Chereads / Stela and Eric / Chapter 33 - Stela and Eric bagian 33

Chapter 33 - Stela and Eric bagian 33

Stela membalas pelukan Ricko dengan sangat penuh kasih sayang, karena dia juga sangat ingin mempunyai adik dari dulu.

"Nahh sekarang sebagai gantinya kamu kakak kasih hadiah" jawab Stela memberikan mobilan miliknya kepada Ricko.

"Beneran ini untuk Ricko kak?" Tanya Ricko kesenangan.

Stela mengangguk sambil tersenyum lebar, "kamu boleh ambil ini semua kalau kamu mau" jawabnya.

"Yeyyy" Ricko kesenangan dan lompat-lompat di depan Stela. Karena dia sangat bahagia Ricko lari turun ke bawah untuk menemui abangnya.

"Ricko jangan lari-lari" ujar Stela mengejar Ricko.

"Abangg abangg" panggil Ricko menghampiri Eric.

Eric yang merasa dirinya di panggil menoleh kearah Ricko, "ada apa?" Tanya Eric.

"Ricko bisa bilang R" jawabnya membanggakan dirinya.

Eric yang mendengar itu merasa senang, "oh ya? Kamu belajar sama siapa?" Tanya Eric.

"Sama kak Stela, terus Ricko di kasih mainan sama kak Stela karena udah bisa bilag rr" jawab Ricko.

"Ricko" panggil Stela yang masih capek mengejar Ricko yang lari-lari.

Eric mengelus pipi Ricko, "jangan buat kak Stela capek yaa pergi sana main sama dia abang masih ada kerjaan" jawab Eric menatap Stela.

Ricko mengangguk lalu berjalan kearah Stela lagi. "Ayo kak kita ke kamar kakak lagi Ricko mau main mobil-mobilan" ajak Ricko.

Stela hanya bisa pasrah dan mengikuti apa kata Ricko saja. Tapi sebelum dia naik ke atas Stela membawa minum untuk mereka berdua.

"Nih Ricko main aja tuh semua gak papa kok" jawab Stela.

Ricko mengangguk sambil memakan cemilan yang Stela bawa.

"Nanti kalau Ricko capek bilang sama kakak ya, tidur di kasur kakak" jawab Stela lagi.

"Oke kak All" jawabnya mengangkat jempolnya.

Stela juga ikut bermain dengan Ricko mereka bercanda bersama dan terakhir Ricko bermain lompat-lompatan di kasur Stela.

Saat merasa lelah Ricko dan Stela sama-sama berbaring di tempat tidur.

"Kamu capek gak Ric?" Tanya Stela.

"Lumayan kak, Ricko capek lompat-lompat" jawabnya.

"Yaudah kamu istirahat aja disini ya kakak mau ke kamar mandi bentar" ujar Stela bangun dari tidurnya.

"Iya kak" jawab Ricko.

Stela pun pergi ke kamar mandi, dia sebenarnya mau mengganti pakaiannya karena pakaiannya sudah penuh dengan keringat sangkin asiknya main lompat-lompatan dengan Ricko tadi.

Selesai menganti pakaiannya dan juga cuci muka, Stela keluar dari kamar mandi menuju meja riasnya dia melirik ke arah Ricko yang masih tiduran di tempat tidurnya.

"Ricko udah makan siang belum?" Tanya Stela melirik Ricko dari cerminnya.

Tapi tidak ada jawaban dari Ricko, Stela meletakkan sisirnya lalu berjalan kearah Ricko.

"Ricko" panggil Stela lagi.

Dan saat Stela melihat Ricko ternyata dia sudah tertidur dengan sangat pulas dengan posisi tengkurap sambil memegang mobilan yang di berikan Stela tadi.

Stela tersenyum menatap Ricko dan mengelus kepalanya, setelah itu dia pergi ke bawah untuk mengambil minum lagi karena dia sangat haus sekali.

Saat dia hendak ke dapur dia berpas-pasan dengan Eric.

"Ricko mana?" Tanya Eric dengan nada bicara yang dingin, cuek dan bodoamat.

"Di kamar saya pak, kecapekan habis main jadi dia ketiduran" jawab Stela dengan sopan karena mau sekesal apa pun dia dengan Eric, Eric tetap lah gurunya.

"Oh, nanti saya angkat dia ya" ujar Eric.

Stela mengangguk, setelah itu Eric pergi ke arah dimana mereka semua lagi pada ngumpul tadinya.

Stela pun melanjutkan jalannya mengambil minum, tapi saat dia hendak balik dia merasa seperti lapar dan ingin membuat makanan.

Berhubung malas juga akhirnya Stela hanya membuat mie instan lalu membawanya ke kamarnya.

"Halo apa lagi sih Stela" ujar Lily dengan geram karena Stela menelpon mereka lagi saat sampai di kamar.

"Kalian liat siapa di belakang gua?" Tanya Stela menunjukkan kamera ponselnya kearah ranjangnya.

"Stel itu siapa? Gak mungkin kan anak lo?" Tanya Zahra.

"Gila aja lah Stela punya anak hamidun aja kita gak pernah tau kapan" jawab Lily.

"Dia Ricko adiknya pak Eric" jawab Stela sambil memakan mienya tadi.

"HAH?! DEMI APA?!" Ujar Lily dan Zahra yang terkejut mendengar ucapan Stela tadi.

"Heh jangan ribut dia lagi tidur" ucap Stela melihat ke belakangnya, takut Ricko terbangun.

"Itu adiknya kenapa bisa ada di rumah lo Stel?" Tanya Lily.

"Ceritanya panjang" jawab Stela.

Stela memulai menceritakan awal kali dia tau kalau teman bang Gibran mau ke rumahnya dan juga sampai bagaimana Ricko ada di rumah Stela.

"Wahh gila fix sih lo berdua jodoh" ujar Zahra menyeletuk duluan sebelum Lily.

"Apasih lo Ra gak lah, kan sekedar main doang emang salah" jawab Stela menatap kearah Zahra dengan kesal.

"Iya kita tau sekedar main tapi kenapa selalu bisa gitu sih ha? Pas awal juga lo ketemu sama dia kan yang lo baru sampai di Jakarta" ujar Zahra.

"Nah bener tuh All, apalagi nih sekarang adiknya nempel sama lo udah lah fix" jawab Lily lagi.

"Apasih kalian gak jelas, gua cuman mau cerita tadinya sama kalian tapi kok malah jadinya gua kesel ya sama kalian" ucap Stela dengan nada yang sudah kesal.

"All gini aja ya gak ada namanya yang kebetulan pasti di balik kata itu ada sesuatu yang tersimpan di baliknya" ujar Lily.

Zahra mengangguk, "kita liat aja ke depannya gimana nanti ya" jawabnya seperti menantang Stela.

"Oke gua gak bakalan suka sama cowok modelan kayak dia gak akan pernah" jawab Stela dengan yakin dan sangat percaya diri.

"Oke Lily sebagai saksi kalau lo kalah, lo harus beliin apa yang kita mau" ujar Zahra.

"Oke deal siapa takut" jawab Stela mengangguk kan kepalanya yakin.

"Oke udah gua rekam layar" jawab Lily.

"Bagus sebagai bukti" ucap Zahra.

"Inget ya All sama janji lo" ujar Lily lagi.

"Iya iya lagian gua yakin kok kalian yang bakalan kalah" jawab Stela.

"Gak bakalan, kita tau kok ciri-ciri orang yang mulai suka apalagi lo" jawab Zahra.

"Oke gua kasih jarak 1 tahun, kalau selama 1 tahun gua gak ada rasa sama dia berarti gua menang tapi kalau dalam 1 tahun itu gua ada rasa sama dia atau suka sama dia gua kalah" ujar Stela.

"Oke setuju!" Ujar Lily dan Zahra barengan sambil menganggukkan kepalanya.

Tokk...tok...

Stela langsung melihat kearah pintunya yang tertutup.

"Kalian jangan berisik ya" bisik Stela.

Lily sama Zahra hanya mengangguk. Lalu Stela pergi membuka kan pintu kamarnya, dan ternyata ada pak Eric di depan pintu kamar Stela dengan tangan yang sepertinya ingin mengetuk pintu Stela lagi cuman tidak jadi karena sudah di buka kan.