Selesai mandi Stela sudah duduk di depan laptopnya dengan layar yang sedang menelpon Zahra dan Lily dengan panggilan video call.
"Apa sih All lo ganggu banget" ujar Lily yang sepertinya dia baru bangun. Begitu pun dengan Zahra.
"Gua mau cerita, tapi sebelum itu kalian cuci muka dulu deh biar enak gua liat" jawab Stela.
Zahra dan Lily hanya berdehem, lalu mereka pergi ke arah kamar mandi mereka masing-masing untuk cuci muka.
Setelah itu kembali ke tempat tidur, sambil rebahan.
"Apaan buruan? Lo pagi-pagi ngajak cerita aneh banget sih lo" jawab Lily.
"Dengerin ya baik-baik" ucap Stela.
"Iyaa" jawab Lily dan Zahra.
"Tadi kan gua jogging nah terus karena gua mau istirahat juga jadi gua duduk di taman bermain untuk anak-anak yang ada di perempatan itu loh, nah terus ada anak-anak jatuh tuh sekitar umur 5 tahunan kayaknya di liat dari badannya dan kalian tau dia adik siapa" ujar Stela membuat Zahra dan Lily penasaran.
"Siapa? Galang?" Tanya Lily.
Stela menggeleng.
"Siapa emangnyaa?" Tanya Zahra.
"Adiknya pak Eric dong" ujar Stela dengan suara yang antara sedih dan tidak suka.
"Ha demi apa? Serius lo? Beneran? Woii gua baru tau pak Eric punya adik" ujar Lily yang heboh.
"Iya sumpah All itu pak Eric? Setau gua dia anak satu-satunya ternyata bukan" jawab Zahra yang ikutan heboh.
"Beneran bahkan gua tadi ketemu sama pak Eric dan kalian tau hal yang lebih mengejutkan lagi dia satu kompleks sama gua, rumahnya dia di blok B" ucap Stela mendramatis.
"Wahhh demi apa All? Gila lo kayaknya punya kesialan apa sih sampe jumpa terus sama dia" ujar Lily sedikit terkekeh.
"Mana gua tadi buat kesalahan lagi" ujar Stela dengan muka yang masam.
"Lo ngapain? Nabrak dia lagi?" Tanya Zahra sambil dia menduduk kan dirinya karena dia mulai tertarik dengan cerita Stela.
"Gua kan kesel tuh masa anak kecil gak ada yang jagain yaudah dong gua marah-marah sama dia karena adiknya bilang abangnya pergi karena ada urusan penting eh taunya dia ninggalin adiknya kan gua jadi kesel apalagi tadi adiknya jatuh luka kan kalau gak ada yang jagain siapa tau nih lebih parah dari tadi bisa bahaya" ujar Stela.
Lily sudah tertawa mendengar cerita Stela dia sudah membayangkan ekspresi Stela disana, "aduhh duhh All emang lo gak salah sih ya tapi kan gimana ya, Pak Eric susah buat di ajak kompromi" ujar Lily.
"Nah itu dia, takut gua di hukum lagi" jawab Stela.
"Tapi ya gua masih gak habis pikir pak Eric punya adik secara dia gak pernah cerita mengenai keluarganya" jawab Zahra.
"Ya gimana mau cerita Ra dia aja dingin kek gitu, kalau ada yang nanya jawabnya selalu privasi" jawab Lily.
Zahra pun menganggukkan kepalanya, "iya juga sih ya dia kan selalu gitu" jawabnya.
"Dan aku baru tau dia ada abang juga, yang pertama namanya sama kayak papanya ada Gibson-nya kalau adiknya sama kayak dia namanya Fransisco" Jawab Stela.
"Wah, Stela sekarang lebih banyak tau ya mengenai pak Eric sering juga ketemu jangan-jangan kalian" ujar Lily mengantung kalimat akhirnya.
"Diem deh gak semua orang yang ketemu di bilang jodoh" jawab Stela langsung menyela omongan Lily.
"Tapi bisa aja loh All kan secara nih pas awal masuk aja lo udah jumpa sama dia, dan sekarang lo udah tau keluarganya sedangkan kita aja yang udah 1 tahun di sekolah itu gak tau apa-apa tentang pak Eric lah lo yang baru beberapa bulan udah langsung tau semuanya" jawab Zahra menyampaikan pendapat dia.
"No, sampai kapan pun gua gak mau juga punya suami kayak dia amit-amit, denger ya dia itu usah sok cuek, sok cool najis banget gua liatnya" jawab Stela terus menjelek-jelekkan Eric.
"Hati-hati lo jan sampai nanti kata-kata lo ini malah jadi kebalikan semuanya menjadi pujian" ujar Zahra menaik-turunkan alisnya.
"Iya All banyak sekarang cerita cinta orang yang awalnya benci jadi cinta" ujar Lily yang ikut menggoda Stela seperti Zahra.
"Enak aja lo berdua kalau ngomong, pegang aja ucapan gua gak bakalan itu terjadi" jawab Stela dengan muka yang songgong.
"Ya sekali lagi kita cuman ingetin All nanti hem baru tau lo menyesal hahaha" ujar Lily sambil tertawa.
"Udah lah kalian berdua gak jelas, kok malah lari kesana pembicaraan kita" ujar Stela dengan kesal.
"Yang mulai duluan lo bukan kita" jawab Lily membela dirinya dan juga Zahra.
"Kan kalian yang mulai jodoh-jodohin kek gini" ujar Stela dengan kesal.
"Ya tapi kan itu emang fakta All, ada orang yang begitu" jawab Zahra.
"Udah lah gua mau makan bye" jawab Stela yang langsung mematikan teleponnya tadi.
Setelah itu dia pergi turun ke bawah untuk sarapan karena dia juga sudah sangat lapar.
"Morning mom, pa" jawab Stela melihat papa dan mamanya yang sudah berada di meja makan.
"Morning" jawab Papa dan mama serempak.
Stela duduk di sebelah kiri papanya dan mamanya duduk di depan Stela.
"Sayang nanti kamu tolong bereskan ruang keluarga ya, abang kamu mau datang katanya sama temen-temennya" ujar papa menyuruh Stela.
"Lah kok tiba-tiba pa? Emang bang Gibran sama temen-temennya ngapain kesini?" Tanya Stela.
"Katanya mau main-main doang, sambil ada yang papa mau bahas sesuatu sama Gibran dan yang lain" jawab Papa Stela sambil meminum kopinya.
Stela hanya mengangguk karena mulutnya penuh dengan nasi goreng yang di masa oleh mamanya tadi pagi.
"Kenapa harus gua sih" batin Stela sambil mengunyah makanannya.
"Oh iya nanti kamu jangan pakai pakaian santai ya, sedikit lebih feminim kan mau datang temennya bang Gibran kamu harus pakai baju yang sopan" ucap mama Stela.
"Iya ma iyaa" jawab Stela yang sudah tidak mood karena dia paling malas kalau di suruh menggunakan baju yang feminim.
Selesai papa dan mama sarapan mereka beranjak dari bangkunya.
"Loh mama sama papa mau kemana?" Tanya Stela melihat orang tuanya yang sudah rapi.
"Mama mau beli makanan buat Gibran nanti sama temen-temennya sekalian stok buat cemilan kamu, papa nemenin mama" jawab mama Stela menjelaskan.
Stela pun menganggukkan kepalanya.
"Jangan lupa ya kamu mandi selesai beresin ruang keluarga jangan sampai mama liat kamu pakai baju yang gak sopan" ujar mamanya.
"Iya ma iyaa Stela inget kok" jawab Stela.
"Ya sudah mama sama papa berangkat dulu ya" ujar Mama.
"Iya ma" jawab Stela dengan malas.
Setelah mama dan papanya pergi Stela langsung menjalankan tugas yang di berikan oleh papanya tadi yaitu membereskan ruang keluarga.