Chereads / THE QUANTUM (Indonesia Ver) / Chapter 22 - KISAH ANAK MORIANA 2 : Papah dan Pengkhianat/ P^2

Chapter 22 - KISAH ANAK MORIANA 2 : Papah dan Pengkhianat/ P^2

Suara ricuh terdengar hingga ke kuping ku, bisikan-bisikan yang berdatangan hanya terdengar seakan sebuah dengungan, semua mata jahat melihat ku dari seluruh sudut ruangan, udara semakin berat ketika Si Penasehat Umum atau advokat Tuan Joe Hallen berjalan mendekati ku.

"Apa itu benar, Tuan Muda Rain?"

Aku hanya diam dan tidak mengatakan sepatah kata pun, hanya terdengar suara kaki Tuan Hallen berjalan mendekati ku.

"Apa yang harus ku katakan? Haruskah aku menjawabnya?" pikiran ku terus bercampuran, banyak alasan-alasan yang terus bertentangan yang membuat ku ragu.

"Tolong jawab dengan jujur Tuan Muda Rain."

"Ak-"

"Mohon maaf atas tidak sopanan saya menyela argumen Anda, Tuan Hallen," ucap Tuan Han berdiri dari kursinya, seketika semua pandangan teralihkan padanya "Izinkan saya memberi keterangan, Saya lebih mengetahui sebuah penyakit dari pada Anda Tuan Hallen, memang benar jika Rain memiliki penyakit 'Benturan Mana'"

Mendengar pernyataan dari Tuan Han katakan, membuat semua orang terkejut, suara mesin ketik pada para media memenuhi ruangan, sorak suara para audiens yang menggunjing ku bahkan terdengar jelas.

"Jika data saya benar, maka Rain secara hukum tidak bisa di adopsi karena merupakan aset kepentingan perlindungan anak, yang mulia Hakim."

"Sebelum itu saya akan menjelaskan sedikit mengenai 'Benturan Mana', sesuai apa yang di katakan Tuan Hallen 'Benturan Mana' sulit untuk di sembuhkan karena merupakan kelainan pada mana itu sendiri, namun saya akan memberi keterangan sesuai hasil penelitian dari Ahli sihir dosen Tuan Fray Chaiden yang mengatakan jika seseorang yang memiliki 'Benturan Mana'bukan tergolong penyakit serius atau berat, jika di tangani sesuai tindakan medis maka penyakit itu dapat di sembuhkan dan mengendalikan mana sehingga tidak terjadi penyerangan terhadap pemiliknya."

"Hah tentu saja saya sempat membaca hasil penelitian Tuan Fray Chaiden, penelitian itu masih di gali dan belum ada bukti konkret jika Si pengidap 'Benturan Mana' dapat bertahan dan tidak tergolong bukan penyakit berat, Duke Han."

"Tentu saja Tuan Hallen, saya rasa yang Hakim sudah menarik kesimpulan dari persidangan ini, untuk di tunda hingga hasil resmi tentang penyakit 'Benturan Mana' yang cukup tabu hingga sekarang."

Seketika Tuan Han dapat menyeimbangkan argumen yang menyudutkan ku tapi beberapa audiens terlihat sangat setuju dengan ungkapan pendapat dari Tuan Han, hanya terlihat wajah kesal dan masam dari Tuan Hallen yang berjalan kembali ke kursinya, Hakim dan para staf persidangan sedang sibuk berdiskusi mengenai ajuan pendapat dari Tuan Han untuk mengulur waktu hingga persidangan ke dua.

"Baiklah harap tenang !! Dari diskusi dan pertimbangan terhadap argumen yang terjadi di putuskan untuk di laksanakan persidangan ke dua yang akan di gelar hingga hasil resmi penelitian penyakit 'Benturan Mana', apakah ada keberatan?" ucap sang hakim.

"Mohon pertimbangan Yang Mulia Hakim, Saya rasa alangkah lebih baiknya jika Tuan Muda Rain tidak di tinggalkan pada rumah pribadi Duke Han, di sebabkan kurang perhatian yang di berikan pada Tuan Muda Rain jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan tanpa pengawasan yang ketat dan pencegah pengaruh dari kedua pihak, ini untuk kebaikan Tuan Muda Rain sendiri untuk di tempatkan sebuah panti asuhan Seweria pendiri Tuan Earl Gred Verdenrik merupakan panti asuhan dengan fasilitas paling baik dan dekat lembaga anak dan gedung rumah sakit selama menunggu persidangan ke dua berlangsung." Ucapnya tersenyum dan melihat Tuan Han.

Mendengar nama yang tidak asing di telinga ku dan ekspresi marah Tuan Han dengan tatapan menyeramkan-nya, tentu saja nama yang tidak akan aku lupakan hingga akhir hayat ku.

"Tuan Earl Gred Verdenrik Si Pelaku pembunuhan Duchess Cellin dan Jean yang tidak pernah tertangkap hingga sekarang, hahahah.... tidak ku sangka di balik panti asuhannya dia menyembunyikan sifat kejam yang ia miliki." Ucap ku pelayan dan tertawa ringan,

Sebelum Tuan Han mengutarakan pendapatnya, sang hakim menyetujui permintaan Tuan Hallen tanpa pikir panjang, memang benar jika rumah pribadi Duke de Kany berada di pusat kota namun di kelilingi oleh perumahan bangsawan yang cukup sepi.

"Di kabulkan!"

"Terimakasih atas pengertiannya Yang Mulia Hakim."

Seketika persidangan di tutup, para hakim dan pengurus pengadilan memberi hormat kepada Tuan Han dan keluar persidangan di ikuti semua para audiens dan media, Tuan Han mengajak ku untuk istirahat di tengah lorong gedung, Tuan Han menyuruh si pengurus pengadilan pada pihak ku untuk segera pergi dan melakukan penyelidikan serta memberi tahu kepada Tuan Fray, hanya tersisa aku dan Tuan Han di lorong sepi ini, aku bisa mendengar amarah dari Tuan Han.

"Tenang saja Rain aku tidak akan membiarkan kamu pergi ke tempat si brengsek sialan itu, kamu akan selalu berada dalam pengawasan ku." Ucap Tuan Han berada di samping ku, dengan langkah cepat menyusuri lorong.

Di pertengahan jalan Tuan Hallen datang menghampiri aku dan Tuan Han dengan seorang laki-laki tua sedikit berisi, cukup tinggi dengan kumisnya yang pernah ku temui, dia seorang tamu yang pernah datang ke rumah.

"Selamat Siang Duke Han Vanz de Kany Duke of Zafia de Kany Cahaya Zafir Negeri Zafia Kerajaan Negeri Agasthya Ira Ekaraj, saya sudah melihat persidangan yang berlangsung, saya merasa terhormat jika Tuan Muda Rain di tempatkan di panti asuhan saya," ucap seseorang laki-laki tua yang berisi itu, seketika membuat Tuan Han marah "Ah betapa tidak sopannya saya belum mengenali diri saya, Selamat siang Tuan Muda Rain Vanz de Kany Cahaya Negeri Zafia Kerajaan Negeri Agasthya Ira Ekaraj, saya Earl Gred Verdenrik bertugas di pusat kota Zafia dari keluarga bangsawan Verdenrik."

"Si Tua gemuk ini Gred Verdenrik? Apa dia sudah mengincar ku sejak pertama kali, tidak salah lagi jika Tuan Joe Hallen VIscount politik tertinggi merupakan bagian dari si kelompok penghianat, mereka semua merencanakan ini." pikir ku dalam dan tidak membalas salamnya.

"Aku sangat sibuk minggir," ucap Tuan Han tidak menghiraukan keberadaan mereka.

"Kurasa anda harus mempertimbangkan apa yang saya katakan, Tuan ku Duke Han," balas Tuan Verdenrik dengan angkuhnya.

"Mempertimbangkan? apa maksudnya, dia mencoba mengancam Tuan Han dengan keberadaan ku di panti asuhannya? Begini kah dia bermain kotor." pikirku bingung.

"Kau tahu akibatnya, Tuan ku."

"Jangan memancing emosi ku, Tuan Verdenrik." Ucap Tuan Han dengan suara amarahnya, dan memegang tangan ku erat-erat "Bisakah kau tidak mengganggu keluarga ku lagi? dan berhenti mengusik ketengan ku, tolong jaga ucapan mu Tuan Verdenrik, demi kebaikan Anda."

Tuan Han menarik tangan ku dan berjalan meninggalkan mereka berdua di lorong sepi itu, beberapa orang berlalu lalang memandang rendah ku, di ujung pintu keluar terlihat Daniel dan pengawal pribadi Tuan Han sedang menunggu.

"Rain kamu pulang duluan Daniel akan bersama mu, aku akan mencoba cara lain agar kamu tidak harus pergi ke sana," ucap Tuan Han menunduk dan memegang pundak ku.

"Baiklah, jaga diri mu."

Di luar gedung kereta kuda ku sudah terpakir, para media tetap berada di sana menunggu keberadaan ku, di dalam aku masih memikirkan mengenai persidangan tadi pertanyaan-pertanyaan yang janggal memenuhi pikiran ku.

"Tuan Joe Hallen, dia pasti sudah bergabung dalam organisasi penghianat itu mereka mencoba mengambil kekuasaan dan menciptakan Duke boneka bahkan Raja, di sini Tuan Han lebih tepatnya keluarga bangsawan de Kany merupakan orang yang paling pengaruh dalam kerajaan, ini kah rencana mereka menggiring opini publik, besok surat kabar akan di penuhi tentang pengangkatan Duke Han, hal ini tidak akan segaduh ini jika Tuan Han memiliki keturunan murni penerus Zafia." Pikir ku melihat di balik jendela kereta kuda yang sedang berlaju.

"Jika sesuai apa yang aku pikirkan Tuan Verdenrik mencoba mengendalikan Duke Han seperti apa yang di lakukan-nya pada Duke sebelumnya Leonard, kenapa Tuan Han tinggal menyambut gelar bangsawannya saja- HAH ! Tidak semudah itu apa lagi dia Earl di perintah langsung oleh Raja bukan dengan Duke di tambah keluarga bangsawan Tuan Verdenrik termasuk keluarga bangsawan lama, aku penasaran apa yang Tuan Han lakukan untuk mencegah hal ini."

Langit semula sangat terik berubah menjadi lebih mendung, suara rintik-rintik hujan mulai turun, terlihat suasana kota dengan payung berwarna warni menghiasi pinggiran jalan, beberapa orang yang sedang berlari menghindari guyuran hujan, beberapa orang lain berhenti sekedar untuk berteduh.

"Kira-kira siapa si penghianat sialan yang membocorkan penyakit ku?" seketika aku melihat Daniel dengan tatapan curiga, jika benar dia aku tidak menyangka seberapa percaya aku dengannya "Atau bisa jadi ada seseorang lain menguping perbincangan, aku rasa aku harus mencari si penghianat itu jika tidak dia akan diam-diam menghancurkan aku atau bahkan Tuan Han, si tikus sialan."

Sesampai di rumah hujan menjadi lebih deras, lampu taman dan ruangan menyala seakan seperti pukul 7 malam, aku berjalan kembali ke kamar dan beristirahat, rintikan hujan menjadi penenang pikiran, ku berbaring di sofa kamar dan menghadap ke jendela kamar, aku terus mepmikirkan mengenai si penghianat yang memberi informasi mengenai ku, hati ku terus berharap agar bukan Daniel si penghianat itu, namun sebuah deduksi mengarah padanya.

"Apa aku tanya saja?" pikir ku berbaring dan melihat keluar jendela, dengan lampu kamar mulai menyala "Daniel, adakah orang lain yang membersihkan kamar ku?"

"Tidak Tuan Muda, semua keperluan Tuan di bawah tugas saya termasuk membersihkan ruangan kerja, kamar, dan melayani anda sedangkan untuk ruang pakaian dan kamar mandi di lakukan oleh pelayan lain atas perintah dan pengawasan saya, Tuan Muda," ucap Daniel ia berdiri di dekat ku.

"Benarkah? Lalu menurut mu apakah ada seseorang yang sedang mengawasi kita di kamar ini?"

"Hah?Apa maksud Anda Tuan Muda, hanya ada kita di ruangan ini."

"Benar juga, tidak ada yang lain, hanya kita." Ucapku mengangkat tubuhku dan duduk di sofa, dan berjalan mendekati Daniel "Apa kau sudah mendengarkan persidangan tadi? Kemari lah."

"I-iya Tuan Muda."

"Kalo begitu kau sudah tahu ada penghianat di antar kita?" ucap ku mendekati Daniel dan berbisik kepadanya.

"Penghinat?!"

"Si penghianat yang membocorkan semua informasi mengenai ku."

Tiba-tiba seorang pelayan mengatakan makan malam telah selesai di sajikan dan kemungkinan menjadi makan malam terakhir ku di sini, suara rintikan hujan masih terdengar sudah di pastikan jika Tuan Han akan pulang malam hari ini.

"Selamat Malam Tuan Muda Rain, makan malam telah selesai di sajikan," seseorang pelayan wanita mengedor pintu dan memberi tahu ku.

"Ah baiklah aku akan segera ke ruang makan." Ucap ku dan berjalan ke ruang makan, suasana lorong menjadi sangat sepi, hanya terdengar langkah kaki ku dan Daniel.

"Dari tingkah laku yang ia tunjukan, sudah terlihat jelas siapa Si Penghianat, kamu juga sudah tahu bukan." Pikiran ku terus di penuhi oleh semua teori dan bukti yang ku lihat "Lebih baik jika aku tidak melakukannya sendiri."

Selama makan malam terasa sangat sepi dan sunyi, Daniel maupun aku tidak memulai perbincangan selama itu, hanya terdengar bunyi sendok garpu ku, aku larut dalam pikiran ku dan sekarang aku sudah membulatkan pikiran ku siapa si penghianat yang menghancurkan persidangan.

"Daniel, aku mau membaca buku di ruang kerja ku, tolong siapkan makanan manis di sana selagi ku di sini."

"Baik Tuan Muda."

Selesai makan malam aku bergegas ke ruangan kepala pelayan dan memberi tahu apa yang aku pikirkan, tentu saja wajahnya mengatakan ia tidak mempercayahi ku dengan mudah dari pada anaknya.

"Jika kau tidak percaya datang ke kamar kerja ku dengan ketua penjaga, biarkan kamu mendengar penjelasan langsung darinya."

"Baik Tuan Muda Rain." Ucapnya membungkuk menghadap ku "Sebelum anda pergi, izinkan saya menanyakan sesuatu."

"Silakan aku tidak punya banyak waktu."

"Siapa Anda sebenarnya? Kenapa Anda terlihat sangat mirip dengannya?"

"Karena dia adalah aku." Ucap ku dan meninggalkan ketua pelayan melihat ku dengan sangat terkejut dengan apa yang baru saja ku katakan, Ketua Pelayan sudah curiga sejak pertama kali aku datang ke rumah ia melihat ku sinis seakan aku merupakan Jean.

Setelah membuat sanksi untuk menjebak si penghianat aku segera kembali ke kamar kerja, terlihat Daniel yang sedang menyiapkan makanan manis untuk ku, beberapa menit aku duduk di meja kerja ku dan membaca buku mengenai sihir dan militer yang biasanya ku baca, aku tidak bisa fokus dengan apa yang buku itu katakan.Aku menunggu ke hadiran dari Ketua Pelayan dan Kepala Penjaga di depan pintu kamar ku.

"Daniel, mau kah kamu jujur dengan ku?" tanya ku dan menutup buku itu dan meletakkan kembali pada tempatnya "Kau tahu selama berhari-hari di rumah sakit maupun ruangan isolasi hanya kamu orang yang ku percaya karena sikap tulus yang kamu berikan pada ku, bahkan saat itu aku tidak percaya dengan Tuan Han, aku sudah menganggap mu sebagai saudara ku bahkan keluarga ku, aku tidak mau melakukan kekerasan di sini, jadi aku mohon katakan sejujurnya apa yang kamu sembunyikan dari ku, Daniel."

"Aku tidak mengerti apa yang Anda maksud Tuan Muda?"

"Kau tidak perlu lagi menyembunyikan itu, aku sudah mengetahuinya semua mungkin kau lupa, tenang saja aku akan mengingatkan kamu Daniel, Dari mana kamu pergi setiap hari sabtu di pagi hari dan pulang dengan sepatu lumpur mu? Tidak ada toko yang buka sebelum jam 6 pagi selai pasar, pengantar surat dan koran, dan tokoh sarapan."

"Mohon maaf jika saya tidak memberi tahu Anda Tuan Muda, saya ada sebuah urusan mengirim surat di pagi hari."

"Untuk siapa?"

"Adik saya Tuan Muda"

"Kenapa kau berbohong pada ku Daniel? Kenapa kau mencoba mengkhianati ku?"

"Saya tidak mengerti apa yang Tuan Muda maksud?"

"Kau bercerita jika adik dan ibu mu tinggal di pusat kota, kamu bisa langsung menemui mereka tanpa memberi surat melalui kantor pos."

Daniel terlihat sangat gugup dan terkejut melihat ku, tangan dan kaki nya bergetar ketakutan, suaranya menjadi sangat gugup dan memandang ke bawah lantai.

"Setiap sabtu pagi ada noda tinta hitam di lengan kiri mu, menandakan kamu sedang menulis sebuah surat dengan tangan kiri mu untuk seseorang, kamu terlihat sangat gugup dan ketakutan sehingga menutup surat itu tergesah-gesah dan tinta nya masih belum kering, aku melihat nya ketika Tuan Hellen mengangkat surat itu untuk di bacanya, surat dengan tulisan codong ke kiri atas dan bawah kanan menandakan penulis itu seorang kidal, tinta yang belum kering masih berbekas di suratnya."

"Kau tahu Daniel, hanya aku, Tuan Han, Tuan Fray dan Kamu yang mengetahui jika aku memiliki "Benturan Mana' Tuan Han meminta ku untuk menyembunyikan penyakit ku sendiri, menurut mu kira-kira siapa Si Penghianat itu, Daniel?"

Daniel tidak menjawab pertanyaan ku, dia hanya diam dan menunduk ke bawah, suasana berubah menjadi kesunyian, rintikkan hujan mulai tidak terdengar lagi.

"Apa kau tidak mau bilang sejujurnya dengan ku?" ucap ku dan menunggunya beberapa saat, namun tidak ada jawab yang terdengar, aku bisa melihat rasa sedih dan takut yang jelas padanya.

"Baiklah jika itu mau mu."

Aku memanggil pemimpin penjaga dan kepala pelayan sebagai penanggung jawab yang sudah berada di luar ruangan dan menjadi saksi percakapan aku dan Daniel, seketika penjaga datang memasuki ruangan bersamaan dengan Kepala Pelayan.

"Tangkap dia, Si Tikus Penghianat." Ucap ku dan mengarahkan jari ku pada Daniel, terlihat ekspresi terkejut kepala Pelayan melihat putranya di tangkap oleh pemimpin penjaga tanpa perlawanan sedikit pun.

"Baik Tuan Muda, tangkap dia!" Ketua Penjaga memerintahkan beberapa prajurit penjaga untuk menangkap Daniel dengan tangannya terikat oleh borgol besi.

"A-Ayah?!"

"Tuan Muda Rain, mohon pertimbangan kembali, Daniel dia masih sangat muda terkadang melakukan kesalahan, saya minta maaf sepenuh hati saya atas kesalahan yang ia perbuat, saya mohon kemurahan hati Anda jangan tangkap anak saya Tuan Muda Rain."

Kepala Pelayan itu mendekati ku dan bersujut di hadapan ku, tentu saja hati kecil ku merasa tidak tega melihat kejadian ini.

"Kau tahu Tuan Rian, aku masih umur 4 tahun tidak memiliki kekuasaan untuk menangkap Daniel ke pengadilan, sebaiknya kamu mengatakan kepada Tuan Han langsung, aku tidak mau ada seekor tikus berada di rumah ini dan mengacaukan persidangan yang terjadi."

Aku menyerahkan Daniel kepada Kepala Pelayan dan Pemimpin Penjaga, hingga menunggu keputusan Tuan Han, aku pergi ke kamar ku sendiri tanpa seorang pelayan yang menemani ku, pukul menunjukkan 10 malam, suasana menjadi sangat sunyi setelah kejadian penangkapan Daniel.

"Dia pasti melakukan itu semua dengan sebuah alasan, kenapa dia tidak mau mengatakan apa pun kepada ku, bahkan dengan ayahnya." pikir ku dan berjalan ke kasur ku untuk tidur lebih awal "Kenapa kau melakukan itu Daniel? pasti ada sebuah ancaman atau sesuatu yang menggangu pikiran mu, kalo begitu kenapa ia tidak mengatakannya saja pada ku, begini kah si sialan itu bermain catur."

Udara sejuk di malam hari dan suasana luar yang tenang berbanding ke balik dengan pikiran ku, sinar rembulan menjadi pencahayaan ku di malam hari, aku tertidur pulas hingga seseorang membangunkan ku dengan mengusap-usap pipi ku.

"Rain, Rain.." bisik Tuan Han dan duduk di samping ku.

"AH... Siapa??"

"Maaf mengganggu waktu tidur mu, aku akan segera pergi kerja, aku berhasil mengulur waktu 1 minggu untuk kamu harus pergi ke panti asuhan, selama itu aku akan melakukan sebisa ku dan aku sudah meminta Fray melakukan penelitian dengan cepat, mungkin hari ini para peneliti akan datang ke rumah, aku meminta kepala pelayan untuk menjaga mu sementara."

"Bagaimana dengan Daniel apa yang terjadi dengannya? Dia mungkin melakukan itu dengan sebuah alasan, jadi jangan hukum dia terlalu berat." Ucap ku, tentu saja hati ku tidak dapat berbohong jika aku menyadari Daniel melakukan itu karena di dorong seseorang.

"Kau mengkhawatirkan-nya? Tenang saja dia sudah menceritakan semuanya pada ku dan Kepala Pelayan terus memohon kepada ku untuk tidak membawa ini ke polisian, aku mengeluarkannya dari rumah dan memecatnya sebagai hukuman yang ia tanggung." Ucap Tuan Han menenangkan ku

"Apa yang terjadi? Siapa yang mengacam-nya?"

"Seseorang wanita berambut cokelat pendek, mata bermata hijau tua, wanita itu mengirim sebuah surat ancaman untuknya pertama kali ketika di rumah sakit, ia berpakaian terlihat seperti seorang bangsawan, ia-"

"Nona Diana Gurtof."

"Kamu mengenalnya Rain?"

"Iya aku sempat berbicara dengannya di taman, ketika Tuan Verdenrik berkunjung ke rumah kemungkinan dia salah satu anak buah Tuan Verdenrik untuk mengawasi ku, dia datang bersama seorang pengawalnya ketika itu."

"Benarkah? Harusnya aku bisa mencegah hal ini terjadi, wanita itu mengirim surat ancaman jika dia tidak melakukannya atau maka memberi tahu pihak berwajib, mereka akan menyiksa adik perempuannya, pada awalnya dia tidak percaya terhadap ancaman tersebut dan tidak melakukannya dia terus membakar semua surat ancaman tersebut, namun beberapa minggu lalu surat ancaman tersebut datang bersamaan dengan foto adik perempuannya, entah bagaimana si wanita itu mengetahuinya."

"Hahaha sudah ku duga dasar sialan." gumam ku kesal dan mengalihkan pandangan ku

"Ku rasa kamu sudah mengetahui situasi permainannya Rain, aku harus segera pergi, aku akan memanggil Ketua Pelayan."

"Baiklah."

Ketua pelayan datang memasuki kamar ku setelah beberapa saat Tuan Han pergi, ia menyiapkan pakaian dan makanan ringan di meja kamar, selama itu hanya ada kesunyian di antara kami, dari luar jendela terlihat 2 buah kereta memasuki pekarangan rumah.

"Tuan Fray sudah datang?" ucap ku ketika mendengar kereta kuda berdatangan, benar saja beberapa menit kemudian seorang pelayan datang dan memberitahu jika para penelitian sudah berada di rumah.