Udara di pagi hari terasa sangat segar malam ini aku tidur lebih nyenyak dari biasanya, hari ini merupakan hari minggu di mana para anak di izinkan keluar panti.Hari ini aku ada janji jam 2 sore dengan Tuan Han dan Tuan Fray selama itu jadwal ku kosong tidak ada jadwal penting, Lucas dan Terian terlihat tidak memiliki niat untuk pergi keluar panti.
"Pergi? tidak ada yang bisa ku lakukan di luar sana selain menghabiskan uang ku dan belanja, lebih baik aku latihan pedang ku." Ucap Lucas di halaman belakang panti dengan pedang dan patung latihannya.
"Sebenarnya aku mau keluar dan jalan-jalan tapiiiii aku harus menabung uang saku ku, ini sangat membosankan tidak ada yang bisa ku lakukan selain rebahan di kasur ku-Pergi latihan dengan Lucas? Tidak Tidak!! Hari ini hari libur aku harus mengistirahatkan otak dan saraf ku hah...bosan." Chandra berbaring di kasurnya tanpa melakukan kegiatan lain.
"Keluar? Sebenarnya aku ingin membeli beberapa buku tapi bulan ini tidak ada event maupun diskon, jadi ku tabung dahulu uang saku dari panti untuk minggu depan." bisik Terian dalam perpustakan walaupun tidak ad orang di ruangan ini.
Suasana panti terasa sepi karena beberapa anak pergi keluar untuk membeli beberapa keperluan mereka, tidak semudah di pikirkan untuk keluar panti setiap anak di bawah umur 10 tahun dilarang untuk pergi tanpa pengawasan harus ada 1 atau 2 orang dewasa atau anak-anak yang lebih dewasa pergi bersama dan juga jika keluar harus mengisi buku kehadiran di aula seperti nama, jam pergi dan pulang, tempat yang di kunjungi, dll jika terjadi sesuatu seperti keterlambatan pulang akan memudahkan pihak polisi, di tambah yang sangat menarik jika panti ini memberikan uang saku mingguan setiap anaknya sekitar 15 perunggu jumlah cukup banyak untuk seorang anak-anak.
Tidak ada yang aku lakukan selain pergi ke perpus dan membaca buku bersama Terian, aku sedikit merindukan cemilan manis yang selalu di siapkan untuk ku jika aku membaca buku, masakan koki di rumah memang paling enak.Di ruang perpustakan ini hanya ada aku dan Terian yang sibuk dengan tumpukan bukunya hingga menutupi wajahnya, pikiran ku teringat dengan janji pertemuan ku dengan Tuan Fray dan Tuan Han kira-kira apa yang mereka ingin tanyakan, aku pikir lebih baik jika aku memberi hukuman pada Lividus karena telah bersikap arogan.
"Lividus?" aku berbicara dengannya tanda harus mengeluarkan suara, cukup dengan telepati.
"Iya Tuan."
"Aku belum memberi mu hukuman, kamu harus belajar mengendalikan diri mu kau tahu itu?"
"Maaf atas tidak sopanan saya, saya berjanji atas nama Tuan tidak akan melakukannya lagi."
"Ahh benarkah? apa dulu Tuan lama mu juga pernah marah pada mu, Lividus?."
"Tentu saja dulu saya hampir menghancurkan ibu kota dengan api Sesium."
"Aapa? Apa sihirnya masih bisa di batalkan?"
"Tidak Tuan apinya sudah menyambar di tengah kota." membayangkan saja membuat ku terkejut, bagaimana dulu Pahlawan Raymond harus menganti rugi atau memberi penjelasan mengenai kejadian yang terjadi "Lalu apa yang terjadi??"
"Dia di tangkap dan hampir di hukum mati."
"AKHHH!!!" ucap ku terkejut mendengar penjelasan dari Lividus untungnya itu tidak terjadi pada ku.
Tanpa sadar suara ku terdengar sangat keras hingga Terian melihat ku heran.
"Apa bukunya sangat menarik hingga kamu terkejut Rain?"
"Ahh iyaa maaff hehehe..."
"Itu bukan salah ku sepenuhnya ada seseorang bersenjata ingin melukai Tuan ku." kata Lividus dalam otak ku.
"bersenjata? Pistol? Pedang? Sihir?"
"Tidak, pisau dapur."
"Wah memang sulit di tebak apa yang terjadi dengan Petualangan yang di alami Pahlawan Raymond, berpikir pada sisi positifnya Rain pasti seseorang dengan badan kekar dan jago bela diri...."
"Tidak juga wa-"
"Cukup, aku tidak mau mendengarnya jangan menghancurkan ekspektasi ku." Aku tidak dapat membayangkan jika seorang ibu-ibu yang mengejarnya, citra Pahlawan Raymond akan hilang di kepala ku.
Jika Lividus mengingat semua kejadian beberapa ratus tahun lalu sejak kapan ia berada di dunia ini, bukan kah ada kemungkinan ada "Tuan-tuan lainnya" yang ia beri kekuatan mananya.Lividus ada di dalam diri ku tapi aku tidak mengenalnya dengan baik.
Kereta kuda bangsawan terpakir indah di depan pintu masuk utama, Tuan Han dan Tuan Fray menunggu ku di aula.Seorang pelayan panti memberi tahu ku di aula Tuan Han sedang mengisi buku izin keluar untuk ku.
"Hah! Rainn kau sudah siap-siap?"
"Kemana?" Aku hanya mengunakan setala sederhana kupikir ini hanya jalan-jalan biasa.
"Haha.. Nanti kita bicarakan di kereta."
Rasanya sudah lama aku tidak bertemu dengan Tuan Han, mungkin Jean dalam diri ku merindukannya.Di dalam kereta aku duduk berhadapan dengan Tuan Fray, kami berbincang-bincang cukup panjang mulai dari hal sepele seperti makanan panti hingga pembahasan berat mengenai sihir.
"Kamu belum mengatakan kita akan ke mana?"
"Kita akan ke rumah mu, owh dan juga rumah Han.Jangan tanya mau ngapain nanti kamu juga tahu, ngomong-ngomong soal suara kereta setiap malam itu apa kamu yakin itu dari kereta yang sama?" Kata Tuan Fray padaku.
"Iya aku yakin, aku melihat ada patahan di salah satu rodanya yang sama dan juga jendela hitam gelap, apa ini ada hubungannya dengan kasus penculikan yang kamu katakan?" Tuan Fray dan Tuan Han terlihat sudah mengetahui mengenai dugaan penculikan yang di lakukan si Earl.
"Hmm aku juga curiga hal yang sama, Rain." Ucap Tuan Han "Ada sesuatu yang sangat janggal yaitu semua anak yang di culik hampir semunya anak keturunan Moriana."
"MORIANA!!" Aku sangat terkejut mendengar jika penculikan ini meribat-kan suku ras tertentu.
"Ini bukan sebuah kebetulan belakang, ia memang mengnargetkan anak-anak Moriana, suku yang memiliki kekuatan Mana dan Sihir lebih besar dari ras lainnya." Tuan Han terlihat serius dengan pembahasaan ini."Seorang penjahat yang sangat pintar dan cerdik dia melakukan aksi nya tanpa ada bukti sedikit pun, hal ini membuat kami sedikit kesulitan mencari jejak si penculikan cerdik ini.Aku tidak menuduh jika Tuan Earl Venderik merupakan dalang dari ini semua tapi bisa saja dia salah satu yang terlibat."
"Apa kalian sudah memiliki bukti kuat si penculikan?" tanya ku, satu bukti mungkin bisa membantu.
"Yang ku dapatkan dari utusan rahasia ku jika kemungkinan pelakunya adalah seorang bangsawan salah satu keluarga yang hilang pernah memberikan saksi jika anaknya pernah bertemu dan saling bertukar surat yang kelihatan sangat mewah, namun bisa saja itu hanya tipuan.Waktu si pelaku melakukan aksinya biasa di sore hari menjelang malam, jam-jam itu merupakan jam rawan untuk anak-anak, jika di lihat mereka sempat mengirim surat bisa di pastikan jika mereka melakukan pendekatan hingga si anak mempercayai mereka, aku khawatir jika mereka memancing dengan mengunakan seorang anak kecil untuk sebagai umpan karena rata-rata anak yang di culik sekitar umur 4-10 tahun bahkan lebih dari itu, rasanya janggal jika anak-anak tersebut berani mendekat dengan seseorang dewasa yang lebih tua."
"Jika itu benar, memperkerjakan anak-anak di bawah umur apa lagi tindakan kejahatan, perbudakan tentu saja dia akan terkena hukuman berlapis." Ucap Tuan Fray "Ini sedikit sulit karena mereka sangat cerdik mencium tindakan para polisi karena itu kita memerlukan waktu cukup lama dengan mengerahkan pasukan pengintai, semakin sedikit orangnya semakin sulit ia menidefikasi."
Jika mereka melakukan penculikan ini sudah sangat lama tanpa ketahuan sudah di pastikan mereka sangat cerdik, jika ini berkaitan dengan Tuan Verdenrik berarti mereka di jalankan oleh organisasi yang lebih besar.
"Tuan Venderik mau dia berkaitan atau tidak lebih baik dia tetap dalam pengawasan, jadi jika sesuatu janggal terjadi beritahu ku melalui surat dengan sangat detail, berikan cap lilin berwarna biru Zafir, kirim surat tersebut tanpa perantara siapa pun termasuk teman mu Rain."
"Kenapa?"
"Benda matipun memiliki mata dan telinga sedang cap Zafir itu hanya di miliki oleh aku sebagai surat resmi jadi jika ada petugas licik ingin membuka suratmu dan mengganti ulang amplot surat dia akan kesulitan untuk mencari cap biru."
"Bagaimana jika di palsukan? Warna biru bisa di palsukan."
"Aku akan mengetahui dengan mudah cap biru Zafir dan Zap biru biasa. Biru Zafir dia mengandung sedikit mana karena cap ini di ekstrak langsung dari batu Zafir cap ini di buat khusus hanya untuk surat resmi kota Zafia tidak di jual belikan."
"Omong-omong kita pergi bukan untuk membicarakan hal ini, oh sebentar lagi kita sampai!" Kata Tuan Fray dengan rasa bosannya menyender badannya ke kursi kereta.
Benar saja setelah beberapa hari aku berada di panti rasanya aku sangat rindu dengan tempat tidur hangat ku, meja kerja, perpustakan dan makanan koki yang biasanya hambar di lidah ku sekarang terasa sangat enak.
Kepala pelayan menyambut ku dan mempersilakan masuk, suasana hangat rumah membuat ku ingin segera pergi ke tempat tidur untuk rebahan.Aku di arahkan menuju suatu ruangan dengan sebuah pintu terkunci, anehnya Tuan Han dan Fray memintaku membuka pintu itu sendiri.
"Ada apa ini? Ini kelihatan mencurigakan." gumam ku penasaran, ngangga pintu besi terasa dingin.
Dengan pikiran penasaran aku langsung membuka pintu tersebut.
DRUARR DRUUAR DRUARR
Sebuah petasan ulang tahun mengejutkan ku, di dalam ruangan di penuhi dengan hiasan balon dan pita berwarna biru tua, terdapat kue ulang tahun cukup besar yang senada serta beberapa cemilan makanan di atas meja makan di tengah-tengah ruangan, di atas ku terdapat lilin yang melingkar serta angka 5 yang menyala, di sudut ruangan lainnya terdapat berbagai macam kado yang sangat mewah untuk ku.Suasana ruangan sangat terang dan hangat.
"SELAMAT ULANG TAHUNNNN TUAN MUDA RAINN.."
"He? Hari ini ulang tahun ku?" ucap ku bingung, aku baru teringat ketika data akte lahir ku 4 Oktober 1385.
"Selamat ulang tahun Rainnn..." Ucap Tuan Han dengan senyuman dan merendahkan tubuhnya, terlihat jika dia yang merencanakan ulang tahun ku "Apa kamu menyukainya??"
"Selamat Ulang Tahun Rainnn, sebenarnya Han sangat sibuk mengajak ku untuk ikut Tapi! Tenang, aku juga membawa sebuah kado untuk muu hohohoho...." ucapnya terlihat canggung ketika memberi ku selamat.
"Entah lah rasanya sangat aneh bagi ku, harus senang atau sedih...Kurasa menghentikan bayangan masa lalu dan melanjutkan kehidupan baru ku tidak terlalu buruk." pikir ku, aku membalas senyumnya dan memeluknya atas ucapan terima kasih ku "Tentu saja aku menyukainya, ini ulang tahun ku yang paling indah, terima kasihh... Tuan Han.."
"Syukurlah jika kamu menyukainya Rain..." balasnya dengan pelukannya.
"HEKM!! HEKM! Bagaimana kita lanjut makan aku sangat lapar belum makan siang" Ucap Tuan Fray berjalan masuk "Wah ada ayam bakar....hmmm.. Enak enak..Kemari lah."
Meja makan persegi panjang banyak berbagai macam makanan serta kue ulang tahu bertingkat 3 serta sebuah lilin yang telah menyala di sekelilingnya.Semua orang di ruangan menyanyikan lagu ulang tahun untuk ku bahkan menggunakan alat musik.
"Wah dari jauh kuenya terlihat kecil ternyata melebihi pandangan ku, sekarang bagaimana aku harus meniup lilinnya." pikir ku ketika melihat kue ulang tahun bertingkat tinggi ini.
"Ah apakah kuenya terlalu tinggi, mau ku bantu?" tanya Tuan Han ketika aku kebingungan pada bait lagu harus meniup lilin.
"Hmm tidak perlu." Ucap ku naik berdiri di atas meja dengan kue yang hampir setinggi ku, seketika aku langsung meniup lilin yang menyala.
"HAHA.. Kamu bisa terluka nanti bocah." Kata Tuan Fray dengan suara ketawanya melihat ku.
Walaupun ini hanya perayaan kecil-kecilan tapi rasanya ini sudah sangat cukup bagi ku, aku perbincang banyak hal aku harap suasana ini tidak menghilang dengan cepat.
"Aku sudah menyiapkan kado untuk mu Rain, " ucap Tuan Han mengarahkan pandangan ku pada setumpuk kado di sudut ruangan.
"Wahh aku belum perna mendapatkan kado sebanyak ini..." gumam ku melihat setumpuk kado disana "Boleh kah aku membukanya?"
"Tentu saja."
Aku menuruni kursi ku dan berlari menuju setumpuk kado tersebut, terdapat 5 kado yang tertumpuk dengan bungkus kado dominasi biru dengan pinta putihnya, ukurannya pun berbeda-beda ada kotak panjang besar hingga seperti sebuah balok sederhana.Aku mengambil sebuah kotak balok yang paling besar.
"Pedang?" Kotak besar itu berisi sebuah pedang panjang dengan hiasan perak yang sangat indah.
"Wahh.. Apa kamu menempanya sendiri Han? Desainnya sangat indah dan juga cukup ringan." Tanya Tuan Fray sedang duduk di sofa memperhatikan pedang tersebut dengan detail.
"Haa... iya kupikir Rain kamu harus memiliki setidaknya sebuah pedang untuk mu berlatih nantinya, apa kamu menyukainya?"
"Tentu saja aku menyukainya." Tangan ku sibuk dengan membuka kado berikutnya "Tumpukan buku, sebuah mesin ketik, dan sebuah miniatur seekor kuda dengan sebuah surat pembelian resmi??!"
"HAHA.. Kemarin ku dengar kamu ingin mengetik karena itu ku berikan saja sebuah mesin ketik untuk mu, Rain." Kata Tuan dengan seyuman-nya.
"Bu-bukan ini kamu memberikan ku seekor kuda?"
"Ah..iya kamu harus memiliki seekor kuda khusus untuk kamu sendiri Rain, nantinya kamu akan belajar menunggangi kuda."
Rasanya aneh mendapatkan kuda di hari ulang tahun ku, tidak semua hadiah ini menurut ku cukup aneh jika aku mendapatkan pada zaman modren, tersisa satu kado yang paling kecil di antara lainnya.
"Surat? Kertas?" tanya ku binggung membolak-balik selembar surat kosong tanpa tulisan tersebut.
"Surat ini bisa menggambul-kan semua keinginan, kamu cukup menulis apapun yang kamu mau Rain, sebenarnya aku bingung harus memberikan mu hadiah apa lagi yang akan kamu suka, jadi kamu bisa menulis barang yang kamu suka." Ucap Tuan Han duduk di sofa dengan secangkir teh di tangannya.
Surat putih krem yang berisi kertas permohonan sangat menarik perhatian ku, akan ku simpan nanti jika aku memerlukannya.
"Sekarang hadiah ku Rain, apa kamu tidak melihat sebuah pajangan yang sangat menarik?" tanya Tuan Fray dengan nada bersemangatnya, aku tidak mengerti apa yang ia coba katakan.
"Tidak ada." Jawab ku ketika memperhatikan sekeliling ruangan.
"Benarkah?! Ternyata kamu memiliki selera yang buruk ya bocah." Ucapnya mengejek ku dengan kata-kata ngelinnya "Liat apa benda ini tidak menarik perhatian mu?"
Sebuah pajangan baju zirah, baja besi dewasa lengkap dengan senjata dan penutup kepalanya, warna dan bentuk yang sangat unik membuat ziarah besi ini sangat mencolok dari yang lain, ia terpanjang di samping tumpukan kado lain.
"He?! Ukuran zirahnya saja sangat kebesaran untuk ku..." Ketika aku memperhatikan baju tersebut secara lebih dekat, pantulan wajah ku terlihat jelas.
"Hoho kamu pasti menyukainya! Memang sedikit kebesaran tapi kamu nantinyakan akan tumbuh besar jadi tidak masalah.Lagian tadi ada diskon 50% lumayan bukan."
"Ha... te-terima kasih Tuan Fray..."
"HOHOHO Aku sudah yakin kamu pasti menyukainya!"
Kami berbincang banyak hal menarik, hingga pukul 5 sebelum waktu pulang anak panti.Hari ini sangat menyenangkan bagi ku belum pernah aku memiliki ulang tahun meriah ini, rasanya aku tidak ingin waktu berjalan dengan cepat.Tuan Han dan Fray mengantar ku ke panti, lampu jalan di malam haru mulai menghiasi gelapnya malam.
Suasana panti mulai kembali lebih ramai para anak-anak lainnya yang sibuk dengan kesibukan mereka masing-masing, Tuan Han hanya mengatr ku di depan pintu gerbang, tidak satu pun kado yang ku bawa kecuali setumpuk buku dan sebuah surat permohonan yang ku bawa untuk jaga-jaga saja sedangkan beberapa makanan manis akan ku perlihatkan pada teman sekamar ku, mereka pasti akan menyukainya.
Sesampai di panti aku segera pergi ke kamar dan istirahat menunggu jam makan malam, langit keemasan menembus jendela suara bising anak-anak terdengar lebih ramai dari sebelumnya sangat perbandingan terbalik dengan kisah kelam penculikan yang masih berkaitan dengan panti Sweria.
"Sangat janggal rasanya jika kereta kuda tersebut terus datang tanpa tujuan yang jelas, jika sesuai perkiraan ku malam besok kereta tersebut akan datang lagi. Si Earl dia tidak tinggal disini, lalu kenapa jika kereta tersebut datang secara konsisten pasti memiliki alasan, hanya ada guru tetap, penjaga dan beberapa pelayan yang tinggal menetap di panti, salah satu dari mereka pasti orang yang terlibat dengan misteri kereta tersebut."
"Aku harus menyusun rencana sebelum bertindak, jika perkiraan mengenai penculikan dan kereta tersebut saling terikat.Aku sudah tahu siapa dalang di balik ini semua."
Samar-samar aku mendengar suara langkah kaki yang mendekati kamar ku, bayangan dari balik pintu terlihat orang tersebut berdiri di baliknya.
"Siapa disana?"