Malam hari itu bulan purnama sangat terang, pesta berakhir tepat pukul 12 malam, namun beberapa tamu sudah pulang sebelum pesta berakhir, terlihat pesta masih berjalan dengan lancar, alunan alat musik klasik terdengar merdu, para pelayan sedang sibuk berlalu lalang, para bangsawan bawah mencoba mencari perhatian bangsawan tinggi, bahkan kesenjangan sosial terlihat dalam pesta.
Duchess Cellin dan Duke Leonard yang terlihat sibuk dengan para lingkungan sosial mereka, terkadang persaingan politik terjadi pada lingkungan sosial.
"Duke Leonard, terimakasih sudah memberi perhatian lebih pada warga desa kami." seorang bangsawan Baron yang menjabat sebagai kepala desa, postur badannya lebih pendek, kulitnya sedikit gelap, jasnya rapi dan kelihatan mahal, dia mencoba membuka perbincangan dengan Duke Leonard.
"Itu merupakan kewajiban saya sebagai pemimpin Zafia, Tuan Waston Revnard."
"Saya mendengar hasil sidang parlemen sangat memuaskan, kebijakan ekonomi pembajakan sangat menguntungkan untuk sektor ekonomi Zafia."
"Bahkan Yang Mulia Raja Randrik Eknath de Agasthya sangat setuju mengenai kebijakan ini."
Malam sudah mulai larut, beberapa kereta kuda meninggalkan pesta, tidak ada gerakan mencurigakan, di setiap sudut ruangan terdapat penjaga berpakaian lengkap.
"Jam menujukan pukul 10:36 seharusnya dia sudah memulai pertunjukan-nya, kenapa dia lama sekali, dia hanya di minta melukainya sedikit, Ervan." Salah satu pemuda tadi sedang mengawasi keadaan pesta "Lihat para penjilat ini, menjijikkan."
"Nyonya Duchess, ada yang beruntung memiliki anak dan pasangan seperti Tuan Muda Han dan Duke Leonard, apa Anda memiliki rencana perjodohan Tuan Muda Han? Dia sangat tampan dan pintar tidak ada lamaran yang akan di tolak, Duchess Cellin hoho..."
"Haha.. Nyonya Velian, saya belum memikirkan perjodohan untuk Tuan Muda Han, biarkan dia mencari jodohnya sendiri haha.."
"Haha.. Nyonya Duchess, jika ada di izinkan saya memiliki anak perempuan yang sangat cantik dan tentunya pintar, anak perempuan saya akan sangat bahagia bisa bertemu langsung dengan Tuan Muda Han hoho..."
"Saya akan mengingatnya Nyonya Lia."
Terlihat Tuan Muda Han selalu dikelilingi para petinggi bangsawan mau penjabat, kesempatan ini tidak datang dua kali, memberi perhatian lebih pada calon pemimpin Duke berikutnya, untuk mendapatkan kepercayaan dan dukungan oleh calon Duke.
"Jean? Ini sudah jam 10, Jean pasti sudah tidur, aku akan mengecek-nya." pikir Tuan Muda Han merasakan sesuatu yang tidak beres terjadi "Mohon maaf sebelumnya, saya izin untuk istirahat sebentar, silakan menikmati pestanya."
"Silakan Tuan Muda Rain, keberkahan Zafia selalu bersama Anda, Tuanku."
Tuan Muda Han izin untuk meninggalkan pesta sejenak, ia merasa khawatir dengan keadaan adiknya sehingga berencana untuk mengeceknya langsung ke kamar, ketika itu alunan alat musik Biola, Piano, Cello, Klarinet, Flute, dan Harpsi Chord masih terdengar sangat indah.
"Apa yang di lakukan Tuan Muda Han? Dia ingin naik ke atas, gawat!" Pemuda berambut gelap yang bertugas mengawasi keadaan pesta terkejut ketika Tuan Muda Han menyadari hal janggal terjadi, ia langsung berjalan menghampiri Tuan Muda Han dan mencoba mengulur waktu "Selamat malam Tuan Muda Han Vanz de Kany Cahaya Negeri Zafia Kerajaan Negeri Agasthya Ira Ekaraj, salam saya Johans Kzial seorang Kapten Knight Dinas berbatasan Zafia timur, dari keluarga Kzial saya merasa terhormat dapat bertemu Anda langsung."
"Ahh salam Tuan Johans Kzial" terlihat Tuan Muda Han, dia merasakan sesuatu yang janggal terjadi di atas, ia terus menoleh ke atas dan tidak fokus pada lawan bicaranya.
"Saya harap Tuan Muda Han , dapat berkunjung ke berbatasan Timur Zafia, di sana terdapat beberapa desa kecil," Johans mencoba menarik perhatian Tuan Muda Han "Desa di sana menghasilkan gandum, teh, dan beberapa tanaman sayur yang berkualitas daer-"
"Terimakasih Tuan Kzial, saya akan menambah desa tersebut ke dalam kunjungan saya." Ucap Tuan Muda Han mencoba menutup perbincangan "Mohon maaf Tuan Kzial, saya izin untuk beristirahat sebentar."
"Baik Tuan Muda Han, Keberkahan Zafia selalu bersama Anda, Tuan Muda." ucap Johans, membungkuk dan memberi hormat "Ervan, kamu jangan melakukan hal hal bodoh ya."
Tuan Muda Han berjalan menaiki tangga, beberapa detik dia berpapasan dengan pelayan yang bertugas menjaga Jean, pelayan itu membawa sebuah nampan yang di atasnya terdapat sebuah teko dan gelas.
"Jean sudah tidur?" tanya Tuan Muda Han kepada pelayan tersebut, terlihat jelas raut wajah khawatir ia pada adiknya.
"Tuan Muda Jean sedang berada di kamar membaca buku, Tuan Muda Jean meminta segelas air."
"Baiklah, dia sendirian di kamar?"
"Iya, Tuan Muda."
Rasa khawatir dan pikiran jahat terus berdatangan di kepalanya, dia mencepat langkahnya menaiki tangga untuk melihat kondisi adik tersayang-nya.
KRRAKK BRUUK BANKK
Terdengar suara pecahan kaca sangat kuat, salah satu lampu gantung keramik terjatuh bersamaan dengan seorang anak kecil laki laki, Jean, terjatuh tepat di atas meja bulat makanan dan berguling ke lantai aula, seketika pesta berhenti suara musik klasik di gantikan oleh teriakan ketakutan para tamu bangsawan, rambut dan kulit putihnya di penuhi darah, kejadian tersebut secepat kilat, tidak ada seorang yang melihat si pelaku.
"JEANN!!" teriank Tuan Muda Han, ia berlari mendekati Jean yang berbaring di tengah aula "PANGGIL MEDIS SEGERA!!"
Para petugas keamanan datang dan memeriksa sumber suara, kepanikan di tengah pesta tidak dapat untuk di hindar, para bangsawan berlarian keluar ruangan pesta, hanya Duke Leonard, Duchess Cellin dan Tuan Muda Han berada di sekeliling Jean.
"Jean masih BERNAFAS!!" Duke Leonard berusaha menghentikan darah yang keluar dari luka Jean "BERTAHAN LAh sebentar lagi nak..!" ucap Duke Leonard merobek bajunya mencoba menghentikan darah yang keluar dari lukanya.
"ADA PEMBUNUHAN, CEPAT PANGGIL POLISI!!"
"KEAMANAN DUKE LEONARD." para petugas keamanan dan bangsawan di bidang militer membuat penjagaan ketat di sekitar Duke Leonard.
"CEPAT TANGKAP PELAKU, dia masih sekitar sini!!" ucap salah satu bangsawan militer.
Para penjaga dan bangsawan militer menyusuri dan mencari di setiap sudut rumah, namun tidak di temukan jejak maupun si pelaku penyerangan.
Duchess Cellin terlihat sangat terpukul dengan kejadian yang terjadi, luka pada tubuh Jean terus mengeluarkan darah, ia memeluk Jean erat-erat air matanya tidak dapat di bendung, ia menangis dengan Jean di pelukannya.
"Bertahan lah Jean ku." ucap Duchess memegang wajah Jean dan memeluknya.
Beberapa menit kemudian para petugas medis dan kepolisian datang, Jean di bawah ke rumah sakit dan area aura rumah Duke Leonard di sita sementara untuk penyelidikan, pesta yang meriah seketika berubah menjadi menyeramkan.
Pemberitaan mengenai penyerangan di kediaman Duke Leonard menjadi perbincangan hangat, semua wartawan dan warga mengerubungi kediaman Duke Leonard, terlihat para polisi sedang sibuk mencari jejak si pelaku penyerangan.
"WAW GILA!, penyerangan ketika terjadi pesta panen!"
"Bagaimana dengan festival panennya? Pesta yang di adakan Duke dengan ketat saja masih ada ancaman, apalagi dengan festival-nya!?"
"Festival ini sudah menghabiskan dana cukup banyak, sayang sekali kalo tiba tiba di batalkan"
"Persiapan festival sudah berjalan 70%, GILA si!"
"Siapa pelaku penyerangan ini, dia harus di hukum berat!!"
"Siapa korbannya-Oh hanya anak seorang pelayan." Salah satu warga yang sedang membaca koran berita yang sedang hangat, di setiap sudut kota Zafia sedang sibuk tentang penyerangan di kediaman Duke Leonard.
Kabar burung penyerangan tersebut menjadi perbincangan hangat para warga, ditambah penyerangan ini di beritakan hingga keluar kota, beberapa keamanan dan detektif kerajaan di usulkan dalam penyerangan ini.
Para pelayan di minta kesaksian ketika kejadian berlangsung, Duke Leonard, Duchess Cellin dan Tuan Muda Han diungsikan ke rumah dinas keluarga de Kany yang terjaga sangat ketat, kejadian malam itu membuat suasana ruangan sangat sunyi, Duke Leonard tidak bisa beristirahat dengan tenang begitu juga Duchess dan Tuan Muda Han.Kesehatan Duchess Cellin menjadi menurun sejak kejadian penyerangan terhadap Jean, hampir sepanjang hari ia berada di kamarnya.
Suasana tekanan udara yang sangat berat di ruang keluarga, pencahayaan lampu yang sedikit redup, tidak ada seorang pun pelayan hanya terdapat penjaga di luar ruangan, Duke Leonard yang sedang duduk di meja kerja nya dan mengerjakan beberapa dokumen, Tuan Han sangat khawatir dengan Jean ia berniat meminta izin untuk mengunjungi Jean di rumah sakit.
"Ayah, aku akan menjenguk Jean."
"Tidak Han, kita tidak boleh menjenguk-nya, hal itu bisa berbahaya bukan hanya kamu yang terancam tapi Jean juga."
"Tapi yah, Jean sendirian di sana bagaimana jika terjadi sesuatu!"
"Ayah sudah mengirim pelayan untuk menjaganya, jadi tenang lah Han."
"JIKA ayah tidak mengizinkan ku, aku akan pergi sendiri ke sana!"
"HAN! KAMU TIDAK BISA BERSIKAP EGOIS SEPERTI INI!!" Duke Leonard menghentakkan tangannya ke meja dan berhenti membaca sebuah dokumen "APA KAU TAHU AKIBAT JIKA SEMUANYA TERBONGKAR?!! PERGI KE KAMARMU SEKARANG!! LAKUKAN APA YANG AYAH PERINTAHKAN!!"
Tuan Muda Han memasuki kamarnya, terdengar beberapa barang yang dibanting dan berjatuhan, tidak ada satu pun pelayan yang mencoba menghentikan Tuan Muda Han, itu merupakan sikap buruk Tuan Muda Han dari kecil melampiaskan amarahnya pada barang jika ia mengalami hal yang buruk, Tuan Leonard melanjutkan pekerjaannya walau pikirannya tidak berada di sana, dia terus menyalahkan dirinya atas semua kejadian yang terjadi, tidak kompeten yang di lakukan duke dalam melindungi keluarganya dari sebuah surat ancaman yang di kirim untuknya.
Di rumah sakit Jean masih tertidur di atas ranjang rumah sakitnya, bersama seorang pelayan sama yang biasa menemani Jean dan ibunya di taman, pelayan itu duduk di kursi dekat kasur Jean sedang mengupas sebuah apel, ia memiliki rambut yang tersanggul berwarna ungu kegelapan, dan mata cokelat gelap, memiliki tinggi badan sedang dan terlihat masih berumur 20an, masih mengenakan baju pelayan dengan sepatu hitam mengkilap, dalam satu ruangan terdapat 10 tempat tidur yang hanya di pisah dengan sebuah sekat tirai kain.
Dua orang polisi berpakaian lengkap berjalan memasuki rumah sakit, polisi itu berjalan menghampiri Jean, terlihat jelas mereka kepolisian yang bertugas dalam kasus penyerangan Duke Leonard.
"Selamat siang Nona, saya Gren Nordian dari kepolisian, bolehkah saya meminta waktu Anda untuk mewawancarai sebentar, Nona?" ucap salah satu kepolisian mata dan rambut cokelat terang, postur badannya tinggi, berpakaian sangat rapi dengan sebuah rantai jam saku di kantong jas nya, dia memegang sebuah catatan kecil dan sebuah pena di tangannya.
"Hah, Tentu Tuan."
"Baik perkenalkan saya Edwin Sherian rekan detektif, dan Nona?" tanya seorang polisi dengan rambut abu abu terang dengan mata gelap, postur badannya tinggi dan kurus, penampilannya sedikit berantakan dengan jas yang terbuka, sepatu cokelatnya yang sedikit kusam.
"Kalina Dezrof, seorang pelayan tetap dari Duke Leonard dan Duchess Cellin." jawab Nona Kalina tanpa ragu, Polisi Gren bertugas mencatat selama wawancara berlangsung.
"Apa Anda dekat dengan anak ini? anda mengetahui latar belakang dia, seperti keluarganya? Atau asal usulnya?"
"Saya cukup dekat dengan Jean, dia anak yang sangat baik dan ceria, saya secara sukarela menjaganya, walaupun saya tidak terlalu dekat dengannya tapi dia anak yang sangat baik dan mengingatkan saya dengan adik laki laki saya di desa, namun dia memiliki kelainan pada tubuhnya."
"Kelainan?"
"Iya, dia menginap penyakit Albus yaitu kulit dan rambut berwarna putih pucat dan karena itu dia kesulitan untuk berbicara, berjalan, dan mata kiri nya yang cacat, saya tidak terlalu mengetahui latar belakangnya, suatu hari Tuan dan Nyonya Besar membawa Jean ke rumah, beliau merasa iba dengan Jean sehingga dia di rawat di rumah, Tuan Muda Han juga cukup dekat dengan Jean, Tuan Muda menganggap nya seperti adiknya sendiri."
"Keberkahan Zafia untuk Duke Leonard atas kebaikan hatinya, Anda mengetahui dimana Jean sebelum kejadian?"
"Ketika sebelum kejadian, saya bersama Jean berada di lantai atas, saya dan Jean sedang membersihkan ruangan lantai atas, hanya terdapat 5 pelayan saja pada saat malam pesta, karena Jean sebenarnya di rawat oleh Duke dia tidak perlu bekerja sebagai pelayan, tetapi dia terus melakukan sesuatu yang dapat dia lakukan."
"Di malam hari?"
"Iya, saya di tugaskan oleh Nyonya Duchess, dikarenakan besok semua pelayan di libur kan untuk festival panen, Jean membantu saya menyusun beberapa buku dan mengelap meja, saat itu saya dan Jean berada di ruang kerja Tuan Muda, disana terdapat beberapa gelas dan cemilan jadi saya membersihkan-nya dan turun ke bawah untuk diletakkan di dapur, pada saat itu hanya Jean sendirian berada di atas."
"Berapa lama Anda di bawah?"
"Sekitar 15 menit kurang, di tengah perjalanan saya bertemu Tuan Muda di tangga, disaat itu pesta masih berlangsung."
"Apa Anda merasakan sesuatu hal yang janggal ketika berada di atas?"
"Hmm saya tidak begitu perhatian saat itu, saya rasa semuanya masih berjalan dengan normal."
"Apakah sebelum pesta di adakan ada seseorang yang datang ke rumah selai para petugas dekor?"
"Setahu saya tidak ada Tuan."
"Baiklah, terimakasih Nona Kalina atas kerja sama-nya, jika boleh tahu alamat rumah Nona Kalina dimana?"
"Jalan utama Darlin, perumahan Werdian, No.5, saya berada di rumah ketika waktu waktu libur saja Tuan, Duke Leonard menyediakan kamar untuk pelayan."
"Kalo begitu saya akan memberi kabar jika memerlukan keterangan lainnya." kedua polisi itu pamit dan keluar ruangan.
Seorang dokter datang dan memeriksa kondisi Jean, Jean mengalami luka memar di bagian punggung, bahu, perut, luka besar di bagian lengan bagian atas, perut kanan, kaki kiri akibat pecahan kaca, benturan keras di bagian kepala belakang dan jidat depan, dan kaki kanan mengalami patah tulang.
"Kemungkinan dia akan segera siuman, detak jantung dan pernafasan normal." ucap Dokter tersebut mengecek kondisi Jean "Perban akan di buka setelah lukanya tertutup, pastikan Jean tidak terlalu banyak beraktivitas."
Setelah memeriksa pasien dokter memberikan resep obat pada pasien, resep itu akan di berikan pada bagian farmasi untuk memberi obat yang di perlukan.
"Ini resep obatnya Nona Kalina" Seorang suster memberikan selembar kertas berisi daftar obat yang harus di beli "Apa Anda kesulitan untuk pergi membelinya? Saya lihat hanya Anda yang menjaga Jean sendirian."
"Hah iya, dia anak yatim piatu dia tidak memiliki keluarga, saya mempunya seorang adik laki laki di kampung, ketika melihat Jean mengingatkan saya pada adik laki laki saya."
"Kondisi Jean tidak bisa di tinggal, saya akan membantu Nona untuk membeli obat nya."
"Hah, terimakasih banyak suster, ini uangnya."
"Baik, tunggu sebentar Nona Kalina" Suster itu berjalan keluar ruangan dan kembali beberapa saat dengan membawa obat Jean.
Di selang waktu kosongnya Nona Kalina membuat surat untuk dikirim ke pada Duke Leonard berisi keadaan Jean, dan tentang masalah kepolisian tadi, Nona Kalina di minta untuk menyembunyikan identitas asli Jean demi keselamatannya.
Aku terbangun di sebuah kasur rumah sakit, kejadian semalam sangat berbekas di ingatan ku, semua detail kejadian penyerangan menjadi sebuah ketakutan, cahaya matahari memasuki ruangan, Nona Kalina terlihat sangat sibuk dengan tulisannya.
"Ah Jean sudah bangun?" ucapnya terkejut melihat ku mencoba duduk di atas kasur ku "Pelan-pelan luka Jean masih belum sembuh total, ah... saya telah menyiapkan sebuah apel, makan lah..."
'Kepala ku sedikit pusing dan luka-luka di badan ku terasa sangat sakit, pergelangan kaki ku terperban dengan sangat tebal, apa kaki ku patah?' pikir ku bingung dan menekan-nekan perban yang sangat keras di kaki ku 'Tapi rasanya tidak sakit sama sekali.'
"Apa Jean memerlukan sesuatu?" Nona Kalina terlihat sangat khawatir melihat ku, aku mencoba menenangkan-nya dan memberi isyarat aku baik-baik saja "Ohh Jean sangat menyukai membaca buku? saya telah membawakan beberapa buku untuk Jean baca."
Nona Kalina memberi ku sebuah tumbukan buku untuk menghabiskan waktu ku di rumah sakit, sedangkan Nona kalian ia sibuk dengan surat yang ia tulis, aku tidak mengerti untuk siapa surat itu tapi kelihatan sangat penting, selang beberapa jam Nona Kalina selalu menanyakan kepada ku jika memerlukan sesuatu, terkadang para suster datang dan memberi makan siang ku, aku belum pernah berada di tempat seramai ini, di sini aku bisa mendengar suara sibuk orang-orang berlalu lalang di jalan.
Pertemuan rapat pemberontak yang di adakan secara rahasia dan hati hati, sebuah meja panjang penuh dengan makanan dan minuman, suasana ruangan yang terkesan sangat gelap, sumber cahaya hanya dari lilin di meja makan, terlihat berderet-deret orang berjas rapi dan bergaun mewah memenuhi kursi meja makan tersebut.
"WAW INI GILA, dia tidak mengakuinya dia adalah anaknya?!"
"HAHA..! aku penasaran seberapa lama dia akan diam, melihat ini."
"TAK ku sangka Ervan, Johans kamu melakukan pekerjaan yang luar biasa, seharusnya kamu melihat wajah Duke yang ketakutan itu."
"Kita cukup mengirimnya surat lagi, jika dia menolak kita akan membunuh si anak malang itu dengan ibunya, ku rasa Duke akan melakukan apa yang kita minta, hahaha..."
"Bersulang!"