Dibalik suasana berdebatan ku dengan Lividus, aku dapat mendengar denyitan suara pintu kayu yang sudah tua dengan rasa terkejut aku melirik ke arah sumber bunyi tersebut, kala itu angin terasa sangat tenang. Seorang pria dewasa membuka pintu kayu tua.
"Apa yang Anda lakukan Tuan Muda?" ucap Robert penjaga panti aku bisa mengetahui rasa curiga dari raut wajah nya.
Aku segera menyembunyikan jepit rambut merah muda dari balik saku celana ku,
"Ah... ak-aku sedang mengambil bola." kata ku dan menunjukkan bola sepak di kedua tangan ku.
"Bola? Disini bukan lapangan tempat unt-"
"RAIN!! Kenapa lama sekali." Terian datang berlari menghampiri ku."Ah? Pak penjaga?"
"Kalian sedang bermain? Di sini bukan lapangan bermain Tuan Muda, di bagian sisi kanan gedung tempat anak-anak biasa bermain." Wajah curiganya berubah seketika menjadi lebih ramah.
"Ah benarkah? Kalo begitu aku permisi terlebih dahulu Tuan Robert." Ucap ku memberi salam padanya.
"Baik Tuan Muda keberkahan Zafia selalu bersama Anda."
Rasa curiga yang sedang dia coba sembunyikan dapat kurasakan dengan sangat jelas, Tuan Robert si penjaga panti dia pasti mengetahui sesuatu, mustahil dia tidak mengetahuinya.Aku dan Terian memutuskan untuk berhenti bermain bola dan pergi istirahat dan bersih-bersih, kegiatan fisik memang sangat tidak sesuai dengan Terian.
Di malam harinya aku menulis surat semua tentang deduksi ku kepada Tuan Han, rasa sesak akan teringat permintaan tolong seorang anak perempuan semalam membuat ku benci pada diri ku sendiri tidak bisa melakukan sesuatu apa pun dengan kekuatan ini.
Aku menyimpan jepit rambut merah muda tersebut pada sebuah kota kado kecil dalam laci meja belajar ku, setiap kali memandangnya rasa sesak itu kembali datang.
"Kira-kira Tuan Han sudah membaca surat ku atau tidak..." gumam ku bersandar pada kursi belajar ku, suasana Selasa malam terasa sangat sepi teman sekamar ku sudah tidur lebih awal "Sekarang Tuan Robert tidak akan melepaskan pandangannya dari ku, apa semua pengurus panti mengetahui tentang ini semua?"
Si Earl pasti memiliki cela bagaimana pun ia mencoba menyembunyikannya bau bangkai akan tetap tercium, ku pikir aku harus lebih berhati-hati lagi mulai sekarang.
Pagi harinya aku berencana untuk menunggu surat Tuan Han baru ku kirim surat ke dua ku lagi, hampir setengah hari ku menunggu tidak ada kabar mengenai surat Tuan Han, hampir beberapa jam aku mengecek aula untuk bertanya mengenai surat ku.
"Aneh rasanya, Tuan Han hampir tidak pernah lupa mengirim ku surat setiap kali selesai pembalas pasti ada yang salah." gumam ku kesal, pikiran-pikiran jahat mulai berdatangan.
"Rain cepat makan, kita mau ke perpus kan." Terian memandang ku kesal, semangkuk sup masih penuh di hadapan ku.
"Ah.. Iya maaf maaf"
Aku segera menghabiskan makan siang ku dan pergi ke perpus bersama Terian, bau buku tua merupakan ciri khas perpustakaan panti yang benar saja sebagian besar buku di sini merupakan buku keluaran lama dan tua.
Tentu saja kau tidak dapat membaca buku dengan kondisi pikiran ku yang seperti badai, biasanya aku hanya mengambil satu buku dan meletakan buku di depan ku dengan pikiran yang berada di luar.Ketika saraf ku sedang sibuk dengan pikiran dan deduksi ku seseorang mengedor pintu, cukup aneh rasanya biasanya seseorang masuk perpus tanpa mengetuk pintu.
Tok Tok Tok
"Selamat siang Tuan Muda, Duke Han ingin berbicara dengan Anda." Ucap pelayan perempuan tersebut pada ku.
"Duke Han?" aku sedikit terkejut akan kedatangannya yang cukup mendadak, dia bahkan belum mengirim surat padaku "Ba-baiklah..."
Tuan Han menunggu ku di ruang tamu, sesampai di sana dia sedang berdiri menghadap jendela dia kelihat gelisah dengan sebuah kertas di tangannya.
"Tuan Muda Rain sudah sampai." Kata pelayan tersebut lalu pergi keluar ruangan.
"Kemarilah Rain ada sesuatu yang harus ku beritahu." Ucapnya pada ku.
"Apa sangat mendesak? kamu bisa menulis surat pada ku seperti biasa." tanya ku padanya.
"Aku sudah menerima surat mu, ada sesuatu yang cukup mendesak yang harus ku kabarkan pada mu."
Aku berjalan menghampirinya, Tuan Han meletakan tangannya pada pipi telinga kanan ku, dengan sihir aku bisa mendengar ucapannya tanpa harus berbicara pada ku.
'Aku tidak bisa mempercayai benda mati di ruangan ini, jadi aku akan berbicara pada mu dengan cara seperti ini, aku sudah memberi tahu pada kelompok keamanan penyelidikan mengenai surat mu mereka sekarang sedang mengawasi panti setiap hari yang kemungkinan penculikan itu di lakukan, Jadi jika ada kemajuan segera memberi tahu ku.' beberapa detik dia menunduk dan sangat jelas ada sesuatu yang menyangal 'Aku mendapatkan surat lebih tepatnya pagi di meja kerja selembar kertas tipis kecil berisi tentang ancaman mengenai mu, Rain, hati ku rasanya tidak bisa tenang.'
"Ancaman?" tanya ku, aku sudah menduga hal ini akan terjadi.
'Di surat hanya tertulis 'Seekor kelinci putih sedang mencari mencari sebiji wortel, para pemburu sedang mengawasinya.' dengan sekali baca aku sudah mengetahuinya dengan mudah, apa yang surat ini maksudkan, kamu pasti sudah mengetahuinya.'
"Memang benar dari surat tersebut terlihat jelas siapa 'Si Kelinci Putih' yang ia maksud, para pemburu sedang mengawasi ku? Sangat menarik" pikir ku.
'Fray sedang mengembangkan penelitian benturan mana dia mengatakan jika tidak ada kesalahan 2 bulan kurang itu sudah paling cepat, selama itu menjauh lah dari kasus penculikan ini sementara. Aku hanya mau kamu berada seaman mungkin, jaga diri mu, Rain.'
"Tunggu sebentar di sini, aku ada sesuatu yang harus ku berikan." Ucap ku pada Tuan Han dan segera mengambil kotak kado yang berisi jepit rambut merah muda.
Sesampai di kamar amarah ku memuncak melihat Polin berada di kamar ku dan sedang memeriksa meja belajar ku. Aku melihatnya sedang membuka laci meja belajar.
"APA YANG KAMU LAKUKAN ?!" Tentu saja aku tidak bisa menahan amarah ku, aku tidak peduli jika meja ini hanya terisi dokumen kehidupan ku tetapi hampir rencana dan deduksi penting berada di meja ku.
"A-aku hanya hanya..." Dia melihat dengan sangat terkejut seakan tersambar petir.
"Apa yang sedang kau lakukan di sini? Tidak cukupkah untuk mengganggu ku saja?!"
"Aku hanya sedang mencari Lucas! Tadi aku mau menitipkan barang padanya." Satu kebodohan lainnya Polin, dia tidak bisa berbohong.
Aku sedang buru-buru mengambil jepit rambut merah muda tersebut, untuk kali ini aku akan membiarkannya bebas. Satu hal yang langsung ku pikirkan jika Polin di minta untuk menyelidiki ku.
"Kita bicarakan nanti saja, aku sangat sibuk." Kata ku mendorong dia dan mengambil kotak merah muda "KELUAR DARI KAMAR KU!"
Dia bergesa-gesa untuk keluar kamar dan pergi dari pandangan ku.
"Hey urusan kita belum selesai, masih banyak hal yang ingin ku tanyakan." ucap ku padanya sebelum ia beranjak pergi.
Aku mengambil surat dan mengecek isi kotak yang masih sama, sesampai di ruang tamu Duke Han tidak sendirian Si Earl dengan cepat sudah sampai untuk pertemuan, mereka sedang duduk di sofa tamu suasana gelap menyelubungi mereka.
"Hahaha maaf atas keterlambatan saya Tuan ku...Oh Tuan Muda?" Earl memandangku dengan rasa curiga dan melihat kotak yang ku pegang.
"Ah.. Selamat siang Tuan Venderik" Ucap ku padanya, sebuah fakta baru jika Tuan Venderik mengetahui kejadian kemarin sore, sangat menarik apakah ini juga berkaitan dengan surat ancaman "Ada yang harus ku berikan pada Tuan Han."
"Kotak dan kertas?" ucapnya angkuh pada ku.
"Harganya memang tidak seberapa, nanti saja membukanya dan ini surat yang ku tulis, ku harap Tuan Han menyukainya." Bersandiwara tidak lah buruk pada situasi sekarang, mungkin dia tidak akan curiga pada bukti dalam kotak.
"Tentu saja aku akan menyukainya Rain, apa pun yang kamu berikan akan sangat berharga bagi ku." Tuan Han menyimpan dari balik saku jasnya
Suasana canggung terasa entah mengapa walaupun sesunyi ini tapi aura persaingan antara mereka terlihat dengan jelas. Jika di pikir-pikir dari mana Si Earl bisa mengetahui informasi panti dengan cepat, hampir tidak mungkin jika pemberitahuan tersebut dari selembar kertas.
"Mengenai pengesahan UU kebijakan baru apa kah semua parlemen sudah menujuinya Duke Han?" Ucapnya sambil mengambil segelas teh.
"Masih dalam tahap perkembangan." Ucap Tuan Han.
"Ah begitukah lalu bagaimana dengan solusi yang saya ajukan Tuan ku? Bukankah itu tidak sepenuhnya merugikan."
Di sini tidak ada sebuah koran berita mengenai dunia luar, jadi aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Sesuatu yang sangat ku benci yaitu politik, tidak mungkin untuk ku tidak terkait dalam sistem politik.
"Masih dalam pertimbangan Tuan Venderik."
"Jika Anda mengizinkan mendengarkan pendapat saya UU terbaru sebaiknya di batalkan, kebijakan tersebut akan merugikan wilayah Zafia dengan adanya UU tersebut sistem pemerintahan sepihak akan semakin di perkuat, Duke Han"
"Sudah ku katakan ini masih tahap perkembangan, aku sudah berkonsultasi dan diskusi masalah cela dalam undang-undang pada pihak parlemen. Cela ini juga termasuk pembahasan pada rapat nantinya."
"Haha... lebih baik jika Undang Undang ini di batalkan sepenuhnya." Tuan Venderik terlihat sangat kesal, terlihat jelas dari awal dia memang tidak setuju dengan pengesahan Undang-Undang yang sedang di ajukan.
Aku jadi penasaran tentang Undang-Undang tersebut, tentang peraturan apa yang membuat Si Earl kepanasan. Di sore menjelang malam perbincangan saling sindir ini berhenti Tuan Han kembali dengan menggunakan kereta kuda dan seorang pengawal pribadinya. Aku dan Si Earl mengantarnnya hingga ke depan pintu utama.
"Saya harap Anda menikmati fasilitas panti asuhan Sweria, keberkahan Zafia selalu bersama Anda, Tuan Muda Rain" Ucap Si Earl dan pergi meninggalkan panti dengan kereta kuda nya.
Makan malam tiba Terian sibuk menanyakan pada ku apa yang terjadi dia memang anak yang sangat penasaran, aku hanya menjawab jika ini hanya pertemuan biasa. Ketika Terian sibuk bicara banyak hal ketika makan malam otak ku sibuk dengan hal lain.
"Surat ancaman mengatakan jika setiap gerakan ku di awasi sebenarnya aku sudah merasakan mata jahat sudah mengawasi ku sejak pertama kali kaki ku menginjak panti asuhan Sweria ini kira-kira apa yang akan terjadi jika aku tertangkap jebakan? Mereka tidak akan mengawasiku dan tidak akan mencoba gegabah tanpa sebuah rencana...masalah. Polin."
"Polin yang mencoba mengacak meja ku, apa yang sedang dia cari? Bukti jepit rambut merah muda itu kah? Sayang sekali langkah ku lebih cepat dari kalian. Yang sangat penasaran pikiran ku bagaimana mereka sadar akan kesalahan fatal yang menjadi keberuntungan ku. Polin....Polinn... jika kamu terbukti terlibat dalam organisasi kejahatan ini aku tidak bisa menjamin keselamatan mu.kenapa hati ku merasa gelisah? Memang tidak mungkin seorang anak kecil bergabung ke organisasi gelap tanpa koneksi, apa yang dia sembunyikan dari ku."
"Tuan Han hanya mengatakan jika panti in sedang di awasi tetapi dia tidak menjelaskan rencana kapan mereka akan menangkap tikus, jika sesuai kesimpulan ku mereka berencana menangkap ketika si kereta datang tapi ku yakin ini tidak semudah itu, sekarang aku tidak tahu apa mereka sudah mengetahui pergerakan Tuan Han atau belum, 3 hari lagi atau mungkin lebih menuju jadwal kedatangan kereta di malam hari. Sebelum itu aku harus mencari informasi sebanyak mungkin tanpa ketahuan si Mata pengintai, sekarang bagaimana caranya?"
Suara berisik ruang makan menjadi mendengung di telinga ku termasuk Terian yang sedang sibuk berbicara hal-hal yang baru saja dia baca di buku.
"Rain coba kamu pikirkan! Ini tidak mungkin bukan! bagaimana suara hanya bisa terdengar dengan adanya sebuah media! Sangat menarik kita harus mencobanya." Terian melihat ku dengan sangat dekat bahkan aku bisa melihat bola mata besar jingga terang di hadapan ku.
"Ah.. Ada apa?!" ucap ku terkejut dan memudurkan badan ku.
"Apa kamu mendengarkan ku tidak?!" Terian kelihatan kesal karena aku tidak mendengarkannya.
"Ma-maafkan ku tadi aku sibuk dengan-HAH! Kamu sedang membicarakan buku yang baru kamu bacakan mengenaii..."
"Suara dengan hampa udara! Kamu tahu suara hanya bisa terdengar jika dia memiliki media entah itu udara ataupun sebuah benda padat." Terian terlihat kesal tetapi tetap saja dia melanjutkan topik perbincangan.
"Suara? Ya suara hanya dapat terdengar bila memiliki media, coba saja kamu menempelkan telinga di dinding kamu akan mendengar suara dengungan dari berbagai arah tidak hanya berada di satu ruangan saja." ucap ku ini hanya pembelajaran sd.
"Benarkah? Kamu kamu pernah mencobanya Rain?"
"Tidak, aku pernah membacanya di buku."
"Wah menarik, nanti akan ku coba!"
"HAH!!" aku terkejut dan menemukan ide dari jalan buntu ku.
"Ada apa? Apa ada hal aneh lagi yang akan kamu bicarakan Rain?"
"Haha... tidak tidak hehe..lanjutkan saja makan malam mu, Terian."
"Kenapa aku sangat bodoh tidak memikirkan kemungkinan ini! Di malam hari sangat sepi bahkan untuk suara kereta di malam hari, aku dapat menguping perbincangan mereka dengan media dinding pengantar suara mereka, bodohnya kenapa aku baru ke pikiran sekarang!!!" gumam ku memukul pelan kepala ku.
"Hmm seperti ada yang salah dengan teman ku..." gumam Terian melihat ku dengan rasa heran.
Di malam harinya seperti biasa aku menulis semua deduksi ku di atas kertas, hari ini udara di malam hari terasa lebih dingin dari biasanya. Setelah kejadiann Polin yang mencoba memata-matai ku, mulai sekarang semua berkas penting aku letakan dalam kotak kayu terkunci yang ku letakan dalam lemari yang ku kunci.
"Dinginnya apa karena akan masuk musim salju." gumam ku.
Besoknya surat Tuan Han sampai di atas meja ku, surat itu memiliki 6 lembar penuh tertulis jika jepit rambut merah muda itu di miliki seorang anak kecil perempuan desa bernama Rene berusia 7 tahun keturunan Moriana yang beberapa hari namanya tercatat di kasus orang hilang.
Rene tinggal bersama sang kakek dan nenek yang sudah lanjut usia, di hari biasa dia dan neneknya pergi ke pasar berjualan sayur dan buah dari kebun yang mereka miliki sedangkan sang kakek merupakan buruh pengrajin kayu, di hari Sabtu sebelumnya Rene pergi ke pasar sendirian karena sang nenek sedang sakit dan kakek harus bekerja di tempat perajin toko kayu di dekat desa mereka.Rene sudah beberapa kali berjualn sendirian ke pasar, pada laporan sang nenek sebelum mata hari terbenam Rene sudah pulang, namun sore itu Rene tidak kunjung pulang Sang Kakek sudah berkeliling dan bertanya pada setiap warga yang berlalu lalang, sayangnya hari itu merupakan terakhir Rene terlihat.
Polisi keamanan sudah memeriksa sanksi di pasar tempat Rene biasa berjualan, para sanksi mengatakan jika Rene tidak datang berjualan di pasar seperti biasanya. Dugaan jejak Rene di hilang ketika dia sedang pergi berjualan ke pasar di pagi buta.
Jalan rumah menuju pasar cukup jauh jika berjalan kaki akan menghabiskan waktu 1jam 30 menit, di pagi hari jalan sangat ramai berlalu lalang para kereta kuda pengantar. Tidak ada seorang sanksi yang mengatakan jika mereka melihat Rene menuju pasar.
Penyelidikan dilaksanakan secara tertutup dan di rahasiakan, proses penyelidikan akan ku kabarkan pada mu Rain.
Kasus penculikan ini semakin jelas, aku meminta mu untuk berhati-hati mulai sekarang. Aku telah mengirim pasukan pengintai di beberapa tempat.
Mengenai kasus pengadopsiann Detektif Edwin dan Gren akan datang mengecek beberapa hal. Begitulah isi surat panjang tersebut
Hari-hari yang ku tunggu tiba Jumat malam kedatangan kereta di malam hari, jika sesuai apa yang disimpulkan maka malam ini kereta akan datang, Cahaya rembulan lebih redup dari biasanya, angin musim dingin menembus baju ku, suasana sepi malam hari membuat ku mengigil kedinginan menembus mantel tebal ku, di kamar hanya terdapat cahaya dari rembulan, suara lelap teman kamar ku yang tidur lebih dahulu dari ku.
"Dingin sekalii dulu di tempat ku cuacanya sangat panas..." gumam ku terungkap di atas kursi meja ku.
Kira-kira apa deduksi ku berjalan lancar jika Tuan Han berencana menangkap tikus di tempat kandang nya sendiri, hebatnya aku tidak bisa mencari tempat pasti pasukan pengintai berada aku hanya menduga jika mereka akan sembunyi di antara gedung sekitar panti asuhan atau mungkin bisa saja berada dalam panti.
Jam 1 malam tidak ada suara dari luar jendela selain bunyi denyitan dari angin malam, pos penjaga panti pun terlihat remang-remang, belum ada satu pun pergerakan terjadi.
"Apa mereka menyadari pergerakan Tuan Han?" gumam ku "Tapi bagaimana mereka mengetahuinya? Seseorang tikus menguping berbicaraan..."
Tidak ada alasan lain mereka mengetahui dengan cepat, ketika mendengar kabar dari pergerakan yang di lakukan pasukan pengintai mereka pasti membatalkan semua pergerakan untuk beberapa saat ke depannya, aku sudah menduga ini akan terjadi kenapa aku tidak menduganya lebih cepat.
"Harusnya aku bisa menyelamatkannya..." rasa amarah penyesalan pada diri ku terus berdatangan tanpa henti "Untuk apa kamu memiliki kekuatan hebat bagai setara ahli sihir terkuat di dunia ini tapi kamu tidak bisa menyelamatkan seorang anak kecil."
Dibalik suara sunyi di malam hari, bergema suara Rene yang meminta bertolongan pada ku yang terus berulang-ulang tanpa henti pada kepala ku.
"Hentikan...Tolong...HENTIKAN!" Aku memejamkan mata ku erat-erat dan menutup telinga berharap suara ini berhenti.