Lautan jingga menghiasi sinarnya menembus sela-sela daun, hembusan angin tipis menerpa kami kolam ikan sudut halaman berubah menjadi lautan keemasan, daun-daunan terjatuh ke tanah pelahan-lahan.
"Kamu akan meninggalkan kami, Rain?"
"Setiap pertemuan menyenangkan pasti ada perpisahan yang menyedihkan, ini masih lama aku tidak tahu kapan persidangan ini berakhir menjadi bagian keluarga de Kany atau malah menjadi sebaliknya." ucap ku berpaling wajah pada mereka.
Kesunyian menghantui pejalanan kami penuju makan malam, suasana terasa berbeda ketika aku memasuki ruangan makan para anak-anak panti lainnya memandang ku dengan rasa aneh entah apa yang mereka pikirkan pada ku ketka cerita kejadian aula menyebar luas seketika.Tidak banyak yang bisa ku lakukan kecuali menulis surat pada Tuan Han mengenai kejadian dan deduksi ku, sekitar pukul 9 mereka semua sudah meranjak untuk tidur hanya tersisah aku dengan lentera menyala di meja belajarku, 5 lembar surat yang telah ku tulis untuk Tuan Han.
"Apa bunyi kereta itu berkaitan dengan si Earl- itu mungkin hanya kereta biasa seseorang datang pada larut malam, ada urusan apa? Tuan Earl dia tidak tinggal disini hanya beberapa kali memeriksa berkas, para guru mereka tidak menetap di panti, hanya pelayan, penjaga, dan guru tetap yang tidur di panti." dengan pikiran ku yang berkelana entah di mana.
"Rain," ucap Terian pada ku ia berdiri di belakang ku dengan tatapan sedih.
"Ada apa Terian? Aku mengangu waktu tidur mu?" Dia hanya diam berdiri beberapa detik memandang ku "Ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan? Katakan saja."
"Sebenarnya...Jangan pergi!! tetap di sini saja bersama kami, kita akan banyak melakukan hal-hal yang menyenangkan tidak memikirkan semua hal rumit, melakukan kesukaan kita, bermain, jalan-jalan tampa memikirkan semua tindakan." ucapnya melihat ku tercampur sedih dan marah "Jika kamu pergi aku.."
"Tenanglah Terian pengadilan pengadopsian ku berdasarkan kapan hasil penelitian di keluarkan, aku sendiri tidak tahu kapan akan terjadi mungkin 3 bulan 5 bulan bahkan bisa saja setahun."
"A-Aku sebelumnya tidak memiliki teman seorangpun mereka tidak menyukaiku karena sifat kutu buku ku yang mereka katakan, sebelum kamu datang aku hanya bermain, makan, belajar sendirian aku sudah berusaha untuk bermain dan berteman dengan mereka tapi tidak satu dari mereka dekat dengan ku mala sebaliknya mereka tidak mengagap kehadiran ku.Chandra dan Lukas mereka mempuyai kesibuk mereka sendiri aku tidak mau mengangu mereka dengan kegiatan ku." ucapnya dengan raut muka sedih dia bahkan hanya menunduk dan mengalihkan pandangannya dari ku "Kenapa mereka membenci ku? Aku sama seperti mereka dari suku nenek moyang yang sama Moriana, saat aku bertamu dengan mu aku merasa sesuatu yang berbeda dari orang lain memandang ku di tambah sifat, fisik, penampilan, sihir semuanya sangat berbeda dengan ku, aku merasa jika Rain kamu memiliki sesuatu berkat yang istimewah."
"Aku sangat terkejut kamu adalah anak bangsawan yang di rumorkan rasanya ada sebuah dinding pemisah yang terbangun tapi walau sulit aku akan mencoba menghancurkan dinding itu dan kembali seperti biasa namun ketika aku mendengar ucapan mu mengenai kepergian mu dari panti rasanya aku akan kembali lagi ke tempat gelap dan dingin lagi, untuk sekian lamanya."
Aku mengerti perasaan Terian tersiksa dengan masalah yang dia hadapi aku pun pernah merasakannya kesepian yang menusuk rasanya memang sakit harus menahan mata-mata jijik memandang ku.
"Disini! Kamu tidak perlu menghadapi beban tanggung jawab sebagai penerus Duke, kamu tidak perlu memenuhi ekspetasi banyak orang, tidak perlu hidup tertekan lagi dann.."
"Jangan khawatir Terian, persidanganya masih lama kita masih bisa menghabiskan waktu bersama sebelum waktunya walaupun nanti aku tidak ada di panti lagi aku akan terus mengirim surat atau berkunjung bertemu dengan Terian, kita tetap menjadi seorang teman." ucap ku padanya seketika dia melihat ku dengan wajah hangatnya.
"Benarkah?! Berjanji lah Rain tapi kenapa kamu tetap ingin menjadi penerus Duke kamu bisa saja membatalkan pengadopsian mu dan hidup normal? Bu-bukan aku bermaksud-" Terian menganjungkan jari manisnya sebagai tanda janji antar kami.
"Ada sesuatu yang harus ku lakukan Terian, aku tidak peduli apakah nantinya aku di angkat menjadi penerus atau tidak tapi yang pasti dia akan menanggung perbuatannya...." Ucap ku dengan suara lendah yang lama-lama menghilang dari ke sunyian ruangan "Tentang saja! Aku bisa melakukanya Terian."
Hari ini berakhir dengan cahaya rembulan bersinar lebih terang, walaupun rasa dingin masih menembus kulit ku tetapi entah bagaimana hari ini aku bisa tidur lebih lelap.Di pagi harinya aku bangun dengan cahaya matahari belum menyentuh tanah langit masih sebiru delima aku berganti pakaian dan pergi sarapan lebih awal dari yang lain karena aku ingin mengirim surat kepada Tuan Han aku tidak sendirian Terian menemani ku, tepat pukul 7 aku sudah berada di pagar panti.
Di pagar masuk utama terdapat sebuah pos keamanan tidak terlalu besar tetapi cukup untuk satu orang, pos itu terbuat dari kayu dengan arsitektur sederhana seperti temat keamanan biasa.
"Kenapa tidak kamu titip saja pada penjaga panti?" tanya Terian.
"Aku harus memastikan jika surat itu di kirim dengan baik dimana penjaga pantinya?"
"Dia lagi tidak ada di posnya mungkin lagi berkeliling sebentar." Terian mengamati sekitar mencari Si Penjaga panti.
Seorang perpakaian penjaga dengan sebuah pedang di pinggangnya, rambut dan mata hitam pekat dengan postur padan tinggi berjalan dengan singap setiap langkah kakinya, dia menghampiri dan melihat ku dengan mata sinis dengan suara tegasnya.
"Bertapa terkejutnya wajah yang tidak asing di mata ku tidak salah lagi Pengawal nona Diana Gurtof, ia bekerja disini? Atau kah iya bekerja atas si Earl bahkan ia mengawasi setiap langkah yang ku injak." pikirku teringat dengan wajah yang ia tunjukan pada ku.
"Ada yang bisa saya bantu?" ucapnya ketika melihat kehadiran kami di dekat pagar keluar.
"Hah! Dia penjaga panti Tuan Robert, Rain."
"Rain? Hah Anda Tuan muda Rain?! Kita pernah bertemu sebelumnya apa Anda mengingat saya?"
"Lebih baik jika aku tidak mengatakan sejujurnya, jika aku mengatakan jika kita perna bertemu dia akan menambah pengawasan yang ketat pada ku dan ada kemungkinan nona Diana juga berada di sini jadi.." pikirku ketika melihatnya menunggu jawaban ku "Maaf saya tidak mengingat Anda Tuan?"
"Robert, panggil saja Robert Tuan Muda jadi ada keperluan apa Anda kemari? Sebentar lagi jam kelas akan di mulai."
"Aku sedang menunggu tukang pos ada surat yang ingin ku kirim."
"Anda tidak perlu repot-repot saya akan mengantarnya pada tukang pos." Ucap Robert mengulurkan tangannya dan mencoba mengambil surat di tangan ku.
"Tidak perlu saya akan memberikan suratnya langsung." Seketika wajahnya memandanng ku dengan kesal.
Tidak selang berapa lama tukang pos dengan sepedanya mengantarkan surat yang masuk, aku segera memberikan surat padanya dan beberapa uang pengiriman.Bel masuk kelas berbunyi kami segera pergi ke kelas, tak banyak hal menarik terjadi hari ini guru Rudiz sedang mengajari menulis lagi, makan siang, pergi ke perpus mengatur pakaian, hari ini terasa lebih tenang dari sebelumnya para pengganggu tidak perna muncul lagi di hadapan ku, walaupun rumor tentang kejadian aula sudah menyebar tapi rasanya ini tidak ada berbeda dengan yang perna ku alami sebelumnya.
Dalam beberapa hari belakangan aku sedang mencoba mengenal pola pengawasan yang di lakuakan Robert hampir semuanya tidak cela bahkan dari jendela kamar ku, dia bisa melihat ku di luar, di malam hari dia berganti sift dengan seorang penjaga lainnya yang tidak ku kenal Robert dan pengurus panti lainnya memiliki kamar sendiri di rumah bagian lantai dua sayap kiri atau kanan gedung aku bisa mengetahui dari setiap sore pelayan panti pergi ke sisi kiri rumah untuk istirahat.Kecuriagaan ku mengenai ia bekerja pada si Earl bertambah ketika dia bekerja di sini baru 3 minggu aku mengetahuinya dari Terian.
Tentang nona Diana aku secara tidak sengaja bertemu dengannya ia mengajar kerajinan di kelas dua, ia bukan guru tetap di sore harinya ia pulang aku bisa melihatnya keluar dari gerbang.Tidak salah lagi jika mereka berdua bekerja di bawah si Earl untuk mengawasi ku di tambah ia menjadi guru di sini tidak selang beberapa lama setelah Robert.Tenang saja aku akan membalas apa yang ia lakukan pada Daniel, Si Wanita ricik.
Hari Kamis surat Tuan Han sampai pada ku lebih tepatnya sehari setelah ku mengirim surat untuknya, amplop surat sangat sederhana tidak ada nama penulis di bagian depan mungkin ini di lakukannya untuk mengelabui si penjaga, tentu saja mereka akan curiga melihat surat dengan desain kertas mahal, seorang pelayan di meja aula yang memberikan surat itu pada ku.
Surat dengan 3 lembar itu berisi mengenai Tuan Han yang meminta memberi tahu untuk menulis surat segala hal dengan detail bahkan untuk kejadian yang tidak perlu, ia membenarkan mengenai pemberontakan yang di ketuai oleh keluarga Marquiess Ziones namun terkaitannya dengan organisasi gelap tidak tertulis pada buku sejarah mana pun, Duke terdahulu juga sudah mencurigai adanya terkaitan mengenai kejadian ini dengan organisasi gelap tersebut namun sayangnya tidak ada bukti kuat untuk menuduh orang yang terlibat.
Marquiess Ziones keluarga bangsawan dengan darah Moriana merupakan tergolong bangsawan cukup tua melakukan pemberontakan di pimpin oleh Dakri Ziones menanggung hukuman mati, Dakri di gambarkan seorang pemimpin yang amat tegas dan disiplin ia sedikit tertutup dengan berapa warga sekitar bahkan dalam pemerintahannya.Raja Randrik Eknath de Agasthya sering kali mengundangnya ke istana di kabarkan jika ia merencanakan pemberontak sejak sebelum ia menjadi Marquiess kabar burung itu berdasarkan pertemuan yang ia lakukan setiap kali ketika ia menjabat, penerus keluarga Ziones, Dakri, berbeda dengan ayahnya yang lebih hangat pada warga sekitar.Ketika pemberontakan tersebut banyak darah bertumpahan setiap sudut jalan di kelilingi oleh tumpahan darah, Duke Leonard menjebaknya ketika ia dan para sekutunya sedang melakukan pertemuan di rumah seorang Knight, anehnya awal penangkapan ia terus mencoba menyangkal jika ia bukan pemimpin di balik pemberontakan yang terjadi sayangnya semuanya sia-sia bukti yang terkumpulkan semuanya mengarah padanya.keluarga bangsawan yang terlibat di cabut gelar secara paksa dan semua aset di ambil atas pemerintah, keluarga Ziones di asingkan tapi aku tidak mengerti bagaimana anaknya bisa berada di panti yang pasti hal bisa saja menghubungkan organisasi gelap yang memimpin pemberontakan 1377 tersebut.
Tuan Han juga menulis jika ia akan mengirim pasukan pengintai pada tempat pengasingan keluarga Ziones, dia juga menceritakan mengenai asumsinya kepada Earl yang terlibat pada suatu kejahatan penculikan.Kasus Penculikan ini terjadi cukup lama 5 tahun lamanya para polisi dan penjaga kelelahan menghadapinya selama itu terdapat 40 anak yang menghilang, ini masih tahap penyelidikan jadi berhati-hati lah Rain beritahu ku ketika kamu menemukan sesuatu yang mencurigakan.Surat itu di akhiri dengan pemberitahuan jika beberapa peneliti akan datang dan mengecek keadaan ku.
Hari jumat malam ketika aku sedang menulis surat balasan untuk Tuan Han tepat pukul 1 malam hal yang sama terjadi lagi suara kereta memasuki halaman namun kereta itu hanya berhenti di halaman depan bukan di pakiran kereta biasanya.
"Kereta lagi? Siapa dia? haruskah aku mengecek dari jendela, semua orang sudah tidur."
Aku berjalan pelaha-lahan mencoba tidak mengeluarkan suara, sebuah jendela dari depan tangga atas yang mengarah ke halaman depan luar, suara kereta tersebut berasal dari sisi kiri bangunan aku bisa melihat buntut belakang dari kereta tersebut namun tidak pada orang di dalamnya.
"Apa dia Si Earl? Tapi sepertinya bukankah desain kereta sangat sederhana di banding kereta bangsawan, ini pasti bukan dia, lalu siapa yang tengah malam datang ke panti??"
Aku menunduk dan melihat keluar jendela sekitar 10 menitan setelah itu, kereta kayu tersebut keluar halaman aku bisa melihat ciri-ciri kereta tersebut dengan jelas 2 kuda penarik, seorang kusir dengan topi cokelatnya wajah nya tidak terlalu jelas tertutup bayangan, jendela kereta tertutup tirai hitam terlihat jika ada 2 bayangan orang pria dewasa di dalam kereta tersebut, keretanya terbilang sederhana tetapi ada seperti peti kayu besar di belakang kereta.Kereta tersebut dengan mudah keluar panti tanda perlu menemui petugas.
"Sebuah kotak penyimpanan? Ini sangat janggal rasanya, ada sesuatu hal yang di sembunyikan si Earl."
Aku segera kembali ke kamar ketika kereta itu sudah pergi jauh, pikiran yang lain meminta ku untuk mengecek keadaan di bawah tetapi rasanya sangat berbahaya jika aku harus pergi sendirian.Aku menulis kembali tentang kejadian yang baru saja ku lihat dengan detial-detial nya, pada setiap hari rabu dan sabtu aku harus memberi kabar pada Tuan Han.
"TUNGGU DULU!!" kata ku terkejut ketika membaca ulang surat dari Tuan Han "Apa ini berhubungan dengan penculikan yang sedang di selidiki Tuan Han??"
Deduksi ku yang baru ini membuat aku tidak dapat tidur dengan nyenyak malam ini, di pagi harinya aku harus mengirim surat ku kembali untuk Tuan Han.Kejadian malam tadi dan perkiraan ku tidak ku katakan pada siapa-siapa pun bahkan dengan Terian.
Setelah mengirim surat dan sarapan, di setiap hari sabtu di adakan kelas sihir dan bela diri di hadiri oleh semua kelas sekitar terdapat 30an anak yang berada di halaman belakang, anak-anak lain mengunakan setelan yang berbeda dari biasanya celana panjang dan kaus putih, aku dan anak-anak lainnya sedang duduk menunggu kehadiran guru sihir.
"Hari sabtu adalah hari yang tidak ku sukai karena aku tidak dapat mengendalikan sihir ku walaupun! Orang mengatakan jika keturunan Moriana memiliki mana dan sihir yang lebih kuat tapi ini tidak berlaku dengan ku." ucap Terian pada ku dengan kesalnya.
"Yah.. Setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahan tidak ada manusia yang sempurna," ucap ku
"Lucas dan Chandra mereka sangat pandai dalam sihir dan bela diri ku rasa mereka akan mendapatkan profesi keinginan mereka.." ucapnya melihat ke arah mereka yang sedang sibuk berbincang dengan yang lain "Hah mereka kemari."
"Selamat pagi ini hari pertama mu pada kelas sihir dan bela dirikan, Rain haha.." Kata Chandra pada ku " Ini pasti sangat menyenangkan ku jamin."
"Yaahh kecuali untuk Terian." ucap Lucas melihat wajah malas Terian pada hari ini.
"Aku penasaran seberapa besar mana yang kamu miliki Rain, aku mendengar kabar jika kamu memiliki sihir yang besar hahaha..." Chandra melihat ku dengan penasaran "Heh guru Deren sudah datang."
Seorang laku-laki dewasa dengan pakain khas ahli sihir memasuki lapangan, ia memiliki rambut dan mata gelap dengan postur badan tinggi kurus tegap, wajah maupun sifatnya sangat ramah kepada anak-anak jalannya sangat lincah dan bersemangat, sebelumnya aku sudah pernah bertemunya dengannya dia orang yang menghentikan sihir ku ketika aku akan menyerang Polin, dengan mudah ia dapat mengenali ku.
"Hah.. Perkenalkan saya Deren Kendria guru ahli sihir di panti Sweria dan..anda pasti-"
"Rain." jawabku sebenarnya aku sedikit risih dengan gelar yang ku miliki lagi pula aku belum resmi menjadi penerus Duke Han.
"Hahaha... salam kenal Rain saya harap kamu menyukai kelas sihir ku." ucapnya dengan wajah ramahnya "Baiklah mari segera kita mulai."
Pembelajaran kelas sihir di mulai anak-anak lain duduk di atas rumput mendegarkan penjelasan Guru Deren, hari ini ia menerangi mengenai salah satu sihir dasar api dan tekniknya beberapa kali mencontohkan di depan anak-anak panti yang membuat mereka kagum, melihatnya menerangi pelajari mengingat ku kepada Tuan Fray yang memiliki sifat berbanding terbalik ketika ia mengajari ku sihir.Selesai ia menjelaskan teori dasar sihir api anak-anak lainnya di persilakan untuk mempratikan-nya di atas pengawasan Guru Deren.
"Rain kamu bisa melakukannya??" tanya Terian pada ku sangat jelas jika dia sangat membenci kelas sihir.
"Tentu saja." Aku langsung mengangkat tangan ku dan mempratikkan sihir dasar bola api di depan Terian, seketika ia melihat ku dengan kesal.
"Haa! Bukankah ini sulit? Bagaimana kau bisa melakukannya!?"
"Sihir ini terlihat lebih mudah, bahkan tidak perlu mengaktifkan lingkaran sihir maupun lisan terlebih dahulu.Ya.. akan sulit jika di lakukan oleh anak-anak." Gumam ku, sinar bias cahaya bola api kemerahan berpantulan di mata ku.
"Wah kamu bisa menguasainya juga Rain??" Kata Lukas terkejut dan kagum dengan sihir ku lakukan.
"HA! Bahkan aku kesulitan untuk melakukannya!" ucap Chandra frustasi dengan sihir yang dia belajari, seketika matanya melihat ku dengan menyeramkan dan memegang pundak ku "TOLONG AJARKAN KU RAIN!!"
"Heheh..."
Seketika Guru Deren menghampiri ku.
"Wah...! Rain kamu sangat berbakat," ucapnya ketika melihat sihir ku "Siapa yang mengajari mu mengenai sihir Rain?"
"Tuan Fray Chaiden, dia merupakan guru sihir ku."
"AA-APA!! Tuan Chaiden??! Di-dia guru sihir pribadi mu??" ucapnya terkejut melihat ku "Tuan Fray Chaiden??! APAA SAYA TIDAK SALAH DENGAR?!"
"Aa-da apa ini apa reputasi Tuan Fray semenyeramkan ini?" pikir ketika melihat ekspresi dari Guru Deren "I-iya.."
"HAHAHA...!! Memang tidak salah jika kamu anak didiknya." Ucapnya dengan rasa bangga dan bahagianya, dia kemudian mendekat dan berbisik pada ku "bi-bisakah kamu memintanya menandatangani buku ku??"
"HA?! Ma-maksudnya? Tuan Fray seorang artis? Idol? Apa bagaimana? Bahkan aku tidak bisa membayangkan ada seseorang yang mengidolakannya." pikir ku terkejut dan melihat Guru Deren.
"Kumohon aku-aku merupakan penggemar sejatinya, bahkan aku mengoreksi semua buku, ilmiah, alat sihir yang ia ciptakan!! Lihat-lihat gantungan yang ada di pinggang ku ini merupakan alat sihir ciptanya, aku membelinya dengan harga sangat mahal karena barang ini terbatas...!!" Katanya dengan sangat semangat melihat ku "Ku mohonnn Rainn tolong ya.... ya..."
"APA kamu mengetahui tentang unsur baru Sulfa yang ia ciptakan yang sangat bermanfaat untuk kehidupan, unsur ini memiliki sifat yang tidak beracun namun sangat kuat.Gabungan dari unsur Abcar...bla..bla..bla.."
"Sudah.. Aku-sudah tidak paham lagi dengan ini semua." pikir ku frustasi, bahkan aku tidak dapat membayangkan Tuan Fray memiliki penggemar, seketika di kepala aku terbayang wajah egois, ngeselin, bodoh Tuan Fray "Aku tidak janji tapi-"
"Terimakasihhhh Rain, aku akan memberikan mu bintang A hahhaha!!"
"APA! Ini tidak adill!!!" Ucap teman ku kesal.
"Haha.. Aku tunggu janji mu ya! Rain."
"Aku tidak pernah berjanji mengenai ini" gumam ku dan mengalihkan pandangan ku.
"Biasanya 2 jam terakhir kami akan mengadakan bertandingan latihan singkat antar siswa sebagai pembelajaran anak-anak lain dan tentu saja pemenangnya mendapatkan hadiah, bagaimana kamu ikut bertandingan ini." Guru Deren melihat ku dengan sangat penasaran.
"Hmm sepertinya menarik." jawabku mencoba sesuatu hal baru tidak terlalu buruk.
"Apa kamu yakin Rain?" tanya Terian pada ku begitu juga Chandra dan Lukas terkejut mendengar jawaban ku.
"Tenang saja ini hanya permainan biasa, Terian."
Guru Deren mempersilakan ku ke depan dan megumumkan pertandingan latihan, anak-anak melihat ku dengan wajah takut entah apa yang membuat mereka berpikir bayangan tentang ku, mungkin karena kejadian aku hampir menghancurkan gedung panti.
"Tidak ada yang mau menjadi lawan Rain?" ucap Guru Deren melihat tidak ada satupun murid yang mengangkat tangan.
"Apa aku akan mendapat hadiahnya secara gratis? Lumayan." gugam ku melihat beberapa menit tidak ada seorang pun yang ingin menjadi lawan ku.
Seorang anak laki-laki berpakaian sedikit berantakan mengangkat tangan tentu saja aku mengenalnya Dio salah satu sahabat Si Polin yang menggangu ku, dia di kenal pandai dalam bela diri dan sihir bahkan paling hebat di antara anak-anak yang lain.
"Kau siap, Rainn?"