Chereads / Stela and Eric / Chapter 34 - Stela and Eric bagian 34

Chapter 34 - Stela and Eric bagian 34

"Loh pak, ada apa?" Tanya Stela yang kaget melihat Eric yang berdiri di depan kamarnya.

Di kamarnya woii demi apa itu hal yang mengejutkan bagi Stela yang tidak pernah ada cowok atau pun guru yang datang ke rumahnya apalagi sampai tau dimana kamar Stela dan bagaimana keadaan kamar Stela.

"Saya mau ngambil Ricko" jawab Eric dengan tatapan yang dingin.

Stela jadi merasa canggung dan bingung, "oh iya pak" jawabnya sedikit menggeserkan badannya membiarkan Eric masuk.

"Kenapa bapak gak bilang sama saya, biar saya yang anter Ricko ke ruang keluarga" ujar Stela yang mengikuti Eric yang berjalan masuk ke dalam kamar Stela.

"Saya gak mau ngerepotin" jawab Eric.

"Gak ngerepotin kok pak" jawab Stela.

Eric dengan perlahan mengangkat tubuh Ricko yang sudah lemas karena sudah sangat lelap tertidur.

"Terimakasih ya" ucap Eric dengan tatapan yang masih saja sama.

Stela mengangguk dan dia juga menunjukkan sikap yang dingin dengan Eric.

Dengan cepat Eric pergi keluar kamar Stela sambil mengendong Ricko setelah itu Stela kembali menutup pintu kamarnya dan duduk lagi di depan meja belajarnya yang menghadap ke ponselnya.

"Cieee" ledek Lily dan Zahra serempak dengan mereka yang sudah tertawa gak jelas.

"Apasih kalian, gitu aja kalian baper" ujar Stela.

"Gak mau ngerepotin, ekhem ada yang baru di samperin ke kamar nih" ujar Zahra dengan heboh tak kalah juga dengan Lily.

Stela menatap mereka berdua dengan tatapan yang sinis, "inget ya dia cuman mau ngambil Ricko doang" jawabnya membantah ucapan temannya.

"Iya sekalian tuh mau liat keadaan lo" jawab Lily.

"Emang gua sakit apa? Ngeliat keadaan" ucap Stela dengan kesal.

"Ya kan itu perumpamaan All" jawab Lily.

"Udah intinya gini aja tadi lo udah gak dingin sama dia biasanya lo jutek sama dia, ada apa sih teman hm? Udah mulai suka ya?" Tanya Zahra mulai meledek Stela lagi.

"Kalian mangkin kesini mangkin aneh ya mana ada gua suka sama dia. Masalah gua gak cuek atau jutek sama dia itu karena dia guru gua, gua menghargai dia sebagai guru gua itu pun gua tetap sama cuek juga" jawab Stela menjelaskan.

"Cuek darimana lo begitu malah bilang kenapa gak bilang saya pak" jawab Lily.

"Nahh iya bener udah lah All ngaku aja udah lo, biar kita sama-sama enak juga" jawab Zahra.

"Apasih kalian, udah lah malas gua sama kalian" jawab Stela dan langsung mematikan sambungan teleponnya.

Selesai itu Stela turun ke bawah untuk menaruh piring kotornya yang tadi bekas dia pakai untuk makan.

"Loh abang belum pulang?" Tanya Stela saat dia melihat Gibran yang masih ada di ruang tamu.

"Belum, nanti aja deh abang pulang" jawab Gibran.

Stela langsung duduk di samping Gibran, "kita berenang yuk" ajak Stela.

"Abang gak bawa baju ganti dek, lain kali aja ya" ucap Gibran mengelus kepala Stela.

"Abang lupa kan di kamar tamu masih ada baju abang" jawab Stela. Memang dulu Gibran sering nginap disini kalau dia pulang kerja kemalaman dan karena dia sering tidur di kamar tamu jadinya dia menaruh beberapa bajunya di kamar tamu juga biar kalau dia nginep tinggal enak gak perlu bawa baju lagi.

"Oh iya abang lupa" jawab Gibran mengingatnya.

Stela langsung tersenyum, "ayo lah ke kolam" jawabnya menarik tangan Gibran.

Gibran pun hanya nurut saja dengan apa yang Stela katakan.

Saat sampai di kolam bibi biasanya sudah tau kalau mereka berenang pasti nanti meminta makanan dan juga jus. Jadi bibi langsung membuatkannya saja.

"Mama sama papa kemana bang?" Tanya Stela yang masih duduk di bangku yang ada di pinggir kolam berenang.

"Kan itu mama sama papa kamu ya mana abang tau lah" jawab Gibran sambil membuka kemejanya.

"Lah kan tadi abang sama mereka, makanya Stela tanya sama abang" jawab Stela.

"Oh iya juga ya" ujar Gibran. "Tadi katanya ada urusan mendadak gak tau kemana" sambung Gibran.

Stela pun mengangguk, sambil berdiri berjalan kearah kolam berenang dan langsung lompat ke kolam.

"Kamu ini masih aja kayak anak kecil" ujar Gibran yang terkena cipratan air dari kolam.

Stela tertawa sambil menyipratkan air ke Gibran.

"Buruan sini bang lompat" ujar Stela mengajak Gibran.

"Dengan senang hati" jawab Gibran yang melompat masuk ke dalam kolam.

Mereka bermain ciprat-cipratan air sambil tertawa, dan sesekali juga mereka berdua lomba berenang dan juga bercanda.

Setelah dirasa sedikit capek dan juga sudah puas berendam Stela dan Gibran naik ke atas. Pas pada saat Stela dan Gibran mengelap badannya dengan handuk bi Ningsih mengantarkan jus dan beberapa makanan.

"Makasih bi" jawab Stela dan Gibran.

"Sama-sama, bibi balik ke belakang lagi ya" ujar Bi Ningsih.

Stela mengangguk dan langsung duduk di bangku yang tadi dan Gibran duduk di sebelahnya.

"Eh bang" panggil Stela sambil meminum jusnya.

"Iya kenapa?" Tanya Gibran.

"Ricko itu beneran adiknya Eric?" Tanya Stela.

Gibran menoel kepala Stela, "gak sopan kamu sama guru kamu panggil namanya gitu aja" jawabnya.

"Hehehe iya iya maksudnya pak Eric" jawab Stela.

"Enggak sih itu anak angkat" jawab Gibran.

"Oh ya? Tapi kok mereka mirip ya" ujar Stela.

"Dari kecil udah di urus sama orang tuanya Eric mungkin dari situ bisa aja gitu kadang kan anak bayi wajahnya berubah-ubah" jawab Gibran.

"Kok bisa Ricko jadi anak angkat?" Tanya Stela.

"Ya karena bukan anak kandung lah" jawab Gibran.

"Ishh maksud aku itu kenapa bisa mereka adopsi anak gitu loh" jawab Stela.

"Jadi dulu nih mama sama papa Eric lagi liburan di Bandung karena rumah opa dan oma Eric dulu di sana sebelum meninggal, nah pas itu ada pembantu opa dan oma Eric yang sedang hamil pada saat asisten rumah tangganya pulang dia kan di jemput sama suaminya nah pas di jalan kecelakaan dan yang selamat ya cuman Ricko karena mamanya Eric udah nganggap asisten rumah tangga ini tadi seperti kakak baginya jadi mamanya memutuskan untuk mengadopsi Ricko itu juga wasiat dari mendiang mamanya Ricko dulu" jawab Gibran menjelaskan kepada Stela.

"Kasian banget ya Ricko, terus sampa sekarang Ricko belum tau semua itu?" Tanya Stela.

Gibran mengangguk, "udah tau dan kamu tau Ricko yang masih anak-anak gitu dulu sempat kabur mau nyari ibunya pas tau dia bukan anak kandung mamanya Eric walaupun dia masih kecil gitu pikirannya sudah seperti orang dewasa" jawab Gibran.

Stela pun mengangguk-anggukkan kepalanya dia merasa sedih juga sih mendengar cerita tentang Ricko tapi dia juga gak tau mau bagaimana.