Chereads / Kesempatan Hidup Kedua Peri Keras Kepala / Chapter 23 - Huo Hannian Sialan

Chapter 23 - Huo Hannian Sialan

Huo Hannian masih duduk di atas motor dengan satu kakinya menginjak tanah. Kemudian ia mengeluarkan sebatang rokok dan meletakkannya di antara bibirnya yang tipis.

Kemudian Huo Hannian menyalakan api, dan garis rahangnya yang halus itu terlihat begitu mempesona karena pacaran cahaya dari nyala api yang berwarna biru tua.

Huo Hannian menghisap rokok tersebut, lalu meletakkan rokok tersebut di antara jari-jarinya yang ramping. Asap rokok mulai menyembur di kaca spion, matanya yang gelap tampak sedikit menyipit karena asap putih itu.

"Masih mau naik?"

Suara Huo Hannian terdengar rendah dan seolah memberi penekanan yang sangat kuat pada Wen Ruan, nadanya saat bicara terdengar seperti seorang bajingan yang gila.

Setelah Wen Ruan merasa perutnya membaik, ia mengangkat bulu matanya yang ramping dan tebal untuk menatap Huo Hannian.

Kulit Huo Hannian sangat putih cerah di bawah sinar matahari pagi, lengkungan dari rahang hingga lehernya yang ramping terlihat sangat sangat sempurna. Buah jakunnya tampak sedikit terangkat dan bergerak saat ia berbicara.

Sikap Huo Hannian sangat dingin dan jahat, dengan ekspresinya wajahnya yang penuh dengan amarah terlihat sangat mengerikan. Dan sama mengerikannya seperti saat ia mengendarai motor tadi, ia seperti maniak yang ganas, begitu ekstrem sampai ke tulangnya.

Meskipun demikian, Huo Hannian memiliki pesona khas yang tidak bisa dijelaskan. Huo Hannian tidak perlu melakukan sesuatu dengan sengaja. Sifatnya yang keras dan bahkan bisa dikatakan sangat mengerikan inilah yang membuatnya terlihat berbeda dari kebanyakan pemuda yang lain!

Wen Ruan mencoba untuk tetap tenang dan menahan emosinya. Ia tidak ingin menjadi penyihir kecil yang kasar di depan Huo Hannian, meskipun sebenarnya ia ingin sekali bisa meninju wajah Huo Hannian!

Wen Ruan menatap wajah Huo Hannian yang tampan dan diselimuti asap rokok itu sambil tersenyuman yang ringan. Dengan suaranya yang lembut seperti lilin yang meleleh ia berkata, "Jika kamu berani mengantarku, maka aku berani menaiki motormu!"

Huo Hannian melihat Wen Ruan masih tersenyum. Ia menjilat giginya dan tatapan matanya yang berwarna hitam itu kini terlihat sangat dingin, "Wen Ruan, jangan menantang kesabaranku lagi dan lagi."

Seketika Wen Ruan langsung berdiri dengan tegak dan menatap mata Huo Hannian yang tampak sangat dingin itu sembari berkata, "Aku hanya ingin berdamai denganmu. Tidak ada maksud lain."

Tidak ada maksud lain?

Tatapan mata Huo Hannian kini bahkan lebih menjadi lebih dingin daripada sebelumnya, "Aku tidak tertarik untuk berdamai dengan anjing penjilat milik Huo Jingxiu."

Setelah selesai bicara, Huo Hannian mematikan rokoknya. Kemudian ia menyalakan motornya dan motor pun langsung melaju pergi.

Asap kendaraan yang tertinggal di sekitar Wen Ruan itu membuat Wen Ruan tidak bisa membuka matanya.

Pagi-pagi begini, Wen Ruan sudah dibuat marah setengah mati!

 ...

Upacara pengibaran bendera akan dilaksanakan pada hari Senin.

Wen Ruan memasuki kelas dan membaringkan kepalanya di mejanya. Masih pagi begini, ia seperti sudah dianiaya hingga seluruh tubuhnya terasa sakit dan malas untuk bergerak.

Saat itu, kebetulan Shen Chuan berjalan menuju ke ruang kelas. Saat ia melihat Wen Ruan berbaring di atas meja, ia pun berjalan ke arahnya dan bertanya, "Kak Ruan, ada apa denganmu? Kamu datang bulan?"

Wen Ruan pun langsung mengambil sebuah buku dan melemparkannya ke arah Shen Chuan, "Kamu yang datang bulan!"

"Sebentar lagi upacara pengibaran bendera. Guru kejam itu sudah bilang minggu lalu, jika tidak ikut upacara, dia akan menghukum murid membersihkan toilet selama seminggu."

Ketika Wen Ruan mendengar tentang toilet, tiba-tiba ia terpikirkan Huo Hannian. Begitu ia memikirkan Huo Hannian, kemarahannya pun muncul kembali.

Jika bukan karena Wen Ruan melihat kebaikan Huo Hannian, ia benar-benar ingin menendang Huo Hannian sampai ke lautan Pasifik!

Ketika Wen Ruan dan Shen Chuan berjalan ke lapangan dan melewati kelas lain, banyak siswa lain yang memandangnya. Namun saat Wen Ruan sudah berjalan pergi, banyak orang yang berbisik untuk bergosip tentangnya.

"Apa dia gadis pindahan baru?"

"Dia cantik sekali."

Wen Ruan memiliki tinggi badan 167 cm. Ia termasuk tinggi di atas rata-rata di antara para gadis. Saat ini ia sedang berdiri di belakang Ling Fei Er.

Huo Hannian adalah siswa yang paling tinggi daripada para siswa laki-laki yang lain lain. Ia juga berdiri di belakang barisan siswa laki-laki, kedua siswa laki-laki yang ada di depannya itu sedang berbicara dengannya.

Dengan malas Huo Hannian memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Alisnya yang gelap itu membuat ekspresi terlihat dingin, namun begitu memesona. Entah apa yang dikatakan dua orang siswa yang di depannya itu, ia hanya menjawabnya dengan ringan.

Sampai pada…...

Ming Kai pun berkata, "Wow, itu si penyihir kecil Wen Ruan? Apa hari ini matahari terbit di barat? Dia tidak berdandan, bahkan dia juga mengubah gaya rambutnya, dan kembali mengenakan roknya yang pendek!"

Kemudian Shen Boyu berkata, "Memang benar Huo Jingxiu menyukai gadis seperti peri itu. Dia mengubah penampilannya lagi. Mungkin Huo Jingxiu akan tersenyum saat melihatnya!"

Tiba-tiba Ming Kai pun menyahut, "Hahaha, mungkin saja."