Chereads / THE QUANTUM (Indonesia Ver) / Chapter 38 - KISAH ANAK MORIANA 18 : Resah dan Rencana/ R^2

Chapter 38 - KISAH ANAK MORIANA 18 : Resah dan Rencana/ R^2

Matahari sudah mulai turun, kenyataan pahit mengenai semua peristiwa penculikan ini terjadi di bawah kaki ku, tidak ada yang bisa ku lakukan selain berdiri dan menahan jarum yang mulai menusuk jantung ku.Kaki ku masih gemetar, tangan ku masih sedingin es, aku hanya bisa terduduk dengan lutut sebagai pangkuan kepala ku, hanya rerumputan hijau di pandangan mata ku.

"HEI! Apa yang sedang kamu lakukan disini?!" Suara seorang anak laki-laki menyadarkan ku.

"Polin?" ucap ku dengan suara rendah dan memalingkan wajah ku.

"Aku tanya padamu apa yang sedang kamu lakukan disini?" ucapnya, tiba-tiba Polin mendekat dan berbisik pada telinga ku "Jika kamu mengetahui kenyataanya lebih baik kamu tutup mulut jika kamu ingin orang di sekitarmu selamat..."

"APA MAKSUD MU?! HENTIKAN!"

"HEI pelankan suaramu Shhh..." Ucapnya seketika melihat sekeliling dengan kesal "Aku bukan membela mu, tapi hanya sebuah peringatan saja mengerti tidak!"

"Bagaimana kau mengetahuinya?"

"Karena... aku melihatmu keluar dari pintu itu! Aku tidak membelamu karena tidak melaporkan ini pada penjaga panti...!"

Mendengar ucapan dari Polin, amarah kekesalan ku memuncak mengetahui jika Polin merupakan salah satu yang terlibat, aku membencinya akan tetapi aku juga tidak bisa membiarkannya dalam organisasi pemberontak ini, dia hanya digunakan sebagai barang bekas.

"APA KAU GILA?! Kau tau hukuman apa ya-"

"AKU TAHU! Ini tidak ada pilihan lain untukku! Ini semua salah leluhur mu! Ayah ku sama sekali tidak terlibat dalam pemberontakan, ayah hanya di jebak oleh mereka!" Belum pernah aku melihat Polin emosional ini "KAU Yang seharusnya ngaca, Siapa si pembunuh sekarang!"

Kesunyian kembali terasa, ketika selesai dengan apa yang ingin dia katakan dia pergi begitu saja.

Sesampai ku di kamar, suasana terasa sangat berbeda semua orang sibuk dengan kesibukan mereka masing-masing, Karena kegiatan panti diliburkan sejenak aku berencana untuk pergi bertemu Tuan Han dan berbicara langsung padanya tanpa perantara.

Keesokannya setelah sarapan aku berencana segera pergi, namun sayangnya persyaratan keluar anak di bawah umur harus didampingi orang dewasa, ketika aku bingung dengan apa yang harus ku isi di buku izin aula Chandra menghampiri ku.

"Rain? Kamu mau pergi?" tanyanya melihat ku memegang sebuah pena dan sedang mengisi buku.

"Ha.. iya ada urusan yang harus ku katakan secara langsung."

"Kalo begitu aku akan menemani mu keluar kebetulan ada sesuatu yang harus ku beli."

Chandra membantuku menulis isi buku izin keluar, kami berjalan kaki menyusuri trotoar yang cukup ramai dilalui kereta, etalase toko warna-warni berjejer menampilkan barang termewah mereka.

"Omong-omong kamu mau kemana?" tanya Chandra pada ku, dia kelihatan sibuk melihat toko-toko yang berjejer disana.

"Aku mau bertemu dengan Tuan Han sebentar dan... kamu kelihatan ingin membeli jam saku."

"Wah bagaimana kau mengetahuinya?!" Dia melihat ku dengan sangat kagum dan terkejut.

"Tentu saja, kamu kelihatan selalu memperhatikan setiap etalase toko jam, lebih tepatnya harga yang kamu lihat."

"Wahh walaupun simpel tapi membuat ku terkejut haha...Karena mungkin aku akan lama jadi... bagaimana jika aku akan mengantarmu ke kantor Tuan Han dan nanti sore jam 3 aku akan ku jembut?" Ungkap Chandra.

"Baiklah, bukan ide yang buruk."

Suasana canggung di antara kami masih terasa, entah apa yang dipikirkannya dan untuk apa jam yang dia beli aku tidak mau menambah beban pikiran ku.Jika dipikir-pikir aku bahkan belum perna pergi ke gedung kantor kerja Duke Zafia.

"Hmm soal kemarin, lupakan saja.." Chandra mencoba memulai pembicaran soal masalah kemarin "Kamu tahu, aku tidak mendorong mu dan meminta paksa jika kamu tidak menginginkannya, dan Terian setelah kejadian itu dia merasa bersalah denganmu jadi.."

"Tidak apa-apa aku mengerti apa yang dia rasakan, dengan kehilangan seseorang dekatnya." Kata ku.

"Dulu Terian sangat dekat dengan nenek kantin, sebelum kami kenal dekat dan sekamar para bayi dan anak kurang dari 4 tahun diasuh langsung oleh para pelayan panti termasuk Terian.Kami menjadi dekat hanya beberapa bulan terakhir, ku harap kamu memahaminya Rain."

"Iya kalian tidak perlu meminta maaf pada ku, karena ke egoisan dan kebodohan ku hal ini terjadi, kita sudah sampai."

Sebuah gedung tinggi dengan halaman yang sangat luas serta air mancur di tamannya, pagar besi hitam besar terlihat sangat mencolok di sekeliling gedung, kereta dengan berbagai model terparkir di halaman belakang gedung, ukiran dan arsitektur barat kuno terukir jelas, cat putih keemasan menjadi kesan yang sangat mewah.Penjaga berpakaian lengkap masih sibuk dengan tugas mereka.

"Wah... benar ini gedungnya?" tanya Chandra dengan kagum.

"Seharusnya iya." Aku menuju pada sebuah tulisan keramik biru tua "Gedung Kantor Duke Zafia" yang sangat indah dengan ukirannya.

"Kalo begitu sampai jumpa jam 3 sore Rain. Dahhhh...." Ucap Chandra dengan lambaian tangannya dan menghilang di antara kerumunan orang.

Aku berbalik badan dan mulai mencoba masuk.

"HEII! Ini bukan tempat bermain bocah!" salah satu penjaga pagar menghampiri ku ketika aku mencoba membuka kunci pagar "HEI..! JANGAN DIAM SAJA CEPAT PERGI."

"Aku ingin bertemu dengan Duke Han bi-"

"Apa kamu sedang sakit?! Siapa yang mengizinkan kamu untuk bertemu Duke Han?"

"Aku Rain Vanz de Kany."

"Rain? De Kany? HAHAHA... ini lelucon yang sangat lucu, jadi kamu Tuan Muda Rain?" tanyanya dengan wajah ngeselinnya mendekati ku.

"Iya jika kamu tidak mempercayainya." Aku tentunya sudah merencanakan jika hal ini akan terjadi, karena itu aku membawa salah satu surat dengan cap resmi zafia, namun sebelum aku memberikannya dia sudah berbicara dengan mulut besarnya.

"Tidah tidak, Tidak ada Tuan Muda Zafia dengan kekayaan yang luar biasa berpakaian seperti anak gelandangan dan, sekarang pergi, sudah cukup bermain-mainnya." Ucap Si Penjaga dan meninggalkan ku sendirian di luar pagar.

"TAPII AKU PUNYA-" Rasanya ingin ku hempaskan dengan sihir ku, tapi bukannya aku masuk malah masuk ke gedung lain sebagai semua ancaman.

"Sudah cukup bermainnya..Walau aku belum pernah melihat dia secara langsung, jangan mencoba menipuku."

"Tunggu lihatt!!"

"Sudah pergi sana sebelum aku bersikap kasar bocah." Penjaga itu dengan acuhnya kembali ke dalam.

"Ah sialannnnn..."

Hari berubah mendung dan suhu dingin mulai menembus baju ku, aku pun mulai mencoba masuk untuk ke 2 kalinya dengan memanjat pagar besi samping.

"Tidak ada cara selain menerobos masuk diam diam, dari pada membuat keributan.." Ketika hampir setengah jalan seorang laki-laki dewasa menghampiri ku.

"Apa yang sedang anda lakukan Tuan Muda?" Suara nada dinginnya

Aku berbalik badan dan melihatnya, tanpa ku sadari setengah pagar yang ku bayangkan hanya setinggi kepalanya. Pengawal pribadi utama Tuan Han.

"Anda bisa terluka." Dia mengangkat ku dan menurunkan ku kembali.

"Kamu pengawal Tuan Han kan?" tanya ku.

"Ah..Selamat siang tuan Muda Rain Vanz de Kany Cahaya Negeri Zafia Kerajaan Negeri Agasthya Ira Ekaraj, saya pengawal pribadi Duke Han, Harry, anda bisa memanggil saya Harry Tuan Muda Rain." Ucapnya sambil membungkuk pada ku "Ada apa gerangan yang membawa anda kemarin Tuan Muda?"

"Aku ingin bertemu dengan Tuan Han tapi aku kesulitan untuk masuk."

"Kalo begitu saya akan membantu anda Tuan Muda..."

Kami berjalan kembali menuju pagar pintu utama, penjaga yang sama kembali menghampiri ku.

"HEI BOCAH kamu kemari lagi?!" Dia melihat ku dengan kesalnya dan dengan cepat menotis keberadaan dari Harry "Oh Tuan Harry apa kamu menangkapnya? Dia selalu mencoba masuk secara paksa dan parahnya dia pura-pura menjadi Tuan Muda Rain! Mana ada Tuan Muda Zafia dengan pakaian gembel seperti ini hahaha..."

"...."

"Maafkan saya atas ketidak sopanan yang baru saja anda dengar Tuan Muda." Harry seketika membungkuk meminta maaf di depan ku.

"Hahahah kamu jangan bercanda Tuan Harry, kamu pasti diminta bocah ini-" Wajah sombongnya seketika berubah.

"..."

"Saya akan mengantar anda pada Duke Han."

"..."

"..."

"EHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!"

"TU-TUNGGU!!!"

Aula gedung terlihat sangat sibuk dan ramai, seperti kelihatan dari luar bagian dalam gedung tidak kala mewahnya, lampu kaca emas tergantung di langit-langit, ukiran dinding khas kuno barat, lantai karpet merah terbentang sangat indah.Pengawal Harry mengantarku pada lantai tiga atas.Suasana lantai tiga terasa lebih tenang dibanding aula dan ruang lantai bawah.

"Silahkan Tuan Muda, Duke Han sedang berada di dalam..." Dua orang pelayan lain membukaan pintu.

"Terima kasih." Ucap ku padanya, dia hanya diam dengan wajah dinginnya, aku tidak mengerti jelas apa yang sebenarnya dia pikirkan.

Ruang kerja Tuan Han yang sangat besar dengan hiasan dan ukiran mewah di setiap sudut ruangan, Tuan Han terlihat sibuk dengan dokumen tebal di atas mejanya, tidak jauh dari meja kerja Tuan Han, seorang laki-laki tua sedang bekerja aku bisa dengan muda menebaknya jika dia adalah seorang sekretari Tuan Han.

"Se-selamat siang Tuan Han..." Mereka terlihat sangat sibuk bahkan tidak mendengar keberadaan ku.

"Rain? Ada apa?" Seketika dia berhenti sejenak dan melihatku dengan sangat terkejut "Aku baru saja mengirim surat pada mu, kemari lah, bagaimana kamu bisa sampai di sini?"

"Aku bertemu pengawal Harry di depan gerbang, ada yang ingin ku bicarakan ini sangat penting! Akan sulit jika aku berbicara melalui surat."

"Saya izin keluar sejenak, Duke Han."

Tanpa aba-aba kakek sekretaris itu dengan cepat mengetahui maksud ku dan mesisahkan ku dan Tuan Han di ruangan luas ini.

"Sekarang, apa yang ingin kamu bicarakan?"

Kami duduk di sofa dengan meja hias di depannya, aku meletakan tangan ku pada telinganya dan mulai berbicara melalui sihir.

'Tempat penyiksaan penculikan ada di panti.'

"Bagaimana kamu mengetahuinya? Rain? Aku sudah melarangmu untuk tidak ikut campur lebih dalam mengenai masalah ini.."

'Ketika selesai pertemuan, aku melihat Earl dengan wajah ketakutannya jadi aku mengikutinya dari belakang.Ruangan penyiksaan itu ada di ruangan bawah tanah gedung dan secara tidak sengaja aku mendengar perbincangan mereka.'

"Apa yang mereka bicarakan?"

'Mengenai dokumen yang telah hilang, tak hanya itu anak dari Earl turut adil dalam kasus ini, mereka menyinggung dengan kata 'kartu AS' yang akan mereka gunakan nantinya jika kejadian buruk akan terjadi...dan berdasarkan deduksi ku kartu AS yang mereka bicarakan-'

"Kamu Rain, aku sudah menebak permainan kotor yang mereka lakukan karena itu lah aku tidak mau kamu ikut kasus ini lebih dalam."

'Aku datang ke sini tidak hanya mengatakan ini saja, tapi aku sudah membuat rencana yang membuat dia tidak akan bisa membelokan fakta dan hukum seberat mungkin atas apa yang telah dia lakukan.'

Akupun menceritakan rencana ku pada nya, jebakan yang hampir tidak ada jalan.

"Lalu apa yang kemungkinan terburuk yang akan terjadi?"

'Satu hal yang masih abu-abu, aku tidak tahu jebakan apa yang ada di ruangan penculikan tersebut dan juga faktor x lain ketika kejadian. Kemungkinan terburuk ini akan memakan korban.'

"..."

'Tidak ada cara lain, menunggu polisi? Militer? Bahkan Earl merupakan salah satu dari mereka hal ini tidak menutup kemungkinan jika ada tiks yang akan membocorkan rencana dan dengan cepatnya dia berhasil menghapus jejak.Mau sampai kapan lagi menunggu? Korban penculikan ini bisa saja terus bertambah, kita tidak akan membiarkan mereka berkuasa lebih lama."

"...Ini bisa saja membahaya dirimu Rain."

'Tenanglah aku akan baik-baik saja, jika aku sudah berada di dalam aku akan memberikan sinyal batu Shin sesuai rencana. Ada sisa 2 minggu menuju festival musim dingin.'

Jam menunjukkan pukul 3 sore kurang, aku sudah berada di depan gerbang menunggu jemputan dari Chandra.Tuan Han menawarkan untuk kembali menggunakan kereta namun aku menolak, karena itu dia memaksa ku untuk di kawal oleh Pengawal Harry hingga sampai panti.

"Rainn.." Chandra datang menghampiri ku dan memberikan isyarat dengan lambaian tangannya "Oh siapa dia?"

"Pengawal Harry, dia yang akan menemani kita ke panti." Ucapku sambil menujunya.

"Ohh begitu."

Wajah Chandra yang tidak segembira sebelumnya, aku khawatir jika ada sesuatu yang terjadi.

"Kamu baik-baik saja? Bagaimana dengan jamnya?" tanya ku, kala itu jalan masih ramai dilalui orang.

"Jamnya...ternyata uang yang ku bawa tidak cukup hehehe..."

"Apa mau mampir sebentar? Sebelum pulang."

"Bole-bole, lagian panti juga tutup jam 5."

Toko tua barang bekas tua dengan spanduk yang mulai kabur, seorang laki-laki tua sedang sibuk membersihkan pajangan barang bekasnya, bau khas barang tua tercium tidak ada yang spesial dari toko barang bekas ini.

"Sudah ku katakan, harga tidak bisa kurang!" ucap sang kakek ketika melihat Chandra.

"Sudah tau.Lagian aku jual disini hanya 1 Perak 5 Perunggu, tiba-tiba naiknya jadi emas." Ucap Chandra dengan kesalnya "Jamnya sudah tua, siapa yang mau beli dengan harga segitu."

"Hei itu namanya pasar, siapa yang beli? Itu kamu sangat menginginkan jam ini bukan..." Garis wajahnya sangat berbekas, mudah emosi dan keras "Minggir, ohh ada keperluan apa Tuan-tuan ?"

Wajah juteknya seketika berubah menjadi lebih ramah ketika melihat keberadaan ku dan Penjaga Harry.

"Saya ingin melihat jam yang ditawarkan teman ku..." Ucap ku.

"Kamu?" Dia melihatku dengan tatapan rendahnya "Ini bukan tempat bermain ya, pergi sana..."

Mendengar ucapan santainya, aku bisa merasakan aura menyeramkan dari Pengawal Harry, dia menatap kakek penjaga itu seperti seorang mangsa.

"Tunggu aku sangat tertarik dengan jam teman ku tawarkan. Tidak perlu khawatir berapapun harganya akan ku beli."

"Hahahah hei apa yang kamu ajarkan pada anak kecil in?!" Kakek tua itu memukul Chandra "Apa kamu ajarkan dia mencuri?!"

"MANA ADA, aku yang mala akan belajar dengannya..."

"Ahhhh kepala ku sakit." Ucap si kakek tua itu sambil memegang kepalanya "Yaudah..berapa uang yang kamu bawa nak?"

"Satu kantong EMAS."

"AAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH?????????!!!!"