Chereads / THE QUANTUM (Indonesia Ver) / Chapter 15 - CAP DARAH 15 : Kilat dan Konklusi/ K^2

Chapter 15 - CAP DARAH 15 : Kilat dan Konklusi/ K^2

Pesta Festival Panen tetap di laksanakan di pusat kota Zafia, terlihat banyak orang berlalu lalang sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing, banyak toko bazar di dirikan, berbagai macam produk yang di jual dari makanan, souvenir, pakaian, hiasan berjejer di sepanjang jalan, bendera Zafia dan kerajaan menghiasi berbagai sudut kota, di sore hari Duke Leonard akan memulai pembukaan festival panen, dari kejadian penyerangan semalam keamanan di lakukan secara ketat, terlihat para petugas keamanan di setiap sudut festival.

Di tengah lapangan Festival didirikan panggung yang sangat mewah, terdapat sebuah kursi dan meja, hiasan kain di pinggir panggung, di depan panggung terdapat sebuah lapangan pentas seni, tempat itu merupakan tempat Duke Leonard dan para petinggi bangsawan dan penjabat.

Di rumah dinas Duke Leonard para pelayan di sibukkan dengan festival panen yang di adakan, Duke Leonard sedang menyiapkan beberapa berkas sebelum ia pergi.

"Tuan Muda Han, saya akan menyiapkan pakaian festival panen Anda," seorang pelayan memasuki kamar Tuan Muda Han yang sangat berantakan, terdapat pecahan pecahan vas bunga, buku buku yang berserakan di lantai.

"Aku tidak mau pergi." Ucap Tuan Muda Han berbaring di atas kasurnya dan menutupi wajahnya dengan bantal "Pergi keluar dari kamar ku!"

Pelayan itu mengikuti perintah Tuan Muda Han dan pergi keluar ruangan, tidak selang berapa lama Duke Leonard memasuki kamar dan mengecek keadaan Tuan Muda Han, dia tidak terkejut melihat kamarnya yang berantakan.

"Han, maafkan Ayah." Duke Leonard duduk di tempat tidur dan mengelus elus rambut Tuan Muda Han "Ini semua salah Ayah, Ayah seharus nya menolak lebih keras di adakan pesta panen di rumah, seharusnya Ayah bisa mencegah hal ini terjadi, maafkan ayah sudah membentak mu ya, Han, ayah dapat kabar dari pelayan Jean, bawah Jean baik baik saja dia sudah siuman tadi siang, jangan khawatir lagi Jean sebentar lagi akan pulang dari rumah sakit."

"Kenapa aku tidak bisa menjenguk Jean-KARENA dia tidak memiliki nama keluarga kita, atau bahkan nama bangsawan kita, atau Ayah benar benar menganggapnya merupakan anak seorang pelayan, DARI AWAL! Ayah tahu kan! Penyakit Jean tidak dapat di sembuhkan total!, AKU SANGAT menyayangi-nya Jean harus bertahan dan hidup dengan rasa sakit selamanya, AA-AKU hanya mau membuat dia terus bahagia walau hanya sebentar." Ucap Tuan Muda Han duduk di atas kasurnya melihat Ayahnya dengan rasa kesal, air matanya terus berjatuhan tak terbendung.

"Han, bukan itu Ayah maksud, Ayah hanya ingin Jean hidup tanpa tekanan politik atas nama bangsawan-nya, Han, kamu pasti tahu tekanan yang ayah maksud, setiap semua tindakan seorang Duke jika salah satu maka akan sangat fatal, Ayah dulu sangat ingin hidup bebas menjadi orang biasa, tanpa gelar, tanpa kedudukan, tanpa harus memikirkan setiap dampak keputusan Ayah." Duke Leonard menuju sebuah hiasan emas batu Zafir di dasinya "Nanti kamu yang akan memakai batu Zafir ini, saat kamu memakainya jangan mendengarkan pendapat orang yang ingin menjatuhkan mu, ingat untuk melakukannya sesuai kata hati mu dan demi rakyat Zafia, walaupun kamu tidak menyukai hidup dengan penuh tekanan, tapi ini semua merupakan karena dia tahu hanya kamu yang bisa melakukannya."

"Ma-maaf ayah, Ak-aku hanya.."

"Ayah yakin kamu kan menjadi pemimpin Zafia dengan sangat baik, Han." Duke Leonard mencoba memberi pengertian pada anaknya jika semuanya akan berjalan baik-baik saja, walau rasa khawatir terlihat jelas pada wajah Duke Leonard "Sekarang! ayo kita ke festival panen, bukankah Han sudah menantikan festival-nya?"

"Ii-iya."

Pembukaan Pesta Festival Panen di laksanakan, kereta kuda kencana yang sangat indah memasuki jalan festival panen terlihat sorak gembira menyambut kehadiran kereta Duke Leonard, cuaca di sore hari sangat cerah dengan lautan jingga indah.

Pesta Festival Panen hanya di hadiri oleh Duke Leonard dan Tuan Muda Han, Duchess Cellin sedang sakit Duke Leonard memberikan waktu untuknya menenangkan diri atas penyerang Jean semalam.Pembukaan Festival panen berjalan dengan lancar, terdapat pertunjukan seni, tari, sirkus, berbagai toko bazar di buka dengan meriah.

"Han, kalo kamu bosan kamu boleh pergi jalan jalan asal dengan pengawal mu ya," ucap Duke Leonard duduk di kursi atas panggung dan melihat Han yang mulai bosan dengan pertunjukan-nya.

"Benarkah? Boleh aku memberi makanan atau buku?" Tuan Muda Han terlihat sangat senang karena itu, di hari hari biasa dia tidak punya waktu untuk jalan jalan di pasar.

"Iya, Han."

Hari sudah mulai gelap, hiasan lampu warna warni mulai menerangi jalan festival panen, bulan purnama terlihat dengan jelas, para pedagang terlihat sangat ramai, aroma makanan pasar tercium, sautan-sautan suara pasar bertabrakan, Tuan Muda Han dan para pengawalnya sedang melihat-liat isi pasar yang menarik perhatian para orang berlalu lalang, setiap toko bazar Tuan Muda Han beli seketika langsung ramai di kunjungi.

"Wahh.. Ada kembang api?!" ucap Tuan Muda Han, dan berjalan menuju penjual kembang api di salah satu sudut bazar toko.

"HAH.. Tuan Muda Han Anda mau mencoba kembang api ini??" kata sang penjual sambil menunjukkan dagangannya "Yang kembang api stik hanya 1 perak, Tuan Muda."

"Yang ini berapa?" Tuan Muda Han menuju salah satu kembang api di sana "Mungkin aku bisa bermain bertemu dengan Jean, rumah sakit tidak terlalu jauh dari Festival di adakan."

"Kembang api Sparklers 1 kotak isi 5 hanya 8 tembaga, Tuan Muda." Kata penjual itu sambil mencoba mencari perhatian "Disini beli 2 kotak gratis 2 buah lagi Tuan Muda"

"Tolong, aku mau beli 2 kotak saja." Tuan Muda membayar Si Pedagang lalu melanjutkan perjalanan mereka.

Dari lapangan bazar festival panen terlihat gedung rumah sakit tempat Jean di rawat, di pertengahan jalan Tuan Muda Han berencana diam diam ingin menjenguk Jean di rumah sakit.

"Aku sudah janji untuk membawahkan kembang api kepada Jean, sekarang sekitar jam 7 malam pesta berakhir jam 12, untuk ku mungkin jam 9 atau 10," ucap Tuan Muda Han melihat gedung rumah sakit, dia mencoba meyakinkan penjaga sekaligus pelayannya itu "Aku ingin menjenguk Jean, ja-"

"Tuan Muda!, Duke Leonard melarang anda untuk menjenguk-nya." Ucap pengawal tersebut terlihat jelas bahwa ia tidak setuju dengan usulan Tuan Mudanya.

"Hanya sebentar, jam 9 kita akan kembali ke festival lagi, ayah tidak akan tahu."

"Tuan Muda, tapi ki-"

"Sebentar saja, aku sudah janji pada Jean untuk membawakan kembang api untuk-nya dan besok aku akan berangkat ke ibu kota untuk 2 minggu, kumohonnn hanya sebentarr."

"Ba-baik Tuan Muda hanya sebentar ya." Ucap penjaga itu dengan khawatir seakan ia tidak dapat menolak permintaan Tuan Muda Han.

Rumah Sakit Zafia di jalan utama Knorz bagian susut simpang 3, jalan di malam hari cukup sepi karena di adakan festival panen, sebelum memasuki rumah sakit Tuan Muda Han dan pengawalnya mencoba sebisa mungkin menyamar-kan pakaian mereka, Tuan Muda Han melepaskan jasnya dan beberapa hiasan pakaiannya, begitu juga Si Pengawal.

"Tuan Muda, hanya sebentar saja," pengawal itu merasa ragu dengan apa yang di lakukan Tuan Muda Han.

"Iya, aku janji."

Penjaga menghampiri resepsionis tersebut menanyakan ruangan tempat Jean di rawat, terlihat kondisi rumah sakit yang cukup sepi, hanya beberapa perawat yang sedang bertugas.

"Lantai 2 ruangan 24 No.5, Tuan Muda." bisik Si Pengawal.

"Ayoo cepattt, Ryan." Ucap Tuan Muda Han berlari sambil menarik tangan pengawalnya.

Sesampai di depan pintu kamar ruangan Jean, terlihat senyuman yang sangat bahagia pada Tuan Muda Han saat itu, ruangan kamar inap dapat menampung 10 tempat tidur di pisah dengan sekat gorden hijau, lantai beralasan kayu, terlihat kamar idap hanya di isi empat pasien yang sedang beristirahat, tempat tidur jean di bagian ujung dekat jendela Tuan Muda Han berjalan dengan pelan pelan dan mencoba melihat Keadaan Jean.

Tuan Muda Han membuka gorden pembatas-nya dan terlihat seorang pelayan wanita duduk di kursi samping Jean sedang merajut, Jean hanya duduk di kasur dan membaca sebuah buku di tangannya.

"Jean.."

"Tuu-Tuan Muda Han?!" ucap Nona Kalina terlihat terkejut melihat kehadiran Tuan Muda Han, ia meletakkan pekerjaannya dan langsung berdiri menyambutnya.

"Jean bagaimana keadaan mu? Apa masih sakit?" ucap Tuan Muda Han, terkejut melihat keadaan Jean dengan kaki nya patah tertutup perban cokelat muda.

'Tidak, dari dulu aku tidak bisa merasakan kaki ku, jadi tidak terasa sakit haha' pikirku dan memberi isyarat menggeleng-gelengkan kepalaku.

"Syukur lah Jean, di rumah terasa sangat sepi tanpa mu, ibu juga sedang sakit demam, tapi tidak apa apa kata ayah Jean akan segera pulang ke rumah." Tuan Muda Han mencoba untuk tidak terlihat sedih di depan adiknya "Aku datang untuk menepati janji ku, lihat aku membawa sebuah kembang api, kita bisa menyalakan di taman belakang rumah sakit, apa kamu menyukai-nya??"

'IYAAA, tentu saja, tapi apa tidak apa apa?' pikirku ketika melihat para pelayan khawatir.

"Tuan Muda, Je-"

"Ayoo kita ke taman belakang, Ryan cepat dukung Jean ke halaman belakang."

"Baa-baik, Tuan Muda."

'Aku belum pernah melihat kembang api secara langsung sebelumnya.'

Suasana ruangan kamar yang redup dan sepi, terlihat kedua pelayan di sana tidak dapat menolak permintaan Tuan Muda Han, sesampai di halaman taman belakang rumah sakit, terlihat sedikit pencahayaan dari lampu taman mereka berhenti di sebuah sudut taman, Jean duduk di kursi rodanya dengan mengunakan mantel yang cukup tebal dan sebuah selimut, Tuan Muda Han menyalakan kembang api dan memberikan pada Jean.Suasana yang sebelumnya sunyi berubah menjadi menyenangkan, terdengar suara tawa Tuan Muda Han ketika itu, cahaya dari kembang api terlihat sangat indah di malam hari.

"HAHA, apa Jean menyukai-nya?" tanya Tuan Muda Han, sambil berlari memegang kembang apinya.

'WAH.. Indahnya, putih, emas, biru," aku terfokus melihat kembang api yang ku pengang, cahayanya bercampuran menjadi sangat indah.

Tanpa sadar dua detektif kepolisian yang datang tadi siang sadar akan kehadiran mereka dari dalam jendela lorong rumah sakit, para detektif itu sedang menunggu sampel DNA dari penyelidikannya di sebuah lorong rumah sakit.

"Lihat," ucap Detektif Edwin dan menunjuk ke luar jendela.

"Ah bukan kah itu Tuan Muda Han?? Kenapa dia berada di sini bukan kah di festival panen?" Ucap Detektif Gren terkejut melihat apa yang terjadi "Haruskah kita mendatanginya?"

"Tidak, biarkan saja seakan akan kita tidak mengenalnya."

"Untuk orang awam yang jarang bertemu dengan Tuan Muda, pasti dia tidak akan sadar, tapi untuk apa dia menyamar?"

"Ya ampun teman ku, apa kamu tidak menyadari sesuatu dari penyelidikan kita, sudah berapa lama kita bekerja sama?" Detektif Edwin terlihat menyudutkan rekan Detektifnya sambil tersenyum dan melipat kedua tangan di dada, dengan angkuhnya.

"Aku memang tidak sehebat kamu, ya tapi kalo soal urusan lain aku yang pemenangnya kau tahu, apa salahnya tinggal katakan saja!" ucap Detektif Gran dengan kesal.

"Diaa-bukan, Jean merupakan anak kandung Duke Leonard." bisiknya hati-hati pada rekan detektifnya.

"APA?! Kamu gila." Detektif Gren terlihat terkejut dan melihat temannya dengan sinis "Edwin jaga bicara mu."

"Sesuai dedusi ku 80% penyelidikan ku, mengarah pada hal yang sama, detail-detail kecil di tambah kejadian ini membuatku tambah yakin."

"Apa pemimpin penyelidik mengetahuinya? Ini sangat berbahaya." Detektif Gran memang sulit untuk mempercayai apa yang di katakan teman detektifnya, namun hampir 96% kasus yang mereka kerja semua deduksi-nya tepat sasaran, oleh karena itu mereka di tugaskan ke berbagai kasus.

"Tidak, kau tahu kita hanya bertugas sebagai detektif sampingan pada kasus ini, ya di tambah kasus yang kita kerja bertujuan menangkap si penyerang bukan mengurik-urik fakta Duke Leonard, ini hanya kebetulan saja aku menemukan faktanya, lebih baik tetap menjadi rahasia mungkin Duka hanya ingin Jean hidup dengan tenang tanpa tekanan."

"Hah.. Benar juga walau aku tidak mempercayai fakta itu 100% tanpa mendengar penjelasannya langsung, tapi itu masuk akal jika Duke ingin melindungi Jean dari dampak pengaruh politik yang Duke lakukan, dia akan menjadi sasaran empuk untuk para Oknum tikus itu, Jadi Tuan Muda Han secara diam diam menjenguk adiknya."

"Iya, sudah pasti Duke Leonard tidak mengizinkannya."

"Lalu bagaimana kamu mengetahuinya Edwin? Bukan-kah kita bekerja sama semua fakta yang kamu dapat aku juga mengetahuinya." Tanya Detektif Gran penasaran, melihat rekan teman detektifnya dengan sinis.

"HAHA.. Entah lah, jadi aku satu langkah di depan mu ya." Ketawa Detektif Edwin merasa bangga lebih unggul dari temannya "Hmm bagaimana aku akan memulainya? Pada awal investigasi kita di izin kan untuk menyelidiki beberapa ruangan mansion Duke Leonard bukan, di sana awalnya aku memikirkan hal yang sama bawah Jean merupakan anak pelayan biasa yang secara tidak sengaja kena imbasnya, namun beberapa detail kecil yang cukup aneh seperti, tiga buah kursi roda dari besi dengan harga yang cukup mahal untuk seorang anak pelayan dan semua pakaian Jean bahkan yang ia kenakan ketika kejadian bukan pakaian pelayan, tidak ada pakaian pelayan untuk anak kecil di rumah ini bahkan di ruang khusus pelayan di tambah yang paling membuat ku terkejut semua pakaian ukuran Jean berada di ruang ganti Tuan Muda Han."

"Bisa saja itu memang pakaian Tuan muda Han ketika ia kecil dan di simpannya atau mungkin saja baju kecil punya Tuan Muda Han memang di berikan pada Jean, karena di rumah itu tidak ada anak kecil lain di rumah besar itu."

"Tentu saja aku sudah memikirkan kemungkinan itu Gran, merek pakaian yang Jean kenakan ketika kejadian sama persis, merek 'Kerdian's.' populer dengan baju baju dengan bahan dasar sutra di tambah merek ini cukup terkenal ketika 2 tahunan ini, jadi tidak mungkin baju Tuan Muda Han kecil memiliki merek yang sama." Ia menatap dinding langit langit rumah sakit dengan tatapan kosong "Hal aneh juga terlihat di ruang makan utama, terdapat sebuah kursi yang berbeda tinggi dengan kursi lain, kursi itu di pahat cukup mahal terlihat dari kain duduk dan pahatan rumit di sandaran kursinya, sudah pasti kursi tersebut di gunakan untuk seseorang dengan tinggi yang rendah atau bisa jadi seorang anak kecil, kursi itu pun terlihat cukup baru dengan cat yang masih cerah, jadi apa pendapatmu sekarang, Gran?'

"Masalah merek baju itu sangat masuk akal nyaris tidak ada cela, tapi bagaimana dengan saksi Nona Kalina? Jika yang kamu katakan itu benar Nona Kalina akan bisa di hukum dengan mengatakan sanksi palsu kepada kepolisian."

"Iya tentu saja kita akan kena juga Gran, Aku sudah mengetahuinya sejak dia mengatakan untuk membersihkan ruang atas dengan Jean.Ruangan atas tidak di pakai untuk pesta, pembersihan rumah biasanya akan di lakukan pagi atau sore hari, sangat janggal jika ada seseorang bersih bersih di malam hari tanpa tujuan seperti pesta atau tamu penting dan menurutku seharusnya ruangan di lantai atas sudah di bersihkan beberapa hari lalu sebelum pesta.Duke Leonard tidak memiliki banyak pelayan maka mereka akan bersiap siap sebelum 1 hari, apa yang akan mereka lakukan-tentu saja membersihkan ruangan atas dahulu lalu fokus pada lantai dasar, kamu juga melihatnya kan, Gran?"

"Ahh iyaa, itu masuk akal di salah satu ruangan di atas, rak bukunya sedikit berdebu."

"Di bersihkan sekitar 5 hari lalu, namun apa yang di katakan nona Kalina berada di lantai atas menurutku dia benar benar berada di lantai atas, untuk menemani Jean di kamar nya terlihat beberapa buku yang bertumpuk rapi di atas ruangan kerja Tuan Muda Han, beberapa piring cemilan manis juga berada di kamar tidur Tuan Muda Han jika semua deduksi ku benar Nona Kalina akan di hukum tapi tugas kita hanya untuk mencari si tikus itu, kemungkinan si tikus tikus sudah mulai menargetkan Jean untuk mengendalikan kebijakan Duke."

"WAAH hebat bagaimana aku tidak memperhatikannya tapi kau berencana untuk tidak melaporkan ini bukan?"

"Kemungkinan iya dia hanya mengikuti apa yang di perintahkan Duke padanya, lagian ada sesuatu fakta kelam yang tak perlu di ketahui banyak orang karena itu mungkin merupakan pilihan yang paling baik."

"Benar, dia sudah cukup merasakan hal buruk sebelumnya."

"Aku mala ingin menanyakan langsung kepada Duke Leonard, dia pasti di kirim sesuatu entah surat atau peringatan sebelum kejadian, kau ingat kebijakan yang di sahkan beberapa bulan lalu? Mungkin ada kaitannya dengan kejadian ini."

"Aku mengingatnya Edwin, Duke Leonard memiliki koneksi dan dukungan yang sangat kuat, tentu saja para tikus sialan itu tidak bisa menembus dengan muda, sehingga mereka melakukan hal hal bodoh seperti ini."

Seseorang dokter keluar ruangan labor DNA, di terlihat memegang sebuah dokumen berlapis amplop putih dengan garis biru.

"Hah sudah selesai," ucap Detektif Edwin menuju ke arah dokter yang sedang mengisi beberapa dokumen sebelum berjalan mengarah ke mereka.

"Ngomong-ngomong, kamu tidak memberi tahu ku, tes DNA siapa?"

"Haha tentu saja seorang kakak dan adiknya."