunci apartemen itu diserahkan ke Yoshimura.

Yoshimura paham dengan penjelasan tersebut dan hendak membayar uang sewanya di muka tapi, dia ingat kalau dirinya tidak membawa uang sepeser-pun, dia hanya membawa mastercard yang berisi sejumlah uang. Jadi, bagaimana bisa dia membayarnya kalau tidak mengambil uang di ATM terlebih dahulu?

"Kenapa kau ragu?" sang pemilik kedai segera bertanya begitu melihat ekspresi Yoshimura yang terdiam gelisah.

"Um~ untuk pembayarannya bagaimana?" Yoshimura bertanya dengan muka kurang meyakinkan sementara sang pemilik kedai itu melihat anak laki-laki ini dengan tatapan remehnya sesaat. Namun, dia segera mengubah tatapannya menjadi senyum ramah kembali begitu Yoshimura sedang mencari sesuatu di tas ranselnya.

Sang pemilik kedai berpikir anak laki-laki di depannya ini tidak akan bisa membayar sewa selama setahun akhirnya dia menawarkan beberapa layanan untuknya, "Jika kau belum memiliki cukup uang untuk membayarnya, kau bisa membayarnya di akhir bulan. Tapi, jika kau benar-benar tidak memiliki uang sama sekali, kau bisa melamar pekerjaan di sekitar sini."

Mendengar kata-kata sang pemilik kedai itu, Yoshimura tergerak untuk mendapatkan pekerjaan paruh waktunya layaknya seperti seorang pelajar yang rajin. "Eh, benarkah boleh?" dia bertanya untuk memastikan.

Sebenarnya dia bukannya tidak memiliki uang tapi, dia memang tidak membawa uang tunai, dan uang tunai yang dia bawa sekarang tidak cukup karena sudah dipakai perjalanan jauh.

"Ya," jawabnya singkat dengan senyum ramah.

Yoshimura yang tertarik dengan sebuah 'pekerjaan' mencoba bertanya saat melihat orang-orang bekerja dengan baik di sekitarnya, pandangannya jadi tidak fokus lagi pada sesuatu yang dia cari di dalam tasnya, "Kalau begitu, izinkan saya bekerja di sini." Dia seperti tidak punya pilihan lain tapi dia berpikir juga, 'Bukannya ini terlalu merepotkan sang pemilik kedai? Karena beliau juga menyewakan apartemennya.'

Rasa sungkannya sungguh tak terbendung.

"Hmm ... boleh saja sih, kebetulan kami butuh beberapa pelayan di sini." Sang pemilik kedai menjawabnya dengan santai.

Yoshimura yang merasa keberaniannya berkomunikasi dan bertanya ini berhasil diterapkan, dan mendapat jawaban yang terbilang bagus, dia segera memasang senyum lebarnya.

Namun, beberapa saat kemudian.

"Eh, akhirnya ketemu juga!" seru Yoshimura yang berbicara pelan dalam gumamnya.

Begitu sang pemilik kedai hendak berdiri dan mengakhiri pembicaraan empat mata ini, Yoshimura mencegahnya, "Tunggu! Saya punya sejumlah uang di sini untuk membayarnya."

Sang pemilik kedai pun menoleh begitu mendengar perkataan Yoshimura tapi, seketika dia kaget melihat anak laki-laki yang masih di bawah umur ini memegang mastercard berwarna hitam, jelas sekali biasanya kartu debit itu hanya dipegang oleh orang-orang kaya.

Sang pemilik kedai hanya terdiam kaku setelah membelalakkan matanya sesaat.

Yoshimura dengan berat hati berkata, "Saya akan membayarnya sekarang dan bolehkah saya meminta waktunya untuk mengambil uang di ATM terdekat?"

Melihat Yoshimura yang penuh antusias, sang pemilik kedai pun hanya bisa menjawab, "Ya, silakan." Dia juga memberikan rincian pembayarannya.

*Tak disangka, rupanya anak laki-laki yang ditemuinya ini adalah orang kaya, kalau tidak mana mungkin dia bepergian seorang diri!?

....

Setelah berbincang-bincang empat mata cukup lama, sang pemilik kedai menyarankan agar Yoshimura menengok ke apartemennya terlebih dahulu.

Yoshimura segera meninggalkan kedai tersebut dan berjalan ke Hannanchou blok 3 untuk melihat tempat tinggalnya.

Dia sekarang berdiri di depan bangunan seperti rumah susun sederhana, "Inikah Apato nya?" ya, biasanya orang jepang menyebut penginapan tersebut dengan Apato.

________

Sekilas info: Apato adalah kependekan dari kata Apartment, di Jepang ini adalah rumah sewaan yang berlantai 2 atau kurang. Bangunan biasanya terbuat dari kayu dan besi baja yang ringan, oleh karena itu ketahanan terhadap gempa, daya tahan bangunan dan peredam suara bangunan lebih rendah dibandingkan mansion, ini menjadi salah satu kekurangannya. Namun, apato adalah rumah sewaan paling umum untuk mereka yang tinggal sendiri.

Denah ruangan, umumnya 1 kamar + dapur, dan ada yang 1 kamar + ruang makan, dapur, ada yang sudah termasuk peralatan rumah tangga, ada juga yang tidak. Untuk bangunan apato yang lama hanya terdapat satu kamar dengan toilet dan kamar mandi tanpa ada area lainnya. Namun akhir-akhir ini, setidaknya setiap apato memiliki dapur mini. Terlebih lagi, zaman sekarang kamar bergaya Jepang yang menggunakan tatami sudah jarang ditemukan di rumah sewaan modern, selain mansion dan apato yang sudah tua. Saat ini, umumnya menggunakan lantai kayu berkarpet.