Hanya suara jam dinding yang bergema dalam ruangan ini, kesunyian dan tekanan udara yang dingin mulai menusuk ku, pantulan bayangan ku dan Tuan Han yang jelas pada salah satu lemari kaca, tidak ada satupun penjaga maupun pelayan, sinar rembulan terbias pada jendela ruang makan.
Tuan Han menjelaskan tentang Jean kepada ku, dia merasa tidak ada gunanya menyembunyikan hal ini kepada orang yang memiliki ingatan tersebut, aku bisa merasakan kesedihan bercampur amarah pada Tuan Han, terkadang ia berhenti dan minum sejenak walaupun lisan ia mengatakannya tapi matanya tidak bisa berbohong.
"Aku pergi ke ibu kota untuk mengikuti tes masuk Sekolah Tinggi Sains dan Kemiliteran, aku mengambil 2 kelas jurusan yang berbeda, di dalam perjalanan hanya di dampingi 3 orang yaitu 2 kurir dan pengawal sekaligus pelayan ku, selama 3 hari full aku berada di jalan beruntung-nya kereta ku cukup cepat."
"Tidak banyak hal aneh terjadi, di beberapa persinggahan aku memberi oleh-oleh yang ku janjikan untuk Jean, terkadang aku bermalam dalam perjalanan, di ibu kota aku tinggal di mansion miliki keluarga de Kany, di mansion itu hanya ada beberapa pelayan selama di sana para pelayan menyambut ku dengan sangat baik, ujian di adakan pada hari senin selama 5 hari berturut-turut."
"Aku menyempatkan waktu untuk berkeliling di ibu kota, di sana aku mengirim sebuah hadiah dan kartu ucapan untuk Jean karena beberapa hari lagi dia berulang tahun ke 5 bahkan aku masih ingat isi surat yang ku tulis ketika itu.Semua berjalan dengan lancar setelah ujian aku berencana untuk segera pulang karena ibu mengirimkan surat untuk ku tentang pesta ulang tahun Jean, tentu saja aku tidak mau melewatkan-nya, setahu ku ketika itu Duke Leonard, ayah ku, sedang di luar kota, Aldaran."
"Selama perjalanan aku tidak sabar untuk bertemu dengan Jean, koper ku penuh dengan oleh-oleh Jean, aku sampai di rumah jam 5 sore." Seketika Tuan Han berhenti sejenak "Di depan pagar rumah sangat ramai di penuhi oleh para wartawan dan masyarakat, jalan di sana seketika sangat macet di penuhi kereta kuda dan para masyarakat karena itu kereta kuda ku terhalang.Para polisi dan tentara terlihat sangat sibuk berlalu lalang aku sangat penasaran apa yang terjadi namun pelayan ku menyarankan agar aku tetap berada di kereta, aku tidak mengikuti sarannya, aku turun dan mencoba menerobos kerumunan, beberapa masyarakat melihat ku dengan sedih dan amarah, aku bisa mendengar mereka mengumpat-umpat dan bersumpah akan membunuh bajingan tersebut, pikiran ku mulai kacau hal hal negatif yang ku takutkan terus berbayang."
"Di depan gerbang di jaga ketat oleh penjaga militer, menjaga itu terkejut dengan keberadaan ku setiba di sana aku menanyakan apa yang terjadi namun dia hanya diam dan membeku, aku meminta untuk di izinkan masuk ke halaman rumah para penjaga itu tentu tidak mengizinkan, sehingga aku terpaksa berlari menerobos masuk ke dalam dan anehnya para penjaga lain di dalam mengejar ku, aku berlari memasuki rumah.Suasannya sangat sepi dan dingin, lampu rumah yang redup, tirai yang menutupi cahaya masuk sekilas bagaikan sebuah rumah terbengkalai, aku sangat terkejut melihat salah satu pelayan mati terbunuh dengan darah pelimpahan di lantai aula, beberapa pihak kepolisian melihat ku mereka meminta ku untuk menunggu di luar, tentu saja aku tidak menghiraukan-nya, melihat itu pikiran ku, ketakutan ku, terus menusuk jantung ku."
"Aku berlari ke pintu taman, menghindari kejaran para polisi dan penjaga." Tuan Han berhenti lagi dengan waktu yang lebih lama "Aku membeku dan terduduk di atas tanah melihat apa yang ku lihat di sana, air mata ku terus mengalir tanpa sadar, Jean dan ibu berbaring dengan di penuhi darah diatas rumput taman bunga, bunga violet seketika itu berubah menjadi merah, seakan sebuah bunga African Violet Saintpaulias Gesneriaceac sedang mekar dengan indah, aku melihat ayah berada di sana dengan para polisi dan lainnya, mereka sedang melakukan mengevakuasi dan penyelidikan.Ayah, Duke Leonard, melihat ku dengan sangat terkejut aku bisa melihat raut wajahnya menahan amarah dan kesedihan yang sangat mendalam, polisi dan penjaga yang mengejar ku berhasil menangkap ku, aku terus berontak dan berteriak memanggil Jean dan Ibu, seketika semuanya gelap dan aku terbangun dalam kamar tidur ku di rumah dinas."
"Aku melihat gorden kamar ku yang tertutup rapat, lampu kamar ku sedikit redup hanya ada pelayan Ryan yang mengawasi ku di kamar aku menanyakan padanya apa yang terjadi, aku hanya berharap kejadian itu hanya sebuah mimpi buruk yang tidak akan pernah ku alami, pelayan Ryan terlihat gugup dan sedih ketika menceritakannya matanya tidak melihat ku ketika menceritakan kejadian yang terjadi, kenyataan pahit tersebut membuat ku tidak bisa menahan amarah sekaligus kesedihan ku, aku melampiaskan sebuah perasaan ku dan membanting semua barang di kamar ku, amarah dan perasa sakit ini terus datang bertabrakan, walau terkadang serpihan kaca melukai ku namun rasanya tak sesakit rasa kehilangan ini, pelayan Ryan hanya diam dan mencoba menenangkan ku."
"Pemakaman di langsungkan, Ibu dan Jean di kubur di tempat yang berbeda, makam Ibu berada di makam keluarga bangsawan umum, dan Jean... Jean berada di pemakaman umum biasa, banyak orang memberi sebuah bunga indah untuk ibu namun tidak untuk Jean, aku mengunjungi makamnya di sore hari ketika hujan cukup deras yang membasahi badan dan air mata ku seakan semuanya sudah pergi meninggalkan ku, aku terus menyalakan diri ku atas kejadian ini seandainya aku datang lebih awal."
"Jean maaf Kakak datang telat, Jean pasti sudah menunggu lama ya?"
"Di malam harinya ayah sangat sibuk dengan urusannya aku bisa mendengar keributan yang terjadi dari ruang kerja ayah, pada malam itu seseorang kepolisian terlihat mendatangi ruang kerja ayah ia dengan rambut abu abu terang dengan mata gelap, penampilannya terlihat sedikit berantakan kepolisian itu bernama Edwin Sherian dan rekannya Gren Nordian, aku mencoba mendengar apa yang terjadi dari balik pintu, aku bisa merasakan tekanan udara yang sangat berat dari sana aku mendengar kasus pembunuhan Ibu dan Jean."
"Aku mendapatkan kabar jika selama kepergian ku ke ibu kota Jean di tempatkan pada kamar pelayan dan ibu di minta untuk tidak terlalu dekat dengan Jean sebagai bantahan rumor yang menyebar bahwa Jean merupakan adik kandung ku yang cacat, hal ini dilakukan atas saran Detektif Edwin jika ingin melindungi Jean dari segala tuduhan ia juga bercerita sebelumnya jika kejadian pembunuhan ini sudah ia duga akan terjadi dan ayah mengetahui itu, ayah selalu menyalahkan dirinya hingga akhir 'Seandainya aku mencegahnya dengan lebih cepat ini mungkin bisa di hindar.' Kepergian ku ke rumah sakit tercium oleh orang-orang organisasi tersebut, Rain kau sudah tahu bukan siapa yang menciptakan rumor jahat ini dan sanksi sosial yang harus ibu ku rasakan selama aku pergi.
'Seorang Duchess Cellin melantarkan anak cacatnya!!'
'Membuang anak kandung pada pelayan bahkan menyuruhnya sebagai pelayan di rumah itu!!'
'Dia tidak menganggap, membuang, menyiksa anak kandung cacatnya sendiri, dasar menyedihkan!!'
'Aku tidak mengerti kenapa dia selalu muncul di depan publik dengan muka palsu-nya?!'
"Banyak kata-kata jahat yang menyudutkannya yang bahkan aku sendiri tahu ini semua tidak benar. Sepanjang hari ibu, Duchess Cellin, hanya bersedih mengunci dirinya di kamar.Malam harinya atau sekali-sekali ibu menemani Jean diam-diam ketika rumah lagi sepi, hari itu Jean berulang tahun ke 5 sehari ulang tahun Jean ibu menyiapkan pesta kecil-kecil untuk Jean dan juga sebagai hari kematiannya."
"Aku terduduk di balik pintu kerja ayah, tidak banyak pelayan yang berlalu lalang di saat itu, secara diam diam aku mendengarkan apa yang terjadi pada kematian ibu dan Jean, ayah, Duke Leonard menerima sebuah surat ancaman sebelum kejadian itu dia sering menerimanya beberapa kali dan dia tidak mempedulikan-nya 'Jika itu ajal ku, itu akan menjadi sebuah takdir yang tidak bisa ku ubah.' kata ayah dengan amarahnya namun pada surat yang terakhir 20 Desember 1379 surat itu berisi pengancaman kematian atas Jean dan ibu ku, para bajingan itu sudah mengetahui bawah Jean merupakan anak kandung Duke Leonard, tentu saja ia tidak bisa duduk diam membaca kematian anak dan istrinya, ketika mendengar itu aku mencoba menutup mulutku, dada ku terus berdetak dengan cepat, mulai hari itu aku akan membalas semua orang yang terlibat dalam pembunuhan Ibu dan Jean dengan tangan ku sendiri."
"Apa isi surat itu?" tanya ku penasaran, tentu saja bukan sekedar ancaman biasa terlihat jelas jika masalah pembunuhan ini berkaitan dalam politik kotor "Seseorang yang lemah akan dengan mudah tersingkir."
"Surat itu meminta, kedudukan lembaga pemerintahan korupsi pada kebijakan Duke Leonard di pelemah, menghentikan kebijakan ekonom perpajakan pada sektor barang, mereka juga meminta kebijakan yang mulia Raja Randrik Eknath de Agasthya di hentikan dan di turunkan paksa dari jabatannya jika bahasa kasarnya melakukan penggulingan kekuasaan, mereka berusaha membuat boneka Duke dan selalu mencoba membuat propaganda atas nama Duke de Kany sebagai kambing hitam yang dari dulu keluarga de Kany memiliki citra kekuasaan tinggi hingga sekarang.Pada Zaman kenaikan pangkat putra mahkota menjadi raja, beberapa pihak meminta pangeran ke 6 Farel Kany Eknath de Agasthya menjadi penerus Raja negeri Agastya sehingga membuat konflik cukup panjang terjadi, hal ini memanas pada masa pemimpinan Raja Randrik Eknath de Agasthya, konflik internal dan eksternal atas tidak mampu-an Raja Agastya memimpin negeri,"
"Ayah, Duke de Kany secara terang terangan mendukung pada pihak raja, kemakmuran Zafia merupakan bagian negara paling makmur bahkan melewati ibu kota negara itu sendiri, hingga banyak yang beranggapan mengenai Duke de Kany berada di atas raja, sebuah kebijakan-nya, kepemimpinan-nya di dukung penuh, termasuk perang yang terjadi pada sisi utara Agastya, hal ini sedikit berbanding terbalik dengan kebijakan sang raja Agastya."
"Dengan cepat Ayah mengetahui pihak yang diduga terlibat atas pembunuhan yang terjadi 'Earl Gred Verdenrik, Knight Johans Kzial, Knight Ervan Lezna, dan Viscount politik tinggi Mark Karindra', hanya 4 nama itu yang ku dengar saat itu, aku segera kembali ke kamar karena mendengar sebuah langkah kaki menaiki tangga, dari saat itu aku mulai mencoba mencari tahu tentang organisasi pemberontakan, Ayah, Duke Leonard 1381 meninggal karena penyakit gagal organ, setelah kematian Duke Leonard, aku di angkat menjadi penerus Duke de Kany pada usia 20 tahun terbilang masih sangat muda, ketika sakit ayah mulai membuka diri pada ku dan beliau menceritakan semua yang mungkin menjadi musuh dan permasalahan ku ke depannya."
"Ketika itu ayah katakan bahwa organisasi pemberontakan kemungkinan sudah menjalar ke pada pihak pihak tinggi bangsawan secara diam-diam aku mulai mencari dalang di balik organisasi gelap ini, sejak kematian ayah tidak ada satu pun surat ancaman yang di kirim untuk ku namun aku merasa jika ancaman dan pihak pemberontak mulai memberi perhatian lebih sejak, kedatangan mu, Rain."
"Pihak pro kerajaan juga merasakan hal yang sama, oleh karena itu Yang mulia Raja meminta langsung pada ku untuk mencari tahu mengenai akar permasalahan, aku sudah menemukan dugaan dugaan orang yang terlibat dalam organisasi pemberontakan tersebut namun hukum tidak akan berjalan tanpa sebuah bukti, orang yang seharusnya berada di penjara masih bisa berkeliaran bebas, aku akan membalaskan kesakitan yang pernah Jean dan Ibu rasakan, di tambah si bajingan itu mulai mencoba mengusik ku lagi, kurasa kamu mengetahuinya Rain, jadi bagaimana pendapat mu?"
"Tidak banyak yang harus ku katakan, fakta mengenai Organisasi Pemberontak kemungkinan ingin melakukan penggulingan kekuasaan kerajaan atau bisa di katakan anti-kerajaan tidak banyak fakta yang ku ketahui mengenai hal ini, awal mula terbentuknya organisasi ini kemungkinan dari ratusan tahun lalu ketidakpuasan atas pengakat-an Raja Randrik Eknath de Agasthya merupakan putra mahkota sah dari ratu, dan pangeran Farel dari permaisuri, namun sayang nya orang yang mereka bela mala berpihak pada kerajaan membuat para pendukung merasa kebencian tinggi pada kerajaan, di tambah ketidak mampu-an Raja Agastya ketika itu, mereka menginginkan masa kehancuran kerajaan dan mendirikan wilayah baru tanpa sistem keturunan, hanya itu kemungkinan terjadi, bisa jadi salah." ucap ku mencoba memikirkan pandangan ku jika menjadi mereka.
"Tanpa sistem keturunan? Bukan hal itu cukup mustahil," ucap Tuan Han melihat ku dengan penasaran.
"Tidak juga, sedikit sulit jika awal perlakuan sistem ini namun tentu memperkecil perbedaan sistem kasta, hal hal yang asing akan menjadi normal hingga berjalan waktu, Ada sesuatu yang janggal dalam cerita ku, aku melihat seseorang pelayan yang tertembak di taman bersama Jean tapi disana hanya Jean dan duchess Cellin, apa dia mat..."
"Pelayan Kalina, dia selamat, tapi sayangnya dia mengalami gangguan mental dan menjadi gila ketika sembuh, terkadang ia melukai dirinya sendiri, dia berubah menjadi sangat kurus dan tidak terawat, ketika kepala kepolisian menanyakan kejadian ini, seketika dia terus histeris dan berteriak sehingga dokter mengatakan bahwa dia mengalami gangguan jiwa atas dampak kejadian tersebut."
"Dimana dia sekarang?"
"Di kampung halamannya dengan adik laki-lakinya, desa Zunlen, Kota Rania, Zafia de Kany, dia di beri kompensasi cukup besar oleh Duke Leonard sekitar 50 keping emas, karena hanya dia satu satunya pelayan, orang yang selamat ketika penyerangan penembakan tersebut terjadi."
"Pelayan Kalina...seakan namanya tidak terlalu asing di telinga ku.." seketika kepalaku sangat pusing, aku memegang kepalaku berharap sakit nya hilang.
"Rain, kau baik-baik saja?" ucap Tuan Han melihat ku.
Tiba-tiba di kepala ku terasa sangat berat, bayangan memory yang datang terus-menerus dengan cepat, semua detail kejadian terekam jelas di kepalaku, hari, jam, suasana, orang, kejadian, bahkan pikiran Jean.
"AKU..AKU mengingatnya.." mata ku terkejut, ketakutan, sedih, amarah Jean terasa jelas "AKU mengetahui SIAPA YANG MEMBUNUH JEAN."