Hari kedua aku berada di panti ini walaupun aku belum terbiasa namun aku tidak memiliki banyak kesulitan berada di sini, suasananya sangat indah dengan rerumputan hijau dengan pepohonan di sekelilingnya.Seorang mantan anak bangsawan dengan darah Moriana, Polin, dia tidak pernah mengatakan nama keluarganya mauan gelar yang ia miliki sebelumnya sifat angkuh dan manja dari seorang anak bangsawan terlihat jelas padanya.
"Kita bertemu lagi ya, Rain," katanya sedang menyender di samping pintu.
"Bukankah kamu yang sedang menunggu ku, aku tidak memiliki urusan dengan mu." jawab ku pergi melewatinya dua orang temannya yang sama menghalangi aku dan Terian ke ruang makan.
"Wah kurang ajar ya," ucapnya dan mendekati ku, ketika itu lorong tidak banyak anak-anak panti berlalu larang.
"Rain jangan hiraukan mereka ayo kita pergiiiii..." bisik Terian pada ku.
"Hei kau yang melaporkan kami kepada Tuan Earl kan!" ucap seorang anak laki-lak keturunan Moriana dengan rambut khas anehnya, berpakaian cukup berantakan dengan muka kusamnya ia berdiri di depan menghalangi kami dan memegang pundak ku dengan senyumannya, sedangkan laki-laki satunya hanya diam melihat ku dengan muka sinisnya, ia memiliki darah Moriana badannya sangat kurus dan tinggi, mukanya pucat lesu dengan kontras kantung mata hitamnya.
"Tidak, aku bahkan tidak mengenal nama kalian mengapa kalian tidak menanyakan langsung pada si Earl?" jawab ku singkat, menyingkirkan tangannya dari pundak ku dan berjalan melewati mereka.
"Kau pikir kau siapa disini?!"
"Harusnya aku yang bilang itu," kataku sambil berbalik badan melihat mereka "Kalian pikir kalian siapa?"
Aku menarik tangan Terian dan pergi ke Ruang makan untuk makan siang mereka melihat ku dengan rasa kesalnya, mulai hari ini ku sudah mengetahui mereka akan tetap menganggu ku untuk kedapannya, aku menjauhi mereka hingga menghilang dari belokan lorong, selama makan siang hanya terdengar suara ribut anak-anak lain.Pikiran ku terahlihkan ketika mereka menyinggung si Earl sudah di pastikan jika dia tahu atas kejadian kemarin apa yang mencoba dia lakukan ketika mendengar itu
"Rain kamu baik-baik saja? Kamu makan belum menyentuh makanan mu." Ucap Terian melihat ku dengan sedih "Apa masalah kejadian tadi?"
"Tidak, aku sedang sibuk memikirkan hal lain, ngomong-ngomong siapa mereka? Maksud ku teman 2 orang lainnya."
"Seseorang yang memengang pundak mu Juan sedangkan satu lagi Dio, mereka kelas 2 sama seperti Polin.Lebih baik kita tidak perlu berurusan dengan nya dia, Polin, adalah salah satu anak yang paling dekat degan Tuan Earl pemilik Panti Asuhan sifatnya licik terkadang mengkambing hitamkan anak-anak lain yang tidak ia sukai untuk mendapatkan hukuman."
"Ah karena itu dia mendapatkan perhatian lebih, pasti ada sangkut pautnya dengan keluarga bangsawan dia dengan si Earl." pikir ku kesal "Apa kamu tahu tentang keluarganya atau nama belakangnya??"
"Tidak tapi kurasa nama belakangnya... Zioo-"
"Ziones."
"Ha! Iya, bagaimana kau tahu Rain?"
"Hanya menembak saja."
Keluarga Ziones merupakan bangsawan Marquiess sisi timur Zafia, aku mendengar jika keluarga tersebut mengalami pencabutan nama bangsawan secara tidak terhormat dari tersandung kasus terlibat-an keluarga Ziones kasus pemberontakan 1377 di wilayah timur, dekat Desa Timur Diang, Kota Artur namun hal itu dibantah langsung darinya, sayangnya keluarga Ziones dan para terlibat lain di hukum mati atas dasar penghianat dengan bukti pengadilan.Pemberontakkan itu berakhir ketika Duke Leonard dengan cepat turun tangan menangkap keterlibatan melakukan penggulingan, pemberontakan dan penyebaran isu negatif, kasus ini memakan cukup banyak korban warga sipil dan kerusakan pembakaran masal desa Timur Diang. Keluarga bangsawan Ziones di cabut paksa dengan gelar penghianat serta keluarga Ziones di asingkan mencegah terjadinya pemberontakan terulang, hartanya semua di ambil ahli oleh pemerintah.
"Lalu bagaimana Polin bisa berada di sini? Bukan kah dia dan keluarganya di asingkan, tidak di jelaskan jika pemberontakan itu di dukung pihak lain hanya keluarga Ziones sebagai pemimpin pemberontakan yang di isukan." gumam ku tentu saja ada keterlibatan si Earl dalam masalah ini "MUNGKIN KAH! Pemberontakan itu di kendalikan oleh organisasi gelap, tahunnya saja terlihat mencurigakan 1 tahun setelah kejadian penembakan Duchess Cellin dan Jean di tambah keterlibatan Ziones dan Earl terlihat jelas di sini, aku akan melaporkannya pada Tuan Han." pikiran ku kian seperti sebuah badai.
"Kenapa aku pusing memikirkannya cukup tinggal mengetes semua deduksi ku saja." ucapku bicara sendiri.
"Rainn cepat makannya kita sudah sejam berada di sini." ngeluh Terian melihat ku sibuk dengan pikiran ku sendiri.
"Hah iya." Aku segera menghabiskan makan siang ku.
Aku berencana untuk langsung ke kamar menulis surat untuk Tuan Han sedangkan Terian dia menemani ku.Aku bergegas menuju kamar ku ketika aku membuka pintu mengarah aula Polin dan temannya mengangu ku lagi.
"Wah takdir mempertemukan kita lagi ya," ucapnya angkuh melihat ku dengan sinis.
"Aku bisa melihat mu sedang menungguku dari balik pintu." tentu saja aku melihat sebuah bayangan dari cela pintu, hanya diam tidak bergerak.
"Un-untuk apa aku menunggu mu? Urusan kita belum selesai, kau yang mengadukan ku pada Tuan Earl KAN!!!"
"Tidak, harus berapa kali aku menjawab mu" Sebuah deduksi ku terkumpul, hal aneh dari sikapnya.Jika dia memang 'anak kesayangan' si Earl lalu mengapa dia sangat marah karena masalah sepele berkalihan anak-anak kecil "Kenapa kau terus menanyakan itu pada ku, apakah Earl meghukum mu Karena kau telah mencoba melukai ku? Atau karena Earl mulai melupakan kehadiran mu? Bukan kah kau, Polin merupakan anak asuh kesayangannya? Karena itu kau terus mencoba mengangu ku?"
"Ah apa maksud mu Rain Tuan Earl tidak akan pernah menghukum ku, kau kira kau siapa harus di perhatikan Tuan Earl?!" walaupun dia tidak mengucapkannya tapi amarah terlihat jelas dari wajahnya, ia memegang lengan kanannya lebih erat.
"Ah benar juga siapa aku di sini tapi lengan mu baik-baik sajakan? Jika bukan itu, atau karena nama belakang mu yang selalu ingin kau hilangkan dari ingatan mu, Keluarga bangsawan Ziones si PENG-"
"KAUUU!! TUTUP MULUT MU!" Muka amarah dan kebencian terlihat jelas di wajahnya, tangannya mengepal kuat-kuat seakan menahan untuk memukul ku.
"Kenapa aku harus mengikuti perintah mu? Jangan melampiaskan kepada aku atas semua kebencian yang kau miliki terhadap Duke Zafia atas bukti keterlibatan pemberontakan keluarga Zio-" Polin mendekati ku dan mengangkat kera baju ku dengan tangan kirinya dan tangan kanan nya mencoba menampar ku, tidak ada seorang anak pun yang berani mengganggu kejadian ini terjadi.
"AKU BILANG TUTUP MULUT MU!!" Aku memejam mata ku erat-erat menahan tamparan yang ia lakukan, tentu saja aku bisa dengan mudah menahannya atau mendorongnya dengan sihirku, tapi aku ingin membuat suasana dramatis Si Earl berada di sini sekarang.
Seseorang laki-laki tua turun dari kudanya langkah kaki kuda yang berat ia pasti seorang bangsawan dengan suara langkah kaki berat tidak salah lagi Si Earl sedang berada di panti.Earl secara cepat ia menghentikan tangan Polin yang mencoba menamparku.
"Wah sesuai apa yang ku pikirkan haha.." gumam ku tersenyum melihat drama terjadi.
"Apa yang sedang kamu lakukan, Polin?!" tanyanya sambil memegang tangan kanannya, seketika ia melepaskan tangannya dari ku.
"TU-TUAN EARL!" Ucap Polin terlihat sangat terkejut "A-Aku..."
"Anda baik-baik saja Tuan Muda?" kata Si Earl dengan perhatian pada ku "Ahh maafkan atas kesalahan ini semua yang menimpa Anda Tuan Muda Rain."
"Ternyata ia pandai berakting dengan muka duanya, hampir semua perkiraan ku benar ia mencoba mendekati ku dan diam-diam memangsa ku jika ia tidak melakukan itu untuk apa dia memberi perhatiannya, kau pikir aku tidak tahu apa yang kau lakukan dasar bau tanah." Pikirku dengan senyuman palsu terukir di wajah ku, sekarang sekali lompat 2 pulau terlampaui dugaan ku benar jika Si Earl menghukum Polin karena aku kenapa ia repot-repot melakukannya-tentu saja berusaha mencoba menarik ku untuk terjebak pada merangkapnya ataukah sesuatu yang lebih besar seperti tuntutan pengadilan.
"POLIN! Segera minta maaf padanya!"
"Ma-ma..." Polin hanya menunduk ketakutan
"Tak perlu ini hanya bertengkaran kecil, bukankah begitu Polin."
"Meskipun begitu, dia sudah tidak sopan pada Anda Tuan Muda Rain, saya sedang mengecek beberapa berkas kemari berhubung Anda ada di sini bagai mana jika kita berbincang sebentar?"
"Hah maafkan saya tapi saya ada janji dengan teman saya."
"Benarkah? Hanya sebentar sa-"
"Selamat Siang Tuan Earl Verdenrik."
"Siang Tuan Muda, keberkahan Zafia selalu bersama Anda." Ia melihat ku dengan raut wajah kesal.
Aku membungkuk dan pergi menaiki tangga bersama Terian Polin dan 2 temannya hana berdiri diam di sana aku bisa mengetahui suara si Earl yang sedang memarahi mereka, sepanjang jalan suasana canggung antara aku dan Terian.Jendela lorong menunjukkan langit yang ke jinggaan di depan pintu kamar dari kejauhan Candra dan Lucas menyapa kami.
"Oh Rain Apa yang terjadi tadi aku mendengar keributan terjadi??" tanya Chandra dengan penasaran "Aku barusan dari latihan kelas."
"Hhah.. Nanti akan aku ceritakan." jawab ku
"Kami mau membersihkan diri kalian mau ikut? Mumpung kamar mandinya masih sepi sebelum jam 5" kata Chandra menarik tangan ku "Kamu juga Terian, bawa baju ganti kalian ya."
"Aku akan ikut Chandra," ucap Terian.
"Ahhh Baiklah."
Aku mengurungkan niat ku dan pergi untuk membersihkan diri ruang kamar mandi berada di sudut lorong disamping kamar 04 dan ruang cuci baju, ruangnya sangat sederhana berlantai kayu dan sebagian dinding keramik kusam terdapat 4 ruangan kamar mandi dan 2 ruangan kamar kecil yang hanya di beri sekat kayu di dalamnya terdapat ember kayu besar berisi dengan sebuah mangkuk kecil seperti gayung untuk mengambil air sebuah keran air besi berkarat di sudut terdapat rak yang berisi beberapa sabun dan pewangi, hanya tirai panjang sebagai penghalang masuk.
"Kamu bisa mandi sendirikan Rain," tanya Lucas pada ku ia mengarahkan ku ke ruangan mandi dan memberikan sebuah keranjang kecil "Ini untuk pakaian kotornya."
"Ha iya." jawab ku, aku melepas pakaianku ketika menyentuh airnya "Airnya dinginnn..."
Selesai mandi badan ku terasa sangat segar karena dinginnya air mandi, mereka mengajak ku untuk mencuci baju karena mereka tidak memiliki setelan baju yang banyak sehingga mereka harus segera mencucinya untuk di pakai esok hari.Ruangan cuci baju tidak terlalu berbeda dengan kamar mandi hanya tidak ada sekat, di salah satu sudut terdapat rak yang berisis sabun cuci dan lainnya aku membawa pakaian kotor ku untuk di cuci, Chandra mengajari ku mencuci baju dengan sebuah ember dan alat papan kayu bergerigi.
"Kamu melakukannya dengan sangat baik Rain, biasanya untuk anak-anak seusia kalian pengurus panti yang akan membantu mencucikan pakaian, kalo sebesar kami biasanya cuci baju sendiri, tidak sulit bukan? Dulu aku membantu Terian mencuci baju sekarang dia sudah bisa melakukannya sendiri." Kata Chandara kepada ku, dia terlihat sangat menikmati waktu ini.
"Setelah itu buang airnya lalu bilas," ucap Lucas pada ku ia melihat ku dengan penasaran.
Selesai mencuci baju kami menjemurnya di halaman belakang, terdapat tempat khusus untuk menjemur baju dengan tiang dan tali panjang yang terkait di sebuah besi yang menyacap di tanah, ada beberapa baju dan kain terjemur di tali, karena jarak tali cukup tinggi Chandra membantu ku menjemur pakaian sepanjang kegiatan kami berbincang banyak hal kala itu langit berubah menjadi lautan jingga.
"Rain, apa kamu sering melakukannya? kamu terlihat sudah biasa."
"Dulu sih aku melakukan hampir semuanya sendiri.." pikirku "Ha... tidak juga Daniel yang biasa mengurus ku."
"Daniel siapa?"
"Maksud ku pelayan."
"Ah pelayan, apa rumah mu dulu besar Rain?" tanya Chandra dengan tangannya yang sibuk.
"Itu bukan rumah ku tapi rumah Tuan Han aku hanya menumpang di sana hingga beberapa hari."
"Aku mendengar sebelum kedatangan mu, seorang anak angkat bangsawan Duke akan berada di panti, aku hanya mengira itu kabar burung saja tidak mungkin seorang Duke mengizinkan anaknya untuk tinggal di sini, bukankah aneh tapi mendengar bentengkaran yang terjadi di aula apa anak itu kamu, Rain?" seketika suasana menjadi hening, mereka menatap ku dengan penasaran begitu juga Terian yang menyaksikan kejadian berlangsung.
"Tidak juga aku bukan anak dari Duke Han, jadi aku tidak bisa di katakan anaknya bahkan dengan julukan bangsawan, aku hanya anak laki-laki biasa."
"Lalu kenapa kamu bisa di sini?" tanya Terian padaku sorot matanya melihat ku dengan sedih entah apa yang ada di pikirannya.
"Ceritanya cukup panjang bahkan ada masalah politik, singkatnya.. Aku sedang menunggu persidangan adopsi untuk menghindari pengaruh dua pihak jadi aku di izinkan untuk tinggal di panti ini sementara waktu hingga keputusan pesidangan."
"Ah.. Kapan persidangannya? Apakah sebentar lagi?"
"Entah lah mungkin 3 bulan atau bahkan lebih ya karena ada masalah rumit di sana."
"Apa nanti kamu akan pergi meningali kami?"