Chereads / UPIK ABU DAN PANGERAN TAMPAN / Chapter 13 - Aroma Ara

Chapter 13 - Aroma Ara

Jie Rui memasuki apartemennya dan membawa Ara masuk ke dalam kamar yang selama ini dia tempati. Jie Rui tidak akan membiarkan Ara tidur di dalam kamarnya karena ini akan menghancurkan rencananya selama ini.

"Mulai sekarang kamu tidur di sini. Tidak ada tidur terpisah." Ucap Jir Rui memerintah sedangkan Ara yang diancam sama sekali tidak menyadarinya.

Ara masih tidak sadarkan diri karena minuman yang sudah dia teguk sampai membuatnya lupa daratan.

"Aku membencimu, Rui! Kamu brengsek!" Racau Ara sambil memejamkan mata.

Jie Rui yang mendengar kata-kata Ara hanya terkekeh. Gadis ceroboh seperti Ara memang akan mengatakan semuanya jika dia sedang tidak sadarkan diri seperti ini.

"Kenapa kamu membencinya? Bukankah kamu mencintai pria itu?" Tanya Jie Rui memancing.

"Iya sih. Tapi tidak. Dia sudah membuatku kesal. Setiap hari senang bersama wanita cantik. Play boy sialan!"

Jie Rui tertawa. Dia merasa lucu saat mendengar kata-kata yang dikatakan oleh Ara saat ini.

"Hemft, aku mau muntah."

Belum juga Ara berdiri dari kasur Jie Rui, dia sudah memuntahkan semua isi perutnya. Jie Rui melotot kesal kepada Ara sedangkan Ara malah kembali tidur.

"Sialan kamu, Ara. Memiliki kamu ternyata merepotkan sekali."

Jie Rui membawa Ara kembali ke kamarnya. Tidak mungkin Jie Rui tidur di kamarnya yang sudah dikotori oleh Ara.

Jie Rui juga enggan membersihkan bekas muntahan Ara. Biar Ara sendiri yang membersihkannya besok. Pikir Jie Rui.

Jie Rui menghempaskan tubuh Ara setelah dia mengganti pakaian ketat Ara dengan kemejanya yang kebesaran di tubuh gadis itu tapi Jie Rui suka.

Jie Rui melihat Ara sangat seksi dengan pakaian miliknya. Ara yang tenggelam di dalam pakaian Jie Rui membuat dia terlihat lucu dan menggemaskan.

"Sekarang kamu tidur dan awas saja kalau kamu muntah lagi. Aku tidak akan tinggal diam kalau kamu muntah lagi." Ancam Jie Rui sebelum pria itu ikut masuk ke dalam mimpi Ara.

Jie Rui menyukai bau tubuh Ara yang baginya menenangkan. Sejak ciuman pertama mereka selama mereka berdua menyandang status tunangan Jie Rui tergila-gila pada sosok Ara.

Jie Rui marah kepada orang tuanya karena dengan seenaknya mereka mengatur pertunangan dengan Ara yang sama sekali tidak dia kenal. Ara yang kecil tinggal di Indonesia hanya bisa Jie Rui lihat lewat foto yang selalu diberikan oleh mama nya saat itu.

Mata Jie Rui menerawang jauh saat pertama kali orang tuanya mengatakan tentang pertunangan itu dan melarang Jie Rui menjalin hubungan dengan wanita lain karena di negeri yang cukup jauh sudah ada seorang gadis yang menjadi tunangannya sampai dia melihat Ara dengan jelas di tahun kedua dia masuk sekolah menengah atas.

Penampilan Ara yang sangat berbeda dengan yang lainnya membuat Jie Rui malu mengakui siapa gadis lugu yang tinggal di rumahnya. Ara memang sosok yang periang tapi Jie Rui merasa risih jika Ara ada di sekitarnya sampai dia mendengar Chen Yang memuji Ara karena senyuman Ara yang manis.

Sejak mendengar pujian sahabatnya itu, Jie Rui selalu memikirkan Ara. Apapun yang akan Ara lakukan selalu mengganggu pikirannya, apalagi setelah melihat Ara pergi dari apartemen tempat mereka tinggal bersama. Ada sesuatu yang hilang di dalam hati Jie Rui. Suara bising dari dalam kamar Ara tidak lagi pernha dia dengar. Teriakan Ara yang riang juga tidak lagi mengisi apartemen miliknya.

Semua terasa sepi saat Ara tidak ada di apartemen ini membuat Jie Rui kesal sendiri apalagi Ara menyembunyikan bakatnya selama ini. Mendengar pujian Wang Zeming membuat hatinya terasa terbakar.

Jie Rui tidak terima jika Wang Zeming memuji Ara dengan mata menunjukkan kekaguman yang sangat besar.

Penampilan Ara juga berubah setelah gadis itu keluar dari apartemennya. Jie Rui memang tidak pernah dekat dengan Ara dan tidak mau juga untuk mengenal Ara semakin dalam.

Pada awalnya dan sampai beberapa hari yang lalu dia masih menolak pertunangan ini. Baginya jaman sudah sangat modern tapi masih saja kedua orang tuanya melakukan perjodohan tidak masuk akal ini dengan sahabatnya.

"Ara, kamu tidak marah saat tahu kamu dijodohkan?" Tanya Jie Rui lirih.

Mata Jie Rui menatap langit-langit kamar Ara. Kamar dengan dominasi warna pink membuat semua orang tahu kalau penghuni kamar ini menyukai warna hello kitty.

"Kenapa kamu mau datang dan tinggal di sini? Aku sudah banyak membuat kesalahan kepada kamu tetapi kamu tetap tinggal tapi saat kamu pergi, aku tidak bisa. Aku merasa sesuatu dalam hidupku hilang saat kamu pergi membawa koper saat itu. Aku ingin kamu kembali tinggal denganku di sini. Apa kamu mau?" Tanya Jie Rui sekali lagi.

Ara tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh Jie Rui. Dia masih terlelap dengan tangan Jie Rui sebagai bantalnya.

Jie Rui sengaja menelusupkan tangannya untuk dijadikan Ara bantal. Membuat posisi Ara sedekat mungkin dengan dirinya saat ini.

"Kamu tidak menjawab apapun jadi aku menganggapnya setuju. Kamu akan tinggal di sini lagi menemaniku. Tidak ada bantahan."

Jie Rui mencium kening Ara dengan lembut. Pria itu menunjukkan sisi lembutnya saat ini. Suatu hal yang belum pernah Jie Rui lakukan meskipun itu dengan Cheng Ling saat mereka berdua bersama.

Jie Rui memberontak perjodohan ini dan berpacaran dengan Cheng Ling. Jie Rui tidak mencintai wanita itu, tetapi Jie Rui ingin membatalkan pertunangannya dengan Ara saat itu dan dia tidak bisa berpaling begitu saja dari Cheng Ling. Wanita itu mengatakan dirinya sakit jadi hati nurani Jie Rui tidak bisa menyakitinya.

"Kamu harum dan aku menyukainya."

Jie Rui menatap wajah Ara dalam. Tanpa dia sadari, kepalanya semakin lama semakin dekat dengan Ara. Bibir mereka bersentuhan dan akhirnya Jie Rui melumat bibir lembut Ara.

Ciuman yang awalnya biasa saja itu tiba-tiba mendapat balasan dari Ara membuat Jie Rui terkejut dan berniat akan menghentikan ciumannya tapi saat melihat mata Ara terpejam, Jie Rui kembali melanjutkan ciumannya.

Jie Rui meremas jari-jari Ara sambil terus melumat bibir lembut Ara dengan penuh nafsu.

"Aku harus berhenti kalau tidak aku akan hilang kendali." Ucap Jie Rui pada dirinya sendiri.

Sebelum menyudahi semua ciumannya, Jie Rui memberikan tanda di leher Ara. Dia yakin Ara akan marah esok hari tapi dia tidak peduli. Jie Rui ingin semua orang tahu jika gadis yang akhir-akhir ini menjadi idola sudah ada yang memiliki.

"Untuk pemanasan cukup dua tapi lain kali aku akan memberikan tanda lebih banyak jika kamu berbuat macam-macam di luar. Tidurlah dengan nyenyak dan jangan lupa mimpikan aku dalam tidurmu, Bǎo bèi."