Stela mulai merapikan majalah-majalah yang sering dia dan mamanya liat dan juga meletakkan semua barang yang ada di meja kembali ke tempatnya.
Sebenarnya tidak terlalu berantakan sih tapi papanya masih menyuruh Stela membereskannya padahal cuman tinggal sapu dan ngepel doang biar tambah bersih.
"Bi kain pel dimana ya?" Tanya Stela saat berada di kamar mandi dapur.
"Di belakang non bibi taro" jawab Bi Ningsih.
Stela pun pergi ke arah belakang rumahnya untuk mengambil pel-pelan lantai, saat menemukannya Stela kembali lagi ke ruang keluarga membawa ember yang berisi pel dan juga sudah dia beri pengharum lantai biar wangi.
Stela pun mulai mengepel seluruh sudut ruangan itu karena begitu lebar Stela tidak sanggup melanjutkannya lagi, dia akhirnya meminta bantuan dari Bi Ningsih ya memang tinggal sedikit lagi sih tapi Stela tidak terbiasa mengerjakan semua itu.
Setelah selesai Stela langsung pergi ke kamarnya dengan keringat di dahinya yang bercucuran.
Stela menjatuhkan dirinya ke ranjang sambil mengelap keringatnya di keningnya, "hufff capek banget sih gua" ujar Stela dengan kesal sendiri.
"Gua nelpon Zahra dan Lily sebentar deh" gumam Stela.
Dia mengambil ponselnya di nakas lalu memulai panggilan suara dengan Zahra dan Lily.
"Apa lagi? Mau cerita ketemu pak Eric lagi?" Tanya Zahra to the point.
"Bukan itu ishh, gua cuman mau bilang hari ini gua capek banget gilaa" jawab Stela dengan nada yang ingin menjerit kuat.
"Gila ya nih anak hidupnya gaje bener, lo nelpon kita cuman buat bilang kalau lo capek banget hari ini, hey lo ishh kalau deket udah gua lempar rumah lo pakai batu" jawab Lily dengan kesal.
"Hehehe kan gak papa sih gua cuman mau bilang sama kalian" jawab Stela.
"Au ah All emang lo kayaknya terlalu gabut deh sampai-sampai lo gak punya pikiran yang bener lagi" ujar Zahra yang ikutan kesal sama seperti Lily.
"Sekali-sekali gua ganggu kalian" jawab Stela.
"Udah ya gua mau mandi" ujar Lily dengan kesal.
"Gua juga sih" jawab Stela.
"Yaudah pada mandi sana gak usah ngelakuin hal gak jelas kek gini lagi deh" ucap Zahra dan langsung mematikan ponselnya.
Stela dan Lily pun ikut-ikutan mematikan sambungan teleponnya.
Setelah itu dia pergi ke arah lemarinya untuk memilih baju yang akan dia pakai hari ini. Stela langsung memilih dress yang menurutnya cocok dengannya dengan motif yang polos dan warna yang soft, dan juga itu panjangnya di bawah lutut jadi menurut Stela lebih cocok aja kalau dia memakai itu.
Selesai memilih baju Stela pun langsung pergi mandi karena kalau dia belum siap nanti keburu bang Gibran datang dengan teman-temannya.
Saat ini Stela sedang duduk di depan kaca riasnya menyisir rambutnya dan juga memakai sedikit bedak dan juga pelembap bibir biar bibirnya tidak kering dan juga lebih sehat aja.
"Non" panggil bi Ningsih dari luar.
"Iya bi ada apa?" Jawab Stela.
"Ada tuan Gibran sama teman-temannya di bawah non" jawab Bi Ningsih.
Stela langsung pergi ke arah pintu dan membukannya, "mereka udah datang bi? Udah bibi suruh ke ruang keluarga kan?" Tanya Stela.
"Sudah non, mereka lagi nunggu non" jawab Bi Ningsih.
Stela pun tersenyum lalu dia masuk lagi ke dalam untuk memakai parfum sedikit biar dia wangi aja.
Di rasa semua sudah siap, Stela lari turun ke bawah karena dia sudah rindu dengan Gibran.
"Abanggg" Teriak Stela sambil berlari dan langsung memeluk Gibran yang lagi duduk di sofa dengan santai.
"Aduh princessnya abang, rindu ya sama abang?" Tanya Gibran.
Stela menatap wajah Gibran, "banget tau gak sih Stela mau cerita banyak sama abang tapi gak belum tepat waktunya" jawab Stela.
Gibran mengelus kepala Stela dengan lembut, "kamu ini udah besar masih aja manja gak malu apa di depan teman-teman abang kamu begitu" jawabnya sambil terkekeh.
Stela terdiam dan langsung ingat kalau Gibran gak sendirian disini, Stela menatap ke sekeliling yang sudah banyak para cowok. Tapi yang namanya Stela dia pandai mengatur wajah dia langsung kembali cuek dan dingin.
"Jangan dingin-dingin banget atuh neng, ntar jadi kayak ini nih" ujar salah satu dari teman Gibran menyenggol seseorang di sampingnya yang memakai topi dan menunduk melihat ponselnya yang membuat wajahnya tidak terlalu keliatan jelas.
Seseorang tadi yang merasa dirinya di senggol langsung menatap ke arah yang lain. Stela membelalakkan matanya melihat wajah yang familiar baginya.
"Biasa aja kali liatnya" bisik Gibran melihat wajah Stela yang terkejut.
"Pak Eric" ujar Stela yang masih terkejut.
Serasa namanya di panggil Eric pun melihat kearah Stela.
"Nah orang dingin ketemu dingin jadilah bersatu" ujar salah satu dari mereka lagi.
Stela langsung salah tingkah karena dia juga malu di depan gurunya manja-manja dengan Gibran.
"Aku siapin minum dulu ya" ujar Stela melirik Gibran.
Gibran ingin tertawa melihat wajah Stela, "yaudah iya" jawabnya.
Stela langsung lari ke dapur dengan menahan malu.
"Arghh kenapa gua ketemu terus sih sama dia, kenapa sih bikin kesel aja deh" ujar Stela dengan kesal sambil mengaduk minum yang dia buat.
Selesai membuat minuman Stela membawanya lagi ke ruang keluarga dan duduk lagi di sebelah Gibran.
"Oh iya kita belum kenalan" ujar orang yang duduk di samping Eric.
Stela mengangguk, "Stela" jawabnya dengan singkat dan jutek.
"Gua Biantara Danantya, biasa di panggil Bian" jawab Bian orang yang duduk di sebelah Eric.
Stela hanya mengangguk tanpa merespon sama sekali.
"Kenalin gua Devan Shankara"
"Gua Yuda Rasendriya"
"Gua Danise Adelard, bisa di panggil Danis emang nama gua kayak cewek tapi tenang gua cowok" jawab Danis sambil mengedipkan sebelah matanya dengan Stela.
Gibran yang melihat itu memukul Danis dengan bantal yang dia pegang.
"Ric lo gak perkenalan?" Tanya Danis.
Eric melirik kearah Stela dengan tatapan yang susah di artikan.
"Aku udah kenal sama pak Eric" jawab Stela.
"Hahaha Eric di panggil bapak-bapak" ujar Yuda sambil tertawa.
"Kan gurunya goblok masa di panggil sayang" jawab Bian menatap Yuda.
Stela hanya menatap mereka dengan tatapan yang dingin.
"Papa mana All?" Tanya Gibran.
"Bentar lagi palingan pulang, tadi pergi sebentar" jawab Stela.
"Kemana?" Tanya Gibran.
"Katanya beliin makanan" jawab Stela lagi.
"Ohhh" Gibran menganggukkan kepalanya mengerti.
"Stela" panggil Eric tiba-tiba dengan suara yang dingin.
Gibran dan yang lain langsung terkejut mendengar Eric ngomong. Tumben Eric mau ngomong dengan cewek yang baru dia kenal ya walaupun mereka tau dia murid Eric tapi kejadian ini sangat lah langka.