Chereads / THE QUANTUM (Indonesia Ver) / Chapter 42 - KISAH ANAK MORIANA 22 : Tikus dan Tawang/ T^2

Chapter 42 - KISAH ANAK MORIANA 22 : Tikus dan Tawang/ T^2

Suasana ruang tamu panti seketika terasa lebih berat, Tuan Frey menatap tajam Alex dengan senyuman tipisnya, Jack dengan cepat membaca situasi yang terjadi.Dengan pemikiran cepat Jack mencoba menangkap mereka dengan sihir sayangnya gagal, Terian menghindar dan mulai menjaga jarak pada mereka berdua.

"Hanya ada tombol menyerah pada pilihanmu sekarang." Ucap Tuan Frey "Sekarang yang anda lihat hanyalah sebuah ilusi pembatas sihir, ini adalah dunia ku sekarang."

"Kaliaaan!! Dimana Tuan Muda?!" Teriak Jack, dia terlihat mencoba menahan amarahnya.

"Duduk dan tenang lah Jack, kita akan melihat pertunjukan menarik." Tuan Frey duduk di sofa single tanpa melakukan sihir seketika sebuah benda di ruangan ini bergerak dan menghantam Alex dan Josep "Josep Mirniae anak angkat bangasawan Barron Mirniea dan Alex Prenz penerus anak ke 2 bangsawan Earl Prenz."

Mereka terus mencoba menghindar dari kejaran benda keras yang berada di ruangan ini, tidak ada pilihan lain selain mereka mencoba menghemat mana dengan kembali pada wujud asli mereka.

BRUK BRUK BRUKS

"CIH SIALAN! Kalian semua sudah terlambat!" Ucap Alex "Para atasan lain sudah mulai bergerak tidak ada cela untuk melawan!"

"Benarkah? Aku tidak suka berbicara omong kosong seperti ini."

Getaran seisi ruangan, benda keras kembali berterbangan menghantam mereka, Alex dan Josep berlari menghindari benda-benda tersebut menaiki meja, menendang hingga memanggil sihir.Keadaan semakin menegangkan dengan Jack yang ikut menyerang mereka.

"Menjauh dasar anak kecil sialan! Rasakan!" Ucap Josep, sihir api berterbangan membakar kayu hingga barang lain.

Benda-benda yang terbang menjadi lebih lambat dan berkurang.

"Selesai? Kau kehabisan sihir mu ha..ha..?" Ucap Alex mencoba mengatur pernafasan menunduk kelelahan "Ini saatnya aku!"

BRUUSS BRUK

Keunggulan dari Alex dia memiliki gerakan yang sangat cepat, dia bergerak cepat dan menyerang dengan patahan kayu menggunakan sihir api.

"MATI!"

"Sudah ku bilang ini dunia ku." Perubahan ilusi dimana Alex hanya berputar di daerah yang sama "Mari kita selesaikan sekarang."

Tuan Frey berdiri tanpa hitungan detik dia sudah merumpuhkan Alex terikat dengan tali sihir.

"Gerakan arogan, lambat, ke gabah, sihir yang salah dan masih banyak lagi kesalahan-kesalahan yang kamu buat selama itu." Ucapnya menunduk melihat Alex "Nah apa kamu masih lama Jack?"

Josep memiliki otak yang sangat cerdik, dia memahami jika dia tidak memiliki mana yang kuat karena itu dia menggunakan tak-tik yang sangat cerdik.

"Yang satu ini memiliki tak-tik yang sangat sempurna, sayang sekali kamu mensia-siakan kehebatan yang kamu miliki." Ucap Jack menjaga jarak.

"Ha ha.. Terima kasih atas pujiannya." Josep menyerang Jack berulang-ulang dengan pedang rapier.

"Kalo boleh tahu dari mana kamu mendapatkan pedang rapier itu? Bukan kah itu termasuk pedang yang cukup langkah." Ucapnya dengan langkah yang menghindar mundur.

"Ini hanya pedang tua biasa tidak ada yang spesial hahaha..."

"Pedang tua yang luar biasa." Senyumnya tipis.

Jack dan Josep sibuk dengan urusan mereka tidak ada yang unggul dari 1 lawan 1 diantara mereka dan mereka kelihatan menikmati pertarungan tersebut.

"Alex Prenz dari keluarga bagsawan Earl Prenz, apa ayahmu mengetahui pemberontakan yang telah kamu buat?" Tanya Tuan Han berdiri berhenti di depan Alex, dia hanya memalingkan wajahnya "Sikap egois yang kamu lakukan tidak hanya berdampak pada dirimu saja kau tahu."

"Apapun itu bukan urusan mu." Ucapnya datar "Pikirkan saja muridmu yang akan menjemput maut."

"Jack, berhenti bermain." Raut wajah Tuan Chaiden seketika berubah, suasana menjadi lebih berat.

"HAHAHA....!! Ini sang- .... Ba-baik Tuan Chaiden." Jack dengan cepat merasakan aura yang berbeda dari Tuan Chaiden di melihatnya seakan seseorang yang sangat berbeda.

"Owah melihat aura mu sekarang, aku tidak akan membuat cela lagi." Ucap Josep mengarhakan pedang rapiernya.

TRINGGGGG

Suarang nyaring terdengar Jack bergerak dengan sangat cepat ke arah Josep.

"Apa keunggulan mu hanya pada pedang itu saja?" Ucap Jack dengan suaranya yang bergema tanpa keberadaannya, secepat petir dia berada di Josep.

BRUKKSS

Pandangan mereka saling bertemu Josep dapat menahan serangan dari Jack beberapa langkahnya mundur cukup jauh, jika saja Josep tidak berhasil untuk menghindar dia akan menjadi sepotong tomat sekarang, lengan bajunya robek terkena sisi tajam dari pedang Jack.

"Wah kamu masih bisa melihatnya?" Ucap Jack dengan cepat menghilang dari pandangan Josep untuk kedua kalinya

"APA!! DI-DIMANA?! SIAL!" Josep melihat sekeliling dengan sangat teliti.

Seketika sebuah sihir tanaman menarik kaki josep, dengan mudah dia mengtebas dengan pedangnya berlari menghindari tanaman tersebut namun tanaman tersebut mengikuti setiap langkah injak yang dia lakukan, dia mencoba untuk menyusun rencana dengan cepat.

"Dia! Bukan mengaktifkan sihir pada lantainya." Gumam Josep melihat baju lengannya yang sobek "Tapi... pada tubuh ku!"

SSSTRING

Tembasan sihir angin mengarah Josep, dia membanting dirinya ke lantai seketika tumbuhan merambat menarik tubuhnya.

"CIH! Aku tahu dia berusaha untuk menjebak ku!" Dengan pedang rapiernya dia menembas setiap tubuhan itu muncul melahap sebagian dari tubuhnya "Sial! Pikirkan sesuatu!"

"Bercuma saja." Ucap Jack berdiri melihat Josep tertunduk di bawahnya "Tenang lah, kamu seseorang yang beruntung kali ini karena Duke Han ingin kami menangkap kalian hidup-hidup hahah.."

Secara diam-diam dan tidak menimbulkan keributan, Josep dan Alex dibawa secara paksa menggunakan kereta, sedangkan Tuan Chaiden dan Jack duduk sejenak menunggu seseorang yang akan datang tergesah-gesa.

TOK TOK TOK

"EKHEM..! maaf saya sedikit terlam-Oh Tuan Chaiden." Earl datang terburu-buru terlihat dengan pakainya yang recek dan berkeringat.

"Selamat Malam Tuan Earl Verdenrik, mohon maaf namun pemeriksaannya sudah selesai." Ucap Tuan Chaiden sambil membungkuk

"Benarkah? Saya tidak melihat kehadiran Tuan Muda?"

"Tuan Muda sudah pergi barusan, permisi Tuan Earl kami sangat sangat sibuk sekarang, ayo Jack."

Earl Verdenrik melihat Tuan Chaiden dengan sangat sinis, seakan dia sudah mengetahui pertarungan yang terjadi, dia mengantar sampai di depan pintu panti hingga kereta kuda tersebut hilang dalam kerumunan.

Malam terasa lebih hangat dari biasanya, Duke Han mengizinkan Polin dan teman-temannya untuk menginap di mansion, malam ini tidak terlihat adanya tanda-tanda adanya badai salju.Kereta kencana mewah berhenti di depan pintu.

"Harry, aku meminta mu untuk menjaga mereka," Ucap Tuan Han sedang mengecek jam sakunya "Aku akan kembali jam 1, kalian silahkan istirahat para pelayan dan Harry akan membantu kalian."

"Baik."

Polin dan Temannya turun dari kereta, mereka sangat terkejut dan terkagum melihat kemewahan yang berada di ruangan aula, kaca yang mengkilap, pajangan mewah, karpet empuk dan ruangan yang hangat.

"WAH! Indahnya, lihat! Ada satu set baju zirah besi Polin!" Juan terlihat sangat bersemangat ketika melihat benda-benda yang asing di matanya.

"Biasa saja aku sering melihatnya hm!" Ucap Polin memalingkan wajahnya "DIO! Apa yang kamu lakukan?"

"Berbaring." Ucapnya tidur di atas karpet "Ini sangat empuk..."

"Silahkan ikut saya." Pengawal Harry memberi arah ruang tidur untuk mereka.

Ruang kamar tamu biasa dengan 1 kasur yang cukup luas, lampu, meja, sofa,dan lantai beralas karpet.

"Ini adalah kamar tamu tempat tidurnya cukup luas untuk kalian bertiga, silahkan ganti baju dan beristirahat kalian akan dibantu oleh beberapa pelayan." Ucapnya sambil mengarahkan tangan nya pada 4 pelayan yang sedang berdiri di depan mereka "Sebentar lagi kami akan menyiapkan makan malam untuk kalian, jika ada sesuatu segera memberi tahu saya, sekecil apa pun."

"Oke."

"Aku mau langsung tidur saja rasanya." Ucap Dio berbaring di atas kasur.

Bel tengah malam berbunyi, lampu kamar sudah di matikan dan para anak-anak sudah berada di atas kasur.Pengawal Harry duduk di sofa dengan pedang yang selalu di genggamannya.

"Anak-anak ini seakan tidak memiliki beban dalam pikiran mereka." Gumamnya berjaga di tengah malam "Karena itu aku membenci anak kecil, termasuk Tuan Muda, aku tidak menyangka jika kedatangannya secara ajaib mengubah segalanya."

Pengawal Harry memasang sihir pelindung pada sekeliling dinding, seseorang asing yang tidak diizinkan masuk akan menjadi tembok transparan yang sulit untuk ditembus.

"Sekarang lapisan ke 3." Gumamnya berdiri dan mengaktifkan sihir pada dinding ruangan.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya Polin turun dari kamarnya.

"Oh? Kenapa kamu tidak tidur?"

"Aku tidak bisa tidur, walau dengan kasur empuk dan ruangan yang hangat.Apa kau mau mendengar cerita dari ku?" Ucapnya berjalan duduk di sofa "Sebentar lagi, lama atau singkat aku akan dibunuh oleh mereka."

"Hm, Karena membocorkan rahasia yang sangat penting? Tentu saja mata mereka berada di mana-mana, aku tidak mempercayaimu kau tahu, aku yakin ada sesuatu yang kau sembunyikan hingga kamu lelah untuk membelot."

"Iyah kamu benar ini bukan karena Rain yang meminta tolong saja..." Gumamnya pelan "Aku hanya menjadi anjing di sana, setelah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan aku akan dibuang seperti barang bekas, aku tidak terlalu peduli soal masalah ini niat ku masuk ke sarang harimau hanya sekedar untuk mencari bukti kematian ayah ku."

"Sekarang aku sudah mendapatkan apa yang aku inginkan." Beberapa kertas yang terlipat dari kantong celananya "Bukti pemberontakan 1377 di wilayah timur, dekat Desa Timur Diang, Kota Artur.Dengan bukti ini aku bisa menyangkal dan setidaknya membersihkan nama ayah ku, jika ayah tidak terlibat dalam pemberontakan ini hanya sebuah jebakan, oleh mereka.."

"Sekarang kamu ingin mengangkat kehormatan keluargamu lagi, dengan bertukar informasi dengan Duke?" Tanya Pengawal Harry.

"Aku tidak bisa menjanggal tidak, tapi ini hanya satu satunya cara yang ku miliki sebelum aku mati membusuk di penjara mereka, ini lah resiko yang harus ku tanggung."

"Dan mereka?" Ucap Pengawal Harry menuju kearah Josep dan Dio.

"Jika aku tidak membawa mereka bersama ku, mereka akan menjadi makanan Pahlawan Yuki Raymond."

Suasana kantor Duke yang sangat dingin, ia sibuk dengan pena dan kertas di atas mejanya.Sebuah surat AS yang mereka miliki telah sampai di atas meja Duke Han.Jam dinding menunjukkan dini hari namun Tuan Han masih sibuk dengan pekerjaannya.Suara ketukan pintu terdengar saring dengan suasana yang sangat sepi.

"Selamat malam Tuan ku Duke Han Cahaya Zafir Negeri Zafia Kerajaan Negeri Agasthya Ira Ekaraj, saya Edwin Sherian ke-" Detektif Edwin kelihatan terkejut jarang sekali Tuan Han kelihatan sangat emosional semejak kehadiran Rain "Hmm dengan jam segini apa ada yang mendadak ya.."

"SILAKAN MASUK."

"Sepertinya, jam segini harusnya aku berada di kasur..." Gumam detektif Gren melihat jam sakunya menunjuk pukul 11 malam.

Meja kerja yang berantakan, minuman kafein di sudut meja, berkas-berkas yang berantakan hingga ke lantai menggambarkan kekacauan yang terjadi.

"Du-duke Han? Ada yang bisa saya bantu?" Detektif Gren terlihat mencemaskan keadaan Tuan Han.

"Ah maaf atas berantakan yang terjadi, kita tidak memiliki banyak waktu sekarang." Ucapnya memberikan surat ancaman "Silahkan Tuan Edwin."

Surat dengan kertas yang tidak rapi di pinggirannya, tinta hitam pekat dengan tulisan dari mesin tik.

'Tumpahan darah biru dari batu zafir di tengah kerumunan menyambut kebahagiaan yang fana, jika saja malam hari dengan merah menjala di tumpukan salju.'

"I-INI! Anda sudah mengetahui maksudnya Duke Han?!" Ekspresi Detektif Edwin berubah seketika setelah dia membaca surat tersebut.

"Iyaa, keamanan festival sudah di perketat, aku sudah menurunkan beberapa pasukan rahasia ku untuk mencari tempat persembunyiannya dan bom yang akan mereka lakukan." Tangannya menyanggah kepala dan melihat mereka dengan tajam "Tugas kalian hentikan pengeboman."

"Masalah Rain aku dan Frey akan turun tangan." Ucap Tuan Han dengan tatapan pembunuhnya "Keputusan surat ini sebelum festival dimulai, mengenai masalah ini merupakan masalah yang sangat rahasia hanya beberapa orang yang mengetahuinya."

"Rencana apa yang telah dibuat untuk mencegah pengeboman?" Ucap Detektif Gren

"Aku telah menyusun beberapa strategi yang bisa saja berguna nantinya, menara sihir tengah kota Zafia tempat salah satu yang memiliki kemungkinan besar bom itu di letakan di sana.Permasalahan sekarang adalah kita tidak bisa secara terang-terang untuk mencegah hal itu terjadi ada kemungkinan lain jika bom itu tidak hanya satu di sana."

"Bukti atau sesuatu yang dapat menjadi petunjuk tempat?"

"Surat saksi dari tahanan pemberontak yang terlibat dan surat ini." Tuan Han mengeluarkan selembar surat dengan gambar abstrak di sana.

Gambar itu menunjukan setiap coretan dan garis hitam dan titik merah dengan simbol bintang di beberapa titik, tidak ada sesuatu yang spesial di dalam kertas selain gambar coretan.

"Dan gunakan kartu akses ini, jangan sampai hilang, kartu ini digunakan untuk bertemu dengan tahanan pemberontak, ada yang ingin ditanyakan? 3 hari sebelum festival dimulai."

"Tidak sudah cukup Duke Han, saya akan segera menulis berkembangan mengenai kasus ini."

Setelah berbincang yang sangat singkat itu Detektif Gren dan Edwin pergi dengan tergesa-gesa, ruangan kembali menjadi sepi, Tuan Han sibuk melihat liontin batu shin berharap Rain memberikan tanda keberadaanya.

BRUK

"HAN! Si tua busuk itu telah memindah kan penjaranya dasar sialan!" Tuan Frey datang dengan langkah yang tergesa-gesa membuka pintu "Sebelum ku datang ke panti mereka telah memindahkan nya."

"Aku meminta Peter untuk menyusup malam hari ke dalam panti tempat dimana Rain katakan, isi ruang bawah tanah itu kosong tidak ada satupun barang di sana."

"Hanya tersisa ruang kosong dan besi penjara yang telah terbuka."