Setelah mandi dan melakukan ritual sedikit untuk wajahnya agar lebih terlihat berseri dan juga cantik, Stela langsung tidur.
Karena besok hari minggu dan Senin mereka sudah melakukan persiapan untuk ujian jadi Stela memilih untuk tidur agar Senin dia bisa dengan tenang dan juga dia bisa begadang mengerjakan soal-soal yang biasa dia pelajari juga di sekolah.
Keesokan paginya Stela bangun sekitar pukul 6 pagi.
"Kenapa gua kalau libur cepat banget bangun, coba kalau masuk sekolah udah lah lama banget" ujar Stela mengacak-acak rambutnya.
Serasa nyawanya sudah terkumpul Stela pun pergi untuk mandi, karena hari ini dia mempunyai jadwal untuk pergi lari pagi dan juga sedikit olahraga.
Selesai mandi dan memakai baju khusus untuk lari pagi, Stela pun pergi turun ke bawah sebelum dia pergi, dia melihat ke dapur terlebih dahulu.
"Bi" panggil Stela.
"Iya non" jawab Bi Ningsih.
"Saya mau jogging dulu ya kalau mama sama papa nyariin bilang aku jogging ya bi" ujar Stela.
Bi Ningsih mengangguk mendengar penjelasan Stela. Setelah itu baru dia pergi ke luar untuk jogging.
"Huff....pagi ini kok rasanya aneh ya" gumam Stela saat di depan pagar rumahnya melihat ke sekeliling.
Stela pun mulai berlari dengan santai sambil memakai Airpods-nya agar dia bisa mendengar musik biar lebih santai.
Kebetulan di perempatan seperti ada taman bermain pembatas antara blok A, B dan seterusnya.
Stela pun mampir sebentar ke taman bermain anak-anak, sambil jalan-jalan santai dia melihat anak-anak yang bermain di sana.
Karena Stela capek jalan-jalan terus dia pun memilih untuk duduk di salah satu bangku yang ada di sana, dia terus memandangi anak-anak yang sibuk bermain dengan teman-temannya.
Brukk...
Ada salah satu anak-anak di antara mereka yang terjatuh saat mau menendang bola. Karena sepertinya tidak ada orang tua yang mengawasi mereka Stela pun pergi berlari kearah mereka.
"Adek jangan nangis yaa, masa anak ganteng nangis" ujar Stela menghapus air mata anak itu.
Anak tadi melihat Stela sambil menangis, "udah udah ya jangan nangis ayo ikut kakak nanti kakak obatin kakinya ya" ucap Stela mengendong anak laki-laki tadi.
"Tapi atu ndak mau di obatin, atitt" ujar anak itu sambil menangis.
"Hmmm, coba kamu liat kakak gak sakit kok nanti kakak tiup biar gak sakit yaa, kakak beli dulu obatnya kamu jangan nangis lagi ya" ujar Stela.
Entah mengapa anak tadi tiba-tiba mengangguk nurut dengan apa yang di perintah Stela.
Dengan cepat Stela berlari ke arah depan karena apotek berada di depan perempatan jalan.
Selesai membeli obat Stela kembali lagi ke taman itu, sebelum itu dia singgah lagi membeli minum dan juga ice cream.
"Haii" sapa Stela saat sampai sambil membawa ice cream.
Anak itu pun tersenyum menatap Stela.
"Ini buat kamu, eh iya kakak boleh tau nama kamu siapa?" Tanya Stela.
"Nama atu Ericko Fransisco tapi bita di panggil Ricko" ujar Ricko dengan suaranya yang menggemaskan.
"Ouhh Ricko, yaudah kamu tahan sedikit ya sakitnya gak bakalan sakit kok yaa cuman sedikit" ucap Stela.
Ricko mengangguk sambil memakan Ice cremnya tadi yang di berikan Stela.
"Kamu disini sendirian?" Tanya Stela sambil mengobati lutut Ricko yang terluka.
Ricko menggeleng, "tadi abang atu pelgi sebental katanya ada ulusan nanti kesini lagi" jawabnya.
"Gak bertanggung jawab masa tinggalin anak kecil sendirian main, kan bisa dia antar sebentar sesibuk apa pun dia" batin Stela sambil dengan teliti memberikan plaster pada lutut Ricko.
"Nahh udah siap kan" ujar Stela.
Ricko yang dari tadi sibuk memakan ice creamnya melihat kearah bawah, "eh iya" ujarnya.
"Kan sudah kakak bilang gak sakit kan" jawab Stela.
"Iya, kalna kakak cantik yang obatin" ucap Ricko.
"Hahaha kamu bisa aja masih kecil udah tau gombal" jawab Stela sambil tertawa.
Ricko pun ikut tertawa setelah itu dia memakan lagi ice creamnya yang sudah mau habis, sedangkan Stela dia meminum air mineral yang dia beli tadi.
"Abang kamu kapan datang?" tanya Stela lagi.
"Gak tau kak" jawabnya menggelengkan kepala.
"Yaudah kakak tunggu disini ya sampai abang kamu datang" ujar Stela lagi.
"Iya kak, makasih ya kakak cantik" jawab Ricko.
Stela hanya mengangguk sambil tersenyum menatap Ricko. Jujur Ricko anaknya manis sekali belum lagi pipinya sedikit chubby dan juga rambutnya yang seperti oppa-oppa Korea menambah kesan ketampanan Ricko.
"Oh ya rumah kamu dimana?" Tanya Stela, karena dia sedikit familiar dengan nama Fransisco.
"Di blok B kak" ujar Ricko.
"Ohh" Stela mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.
"Kakak boleh nanya lagi gak?" Tanya Stela yang merasa dirinya banyak tanya.
"Iya kak" jawab Ricko.
"Kamu punya abang?" Tanya Stela.
Ricko mengangguk, "punya ada dua" jawabnya.
"Boleh tau namanya siapa?" Tanya Stela lagi.
"Yang peltama Aditya Gibson sama kayak nama papa ada Gibsonnya, kalau yang kedua sama kayak aku ada Fransisconya. Nama panjangnya-" saat Ricko ingin melanjutkan ucapannya ada yang memanggilnya.
"Ricko!" Teriak seseorang berlari kearahnya.
Stela yang melihat jtu kesal karena meninggalkan anak kecil yang sekitar umur 5 tahun sendirian di tempat seperti ini.
"Mas sekali lagi kalau memang ada urusan penting jangan di tinggalin dong anak kecil sendirian kalau dia kenapa-kenapa gimana kan masnya gak tau" ujar Stela sewot.
Orang tadi membuka maskernya karena dia memang memakai masker hitam tadi.
Stela langsung melotot dan membuka mulutnya melihat kalau Eric yang ada di depannya ya ternyata itu pak Eric guru Fisika Stela.
"Maksud anda?" Tanya Eric dengan cuek.
"Eh pak sorry pak saya gak tau itu bapak, itu pak tadi adiknya bapak jatuh jadi saya tolongin pak karena ngeliat gak ada orang tua yang jaga dia pak" Jawab Stela dengan takut.
"Oh iya, terimakasih" jawab Eric.
"Iya pak sama-sama" jawab Stela.
Eric menggendong Ricko, dan ingin pergi tapi Ricko menahannya.
"Kakak" panggil Ricko.
"Iya ada apa sayang?" Tanya Stela.
"Kakak belum kasih tau nama kakak" jawab Ricko.
"Ouhh iya nama kakak Stela, bisa di panggil All" jawabnya dengan kikuk melihat pak Eric yang menatap Stela dengan tatapan yang dingin.
"Ohh oke kak All, bye" jawab Ricko.
Stela mengangguk sambil melambaikan tangannya, setelah itu Eric pergi membawa Ricko entah kemana itu terserah mereka.
Setelah itu pun Stela kembali pulang ke rumahnya karena ini sudah jam 7.30 sebentar lagi hari akan semangkin panas.
Sampai di rumah Stela langsung pergi ke kamarnya dia ingin menceritakan kejadian ini dengan teman-temannya tapi dia harus mandi dulu karena badannya penuh dengan keringat dia juga sudah mulai gerah.