Chereads / Stela and Eric / Chapter 32 - Stela and Eric bagian 32

Chapter 32 - Stela and Eric bagian 32

"Iya pak" jawab Stela dengan muka yang datar.

"Makasih" ujar Eric dengan tatapan yang dingin.

Stela pun hanya mengangguk saja Stela paham pasti yang tadi pagi pikirnya.

"Ekhem! Ada apa gerangan sih teman" ujar Devan.

"Tumben kulkas kita ngomong sama cewek" ujar Bian.

"Ric ada apa lo sama adik gua" ujar Gibran menginterogasi Eric.

Eric hanya berdecak lalu memainkan ponselnya lagi.

"Dek" panggil Gibran.

Stela melirik ke arah Gibran dia tau apa yang akan di tanya kan Gibra, "tadi Stela tolongin adiknya pak Eric jatuh di taman bermain yaudah itu doang" jawabnya menjelaskan biar tidak ada yang salah paham juga dengannya.

Gibran mengangguk-anggukkan kepalanya, "ohh jadi gitu pantesan kulkas kita ngomong guys" jawab Gibran.

Bian ikut mengangguk, "kita kirain ada apaan soalnya kali pertama nih dia begini kan kita pada mikir yang aneh-aneh" jawabnya dengan tatapan yang masih curiga melihat Eric.

Yang di lihat menatap mereka kembali dengan tatapan yang tajam seperti ingin membunuh.

Stela tersenyum tipis melihat kelakuan mereka yang menurut Stela seperti anak-anak yang sedang berantem sama temannya.

"Oh iya abang sama yang lain ngapain kesini?" Tanya Stela dengan berbisik.

"Ada urusan pekerjaan sama papa kamu, biasalah bisnis" jawab Gibran ikut berbisik.

"Jadi pak Eric temen abang juga berarti" ujar Stela.

"Kan abang udah pernah bilang Stela kalau Eric temen abang" jawab Gibran.

"Mana ada gak pernah tuh" jawab Stela.

"Pernah Stela mungkin kamu yang gak dengerin" jawab Gibran.

"Mungkin kali ya" jawab Stela.

Gibran menoel hidung Stela dengan gemas.

"Eh iya Ric adek lo kenapa gak lo bawa? Biasanya kalau lagi ngumpul selalu ngintil adek lo" ujar Devan.

Eric melirik kearah Devan, "lagi tidur" jawabnya.

"Ohhh" jawab Devan menganggukkan kepalanya.

Saat mereka sibuk ngobrol ponsel Eric berbunyi ternyata itu mamanya yang nelpon.

"Tumben mama lo video call" jawab Bian yang melirik ponsel Eric.

Eric hanya mengangkat bahunya acuh tak acuh. Lalu dia mengangkat teleponnya.

"Halo bang" ujar Ricko dengan nada yang kesal.

Eric tersenyum melihat Ricko yang kesal dengannya, "iya" jawabnya.

"Kenapa abang gak bawa Licko, kan aku pengen ikut bang" jawab Ricko dengan kesal.

"Tadi kan kamu tidur Rickoo masa abang bawa aja kan gak enak nanti kamu kebangun" jawab Eric dengan suara yang lembut.

Stela melihat itu dengan takjub baru kali ini dia melihat Eric selembut itu dan semanis itu.

Gibran melirik Stela lalu menyenggol tangannya, "terpukau kan kamu" bisik Gibran.

Stela langsung sadar dan melihat Gibran dengan kesal, "apaan sih enggak lah" jawabnya.

"Aku ambilin cemilan dulu" jawab Stela dengan nada yang jutek.

Karena Stela mau pergi ke dapur Stela melewati belakang Eric dan saat itu Ricko melihat Stela lewat.

"Kak Stela!" Panggil Ricko dengan suara yang gembira.

Stela langsung menghentikan langkahnya dan menatap Ricko di layar ponsel Eric.

"Abang lagi tama kak Stela ya?" Tanya Ricko dengan nada yang ingin cemberut.

"Enggak, nih sama temen-temen abang" jawab Eric mengarahkan ponselnya ke yang lain.

"Tlus kenapa ada kak Stela?" Tanya Ricko dengan nada yang gemas, di tambah dia belum fasih bilang huruf R.

"Abang lagi di rumah dia" jawab Eric.

"Gak mau tau abang jemput aku sekarang, aku mau main sama kak Stela" jawab Ricko.

"Udah lah di rumah aja gak usah kesini" jawab Eric.

"Ndak mau aku ndak mauu" ujar Ricko merengek.

"Yaudah iya" jawab Eric dengan pasrah kalau tidak bisa kena marahi nanti dia dengan mamanya.

Eric mematikan ponselnya dia langsung pergi ke luar rumah Stela dan menuju rumahnya naik motornya.

Dia memang naik motor karena dekat dari rumahnya ke rumah Stela.

Stela pun pergi ke dapur untuk menyiapkan cemilan yang ada di rumahnya dan kebetulan ada brownies entah dari mana datangnya Stela juga tidak tau.

Setelah menyiapkan semuanya dan langsung membawanya ke depan kembali ke ruang keluarga.

"Nih ada brownies" ujar Stela meletakkan nampan yang dia bawa.

"Abang lagi main game, suapin dong" ujar Gibran sambil fokus menatap layar ponselnya.

Stela mengambil brownies yang dia potong-potong dan menyuapi Gibran dengan garpu yang udah di sediakan.

"Kakakkk!" Teriak Ricko sambil berlari kearah Stela, dan langsung memeluk Stela.

"Haii, gimana kaki kamu hm? Udah baikan?" Tanya Stela mengelus kepala Ricko dengan lembut.

Ricko menganggukkan kepalanya, "udah dong kan aku kuat" ujar Ricko dengan tangan yang di naikkan menunjukkan ototnya.

Stela terkekeh mendengarnya lalu menoel hidung Ricko dengan gemas.

"Ternyata Stela mendekati adeknya dulu baru abangnya" ujar Devan sambil terkekeh dengan Yuda.

Stela hanya melirik mereka dengan sinis, "Ricko mau main apa sama kakak?" Tanya Stela.

"Nih Licko bawa tembakan kakak mau main gak sama aku?" Tanya Ricko.

Stela mengangguk, "yuk kita main di kamar kakak aja biar lebih leluasa" jawabnya.

Saat hendak membawa Ricko ke kamarnya, orang tua Stela kembali dengan membawa beberapa cemilan.

"Mau kemana Stel?" Tanya mama.

"Mau bawa Ricko main di kamar ma, sekalian Stela kan punya mainan juga" jawabnya.

"Ohh yaudah sana" jawab Mama Stela.

Stela pun mengangguk dan melanjutkan jalannya pergi ke kamarnya.

"Nahh udah sampai" ujar Stela membuka pintu kamarnya.

Ricko masuk ke dalam kamar Stela dan langsung lompat ke tempat tidur Stela.

"Kamal kakak wangi ya gak kayak kamal abang aku" jawab Ricko terlalu jujur.

Stela tertawa mendengar perkataan Ricko, Stela jongkok ke arah kolong tempat tidur dan langsung mengambil kotak yang lumayan besar.

"Itu apa kak?" Tanya Ricko penasaran.

"Ini kakak ada mainan punya kakak dulu, kakak dulu suka mobil-mobilan loh" ucap Stela membuka kotak itu.

Ricko yang merasa tertarik langsung turun dari tempat tidur Stela dan berjalan ke sampingnya.

"Wahh mainan kakak banyak ya" ujar Ricko melihat ada banyak mobil-mobilan yang Stela simpan di dalam kotak tersebut.

"Yuk kita main" ajak Stela mengeluarkan mobilannya.

Ricko pun mengangguk dan duduk di karpet yang di sediakan di kamar Stela.

"Oh iya kamu sambil belajar bilang huruf R ya biar kamu bisa bilang huruf R nanti" ujar Stela mengelus kepala Ricko.

Ricko mengangguk, "L" jawabnya yang menyebutkan huruf R menjadi L.

"Coba lagi Rrr gitu" ucap Stela memberi contoh.

"Rrr" jawab Ricko yang tiba-tiba dia langsung bisa bilang R.

Stela tepuk tangan merasa senang, "yeyy sekarang kamu bisa bilang R" jawabnya dengan senang.

Ricko pun ikutan senang dia memeluk Stela dengan erat dan sepertinya ada rasa nyaman di dalam diri Ricko sebagai anak-anak.