Chereads / ALONE WITHOUT PARENTS / Chapter 1 - Aneska Arabella

ALONE WITHOUT PARENTS

🇮🇩Arummsukma
  • 404
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 142.5k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Aneska Arabella

"Hahaha, kocak lu kocak. Hahahaha."

Suara tawa yang saling bersautan terdengan dari arah kantin sekolah. Di sana ternyata geng pentolan sekolah ini sedang berkumpul. Nama geng pentolan memang di namai oleh mereka sendiri. Dinamakan dengan nama geng pentolan karena di dalam anggota geng tersebut hanya terdapat satu orang wanita di dalamnya. Wanita itu seperti pentolan, bermain dengan para lelaki sangat di sukai olehnya. Sedangkan untuk teman perempuan dia justru tidak memilikinya satupun.

Banyak orang yang tidak suka dengannya. Bagaimana tidak. Dia itu tidak pernah mau bermain dengan perempuan. Padahal dia sendiri adalah seorang perempuan. Sedangkan bermain dengan laki-laki adalah nomor satu bagi dirinya. Bagi orang lain yang melihat sikapnya itu berpikir bahwa dia adalah orang yang sok jagoan. Padahal sebenarnya dia tidak seperti apa yang mereka pikirkan.

"Nes, lu ga ikut nongkrong dulu?"

"Ga bro, sorry. Gua ada urusan lain, yoi."

"Okedeh."

Nes, nama panggilan dari nama asli Aneska Arabella adalah nama lengkap dari perempuan yang selalu jadi bahan pembicaraan di sekolah karena sikapnya yang katanya seperti pentolan atau jagoan di sekolah. Gayanya yang tomboy itu justru membuat orang lain tidak suka dengannya.

Aneska memang memiliki sifat yang agak tomboy dibandingkan dengan wanita lain pada umumnya. Dia selalu bermain dengan anak laki-laki, berbicara kasar, dan ceplas ceplos. Namun jangan heran dengan wajahnya yang sangat cantik itu memang sangat berkebalikan dari sikap sehari-harinya. Wajahnya yang cantik, ayu, lemah lembut, tetapi sikapnya justru berkebalikan dari penampilannya. Sikapnya bisa di bilang lebih dari anak laki-laki sebenarnya.

Aneska sebenarnya walaupun dia tomboy tetapi dia memiliki hati yang sangat baik. Dia tidak tanggung-tanggung untuk membantu temannya yang sedang kesulitan, sekalipun orang itu tidak dia kenal. Namun orang lain sudah terlanjut men-cap dirinya sebagai orang yang tidak baik untuk di dekati atau di temani. Maka dari itu Aneska lebih memilih untuk berteman dengan seorang laki-laki. Menurutnya, berteman dengan laki-laki itu bisa lebih santai, asik, dan pastinya tidak baperan.

Aneska sebelumnya pernah mencoba memberanikan dirinya sendiri untuk bisa berteman dengan sesama wanita, tetapi yang terjadi adalah dia merasa di sakiti karena perbuatan temannya itu. Karena dia selalu mendapatkan teman wanita yang bermuka dua. Di depannya temannya itu sangat baik kepadanya, sedangkan di belakangnya, temannya itu justru menjelek-jelekkan dirinya. Belum lagi banyak cerita Aneska yang bocor karena ulah teman perempuannya itu. Maka dari itu Aneska sekarang ini lebih memilih untuk berteman dengan laki-laki, tetapi tidak menutup diri juga untuk berteman dengan wanita selama wanita itu baik kepadanya. Namun hanya saja dia tidak mau banyak bercerita kepada teman wanitanya. Karena Aneska sudah tidak percaya dengan yang namanya janji seorang wanita.

"Aneska," panggil seseorang kepadanya.

"Oy," jawab Aneska dengan sangat singkat.

"Pulang bareng gua ga?"

"Ga usah, thanks. Gua bisa pulang sendiri."

"Nanti di culik lu."

"Gua culik balik, ribet banget lu, haha."

"Hahaha. Yaudah gua duluan ya. Bye."

"Yoi."

Walaupun Aneska berteman dengan banyak lelaki, tetapi jika ada lelaki yang mendekati dirinya justru dia malah menjauhinya. Padahal banyak sekali lelaki yang mendekati dirinya dengan maksud untuk mendapatkan hati Aneska. Namun ketika niat lelaki itu terbongkar, Aneska justru memilih untuk menjauhi dirinya dari lelaki tersebut. Aneska memang tidak percaya dengan janji wanita yang katanya tidak akan pernah bercerita kepada orang lain tetapi ujung-ujungnya cerita tersebut terbongkar. Bukan berarti Aneska mempercayai janji laki-laki. Karena menurut Aneska, laki-laki itu hanya manis di depan saja ketika masa pendekatan, tetapi nanti, ketika dia sudah mendapatkan wanita yang di incarnya itu, laki-laki tersebut akan meninggalkan perempuannya dengan begitu saja.

Sebanarnya kisah tentang seorang Aneska ini tidak tiba-tiba menjadi seorang wanita yang tomboy begitu saja. Dahulu dia adalah seorang gadis cantik yang memiliki sikap dan tutur kata yang lemah lembut seperti pada umumnya wanita tulen, tetapi ada beberapa hal yang membuat Aneska menjadi tomboy seperti sekarang ini.

"Nes, kemana aja lu. Bukannya pulang cepetan ke rumah abis sekolah. Kemana dulu lu? Keluyuran dulu? Jadi kupu-kupu malam dulu lu? Nempel ke cowok mana lagi sekarang? Hah?" teriak kakak iparnya Aneska.

Sebelumnya, selama ini tidak ada yang berani untuk membentak Aneska, apalagi sampai mengatainya kupu-kupu malam dan nempel ke cowok. Perkataan yang sangat tajam dan panas di dengar telinga. Namun perkataan tersebut sudah tidak asing lagi untuk di dengar bagi Aneska. Kehidupannya terasa hitam ketika sampai di rumah, seperti berada di neraka. Berbanding terbalik jika Aneska berada di luar rumah, rasanya seperti berada di surga. Maka dari itu Aneska lebih sering menghabiskan waktunya di luar daripada di rumahnya sendiri. Tentunya dengan bersama teman laki-lakinya. Rasanya ketika bisa berkumpul di luar bersama teman-temannya itu, seperti tidak ada beban di kehidupannya. Beda halnya ketila Aneska berada di rumah. Dia selalu di perlakukan buruk, di caci maki, di jadikan babu di rumahnya sendiri.

Namun hari ini Aneska harus segera pulang ke rumahnya. Karena sebelumnya Aneska sudah di kirimkan pesan singkat yang berisikan ancaman untuknya. Sebenarnya bisa saja Aneska membantah perintah itu dan memilih untuk pergi nongkrong bersama dengan teman-temannya, tetapi Aneska tidak ingin menambah masalah yang akan memperkeruh suasana.

Yang memarahi Aneska barusan adalah kakak ipar Aneska sendiri. Ayah dan Mamah Aneska memang sudah lama berpisah, alias broken home sejak Aneska duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Ayah Aneska bekerja di luar kota, pulang ke rumah hanya satu Minggu sekali. Sedangkan Mamah Aneska sudah menikah kembali dengan laki-laki lain. Aneska kini hidup bersama kakaknya yang sudah menikah. Kakak iparnya itulah yang selalu mencari masalah dengan Aneska.

Aneska lebih memilih untuk tinggal bersama Ayahnya walaupun dia tahu jika kakak iparnya akan bersikap kasar kepadanya. Karena Aneska tidak rela untuk tinggal bersama Ayah tiri dari Mamahnya. Dia merasa takut. Takut kejadian Ayah dan Mamahnya itu terulang kembali dengan Ayah tirinya tersebut. Maka dari itu Aneska lebih memilih untuk tinggal bersama Ayah kandungnya. Karena Aneska percaya jika suatu saat kakak iparnya akn berubah, dan keluarganya juga ikut berubah menjadi lebih baik seperti keluarga-keluarga lainnya.

"Baju kotor tuh numpuk. Piring juga. Cuciin. sampai bersih. Gua mau pergi jalan-jalan dulu sama anak gua."

Walaupun kakak ipar Aneska sangat galak kepada Aneska, tetapi dia sangat baik kepada anak-anaknya. Anaknya selalu di manja, di ajak jalan-jalan, di sayang. Mungkin memang karena rasa sayang itu muncul akibat hubungan darah antara Ibu dan anak.

"Gua jadi inget dulu sering di ajak jalan-jalan sore smaa Ayah, sama Mamah," batin Aneska.

Aneska sangat rindu dengan sosok Ayah dan Mamah yang selalu ada di sampingnya. Apalagi dia adalah anak terakhir. Namun dia tidak bisa beemanja-manjaan ke orangtuanya seperti anak-anak pada umumnya. Bahkan sekarang ini Aneska harus terbiasa dengan sikap kakak iparnya yang sangat jahat kepadanya.

-TBC-