Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

White Love In The Dark Sky

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉVince_Umino
--
chs / week
--
NOT RATINGS
101.9k
Views
Synopsis
Berawal dari kesalahan pendaftaran Universitas, membawa Ran Yuki ke sebuah Universitas Indigo. Ia bertemu Hiro, seorang pria berstatus khusus sebagai Albino Indigo dari keluarga bangsawan elit. Pertukaran Energi dengan Hiro menyeretnya dalam dendam masa lalu pria itu. Hari-hari Ran Yuki berubah menjadi malapetaka. Ia selalu diteror oleh kemampuan mata batin yang terbuka. Ran Yuki berupaya lari dari kehidupan para Indigo dan kembali menjalani kehidupan normalnya. Namun, hal itu tak semudah yang dibayangkan. Dia mengalami berbagai cerita perih, romansa cinta, pengorbanan, hingga mengorek asal usulnya yang mengejutkan.
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog- Dunia Parasit

Dunia memiliki dua alam yang berbeda. Satu dihuni oleh manusia dan satu lagi, yang hidup merangkap bagaikan parasit. Hidup dari kehidupan orang lain. Setiap satu bayi manusia yang terlahir di dunia manusia, maka satu bayi setan pun dilahirkan pada hari yang sama.

Dunia parasit itu disebut dunia bangsa hantu dan siluman. Terletak jauh di mata manusia tapi, dekat dengan urat, darah dan daging manusia.

Dibalik sebuah kejahatan, selalu ada kebaikan. Para manusia menyadari keserakan para setan. Untuk mempertahankan kedamaian dunia manusia,para indigo yang terpilih memutuskan memasuki dunia siluman. Membuat sebuah permukiman di tengah hutan, menjadi minoritas yang diterima. Kemudian membentuk pemerintahan dan menjadikan manusia tokoh peradilan. Para indigo itu berhasil pula membangun kastil putih Tumou sebagai penjara untuk para siluman dan hantu yang melakukan kejahatan.

Namun tak serta-merta semuanya berjalan sesuai rencana. Sebuah organisasi bernama Black shadow mengirim tiga anak buahnya melakukan penyamaran dan menaburkan racun dari darah hitam mereka.

Suatu pagi nan masih lekat dengan embun, asap hitam dan hijau menciptakan gundah gulana, berteriak bersama dengan seluruh setan yang mulai murka. Wajah-wajah transparan berbaur jadi satu membenturkan diri, membengkokkan besi penjara hingga akhirnya, robohlah kastil Tumou yang menahan mereka. Para indigo berjubah putih lari tunggang-langgang. Menerobos semak-semak. Ketika satu orang jatuh terperosok, dia akan menjadi jembatan, bagi orang lain. Tak ada namanya kasihan. Sesama manusia menginjak manusia lainnya. Berlari menjauh dari ribuan setan yang telah menjelma menjadi kabut putih menggulung.

Hutan menjadi layu ketika para setan melewatinya. Teriakan histeris memuntahkan ketakutan terjadi di kedalaman hutan. Lebih dari 500 indigo berpakaian putih lari menuju portal antara dua dunia yang terbuka di tanah lapang.

Hanya dalam beberapa puluh meter lagi, mereka akan menuju dunia sebenarnya. Namun kelumpuhan dan racun memakan kaki mereka. Satu per satu mulai jatuh terbaring, dengan kaki yang mati rasa. Kabut putih nan menyebar, menggulung tubuh manusia, meremukkannya dan menciptakan hujan darah.

Keegoisan menjadi paling dominan dalam sifat manusia saat itu. Ketika seseorang makin dekat dari portal, manusia lain menjambak dan merangkak di atas manusia lainnya. Fumia Kimura, yang baru saja melahirkan memeluk bayinya, berlari lolos dari cengkeraman kawan-kawannya. Namun begitu telah dekat, rambutnya di tarik. Ia berteriak kesakitan. Sementara Kabut jelmaan siluman dan hantu, menggulung di belakangnya menyapu bersih nyawa manusia. Bagaikan tomat yang diperas. Darah menyembur mewarnai pohon menjadi merah pekat.

Kabut putih mendekati, Fumia Kimura tak punya pilihan selain membuang bayinya. Dengan sisa tenaga, portal dipindahkan pada suatu wilayah nan miskin. Bibirnya nan kering sekilas menempel di dahi sang bayi. Kakinya pecah dilahap kabut putih. Tangisnya berderai sebelum akhirnya keranjang sang bayi dilepar melalui portal dan membentur pintu tua sebuah panti asuhan. Portal itu lenyap seiring kematian Fumia Kimura.

<>

Nyamuk kecil hinggap di kulit kenyal, menghisap darah hingga perut membesar. Terbang ketika angin mengusik, dan sang bayi mulai menguap. Selama berjam-jam bayi itu berjemur di depan pintu tua panti asuhan. Pandangannya kesana kemari, tetapi hampa tanpa pikiran. Diemutnya telunjuk dan ia tertawa jenaka sendirian.

Tupai kecil menghampirinya, naik di atas perutnya dan memandang sebentar. Jari kecil itu tertarik pada subjek berbulu, tapi begitu tangannya melambai. Tupai kecil itu melompati wajahnya. Perlahan-lahan, matanya pun berat lalu jatuh dalam mimpi.

Sampai fajar menunduk tajam ke tanah, bayi itu masih tertidur nyenyak. Ia berkeringat dan tubuhnya agak panas. Seorang suster membuka pintu dan betapa terkejutnya, bayi merah berambut keriting terbangun karena suara yang berisik.

"Kemari, Isabella. Aku menemukan bayi cantik di depan pintu!"

"Harus kuberi nama apa dia?"

Bayi keturunan keluarga bangsawan siluman Borehime itu dirawat dan terus tersembunyi di panti asuhan sampai masanya tiba.