Ara sedang menunggu Dena mau menceritakan apa yang sudah terjadi pada sahabatnya itu. Ara sedang menunggu Dena dengan sabar.
Fakta yang baru saja Ara dengar dari bibir Dena membuat Ara benar-benar terkejut. Ara tidak menyangka jika Dena mengalami hal yang sangat mengerikan.
"Kamu sudah bisa menceritakannya?" Tanya Ara dengan suara lirih.
"Bisa tidak kamu diam? Aku pusing memikirkan apa yang sudah aku lakukan dengan si brengsek itu. Bagaimana bisa aku berakhir dengannya padahal jelas-jelas kita pergi berdua semalam."
Mendengar gerutuan Dena membuat Ara meringis, pasalnya Ara mendengar dari Jie Rui jika Wang Zeming sengaja dititipin Dena semalam.
"Kamu tahu apa yang terjadi semalam?" Tanya Dena langsung saat melihat raut wajah Ara yang mencurigakan.
"Bagaimana aku bisa tahu? Aku sendiri terkejut saat melihat Rui ada di sampingku setelah membuka mata. Aku kira itu kamu tai pas telingaku mendengar suara seorang pria dan melihat siapa yang sedang memelukku membuat pengarku langsung hilang."
"Apa? Dia memelukmu?"
Ara mengangguk pelan. Pipinya kembali memerah saat membayangkan apa yang sudah terjadi semalam antara dirinya dengan Jie Rui.
"Kamu tidur dengan dia? Tidur dalam artian tidur sebenarnya atau...."
"Aku sendiri tidak tahu. Aku tidak merasakan apa-apa tapi pakaian yang aku pakai sudah bukan pakaian yang semalam lagi."
"Sama. Aku juga seperti itu."
Dena dan Ara menghembuskan nafas bersama-sama. Pikiran mereka sudah campur aduk. Semuanya seperti mimpi untuk mereka berdua.
"Lalu apa yang harus kita lakukan, Ara? Bagaimana kalau memang terjadi apa-apa pada kita semalam?"
"Maksudnya ada apa-apa?"
Dena mendongak. Matanya menatap ke arah Ara dengan tatapan membunuh. Bagaimana Ara bisa sebodoh itu?
"Kamu ini bodoh atau tolol?"
Ara meringis. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal mendengar pertanyaan Dena.
"Aku tidak tahu dengan apa yang kamu maksud. Kamu tahu sendiri kalau aku tidak bisa mengerti jika kamu ngomongnya berbelit-belit seperti ini."
Dena menepuk jidatnya sendiri. Dia lupa jika Ara, sahabatnya itu loading lama. Ara adalah perempuan yang sangat tidak peka.
"Sekarang apa yang harus kita lakukan? Aku tidak tahu lagi bagaimana bisa menghadapi pria itu."
"Aku juga sama. Aku tidak tahu lagi bagaimana bisa menghadapi Jie Rui apalagi semalam aku muntah di dalam kamarnya. Dia menyuruhku membersihkan bekas muntahan ku semalam. Aku malu."
Ara menutup wajahnya dengan kedua tangan kecilnya. Kesialan mereka benar-benar tidak mereka harapkan.
Ara semakin bingung dengan apa yang akan dia lakukan setelah ini. Sejak awal niatnya adalah menghindari Jie Rui tapi setelah kejadian semalam mungkin akan semakin sulit untuk menghindari pria itu.
"Kita pikirkan nanti saja. Sekarang kita harus masuk ke kelas. Nanti sore aku juga sudah mulai bekerja di cafe. Kamu masih mau mengantarkan aku bukan?"
"Tentu saja. Aku sudah mengatakan kalau aku akan mengantarkan kamu dan menunggu kamu selama hari pertama kamu bekerja."
Ara memeluk tubuh Dena dengan erat. Berapa senangnya dia memiliki sahabat seperti Dena. Dena selalu ada di saat dia membutuhkan sosok teman.
"Terima kasih, Sayang. Kamu memang yang terbaik."
"Jangan merayu. Kalau bukan aku yang baik mau siapa lagi?"
Ara dan Dena akhirnya melupakan masalah mereka untuk saat ini. Mereka akan memikirkannya nanti lagi karena yang terpenting untuk saat ini adalah kuliah mereka.
***
Jie Rui membuka matanya dengan malas. Tangannya meraba di sampingnya dan kosong.
Jie Rui membuka matanya cepat dan mencari perempuan yang semalam tidur di sampingnya tetapi dia tidak menemukan sosok Ara sama sekali.
"Ara? Ara!" Teriak Jie Rui mencari Ara.
Jie Rui menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya lalu keluar dari dalam kamar Ara. Apartemennya terlihat kosong. Tidak ada seorangpun di dalam apartemennya.
Jie Rui diam sebentar. Mengingat apa yang dia katakan kepada Ara semalam dan tiba-tiba dia ingat jika dia menyuruhnya untuk membersihkan kamarnya yang sudah dimuntahin Ara semalam.
Jie Rui berlari dengan cepat ke arah kamarnya. Berharap Ara berada di dalam kamarnya tetapi setelah pintu terbuka, Jie Rui kecewa. Ara tidak ada di sana.
Kamar Jie Rui kosong. Harum ruangan itu membuat Jie Rui tahu kalau kamarnya sudah dibersihkan.
Jie Rui berlari ke ruang loundry dan menemukan sprei miliknya sudah dicuci dan bersih.
"Sialan! Ternyata kamu mencoba untuk menghindari ku? Lihat saja saat aku menemukan kamu nanti."
Jie Rui bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Dia harus segera pergi ke kampus untuk memberikan pelajaran kepada wanitanya. Sejak kapan Ara menjadi pembangkang seperti ini? Rupanya Jie Rui terlalu lembek saat ini.
"Jangan harap kamu bisa pergi dariku setelah aku mendapatkan mu nanti."
Dada Jie Rui berdetak dengan cepat. Emosinya benar-benar sedang dipermainkan oleh Ara. Ara dengan seenaknya saja datang dan pergi ke dalam kehidupannya membuat pria itu benar-benar kesal dan dipenuhi dengan emosi.
Jie Rui menatap pantulan dirinya di depan cermin. Sudah tampan seperti biasanya, dia sudah bersiap untuk berangkat ke kampus dan menemukan Ara di sana.
Ponsel Jie Rui berdering dan dengan malas pria itu menjawab panggilan dari sahabatnya.
"Ada apa?" Tanya Jie Rui malas.
"Apakah wanita semalam masih ada di tempatmu? Apa dia ada sekarang?" Tanya Wang Zeming dari balik saluran telepon.
"Memangnya ada apa? Dena juga tidak ada di tempat kamu? Dia melarikan diri juga?"
"Bagaimana kamu bisa tahu?"
Jie Rui berdecak mendengar pertanyaan Wang Zeming, "Ck, mereka berdua sama-sama pergi ternyata. Kenapa perempuan itu menyebalkan sekali?"
"Jadi Ara juga tidak ada di tempat kamu? Kemana mereka pergi?"
"Memangnya mau kemana lagi? Mereka pasti ada di kampus."
"Kenapa aku bisa lupa dengan hal satu ini?"
"Karena kamu tolol."
"Sialan kamu."
Jie Rui memutuskan sambungan telepon Wang Zeming. Dia tidak ada waktu lagi untuk berlama-lama di apartemen. Dia harus segera menemukan Ara dan memberikan Ara pelajaran dari semua yang sudah coba Ara lakukan.
Dengan langkah panjang, Jie Rui keluar dari apartemennya. Dia tidak mau mengulur waktu lagi untuk bisa menemukan keberadaan Ara sebelum wanitanya itu kembali melarikan diri dan bersembunyi darinya.
Jie Rui masuk ke dalam lift dan langsung menuju basemen, dimana mobilnya berada saat ini.
Jie Rui keluar dari dalam lift setelah pintu lift terbuka. Matanya langsung menangkap keberadaan mobilnya yang terparkir dengan rapi.
Menekan remote yang ada di kunci mobilnya lalu membuka pintu kemudi. Tampangnya yang dingin membuat daya tariknya semakin besar.
Jie Rui dengan ketampanannya memang tidak bisa dibohongi. Memakai pakaian apapun pria itu terlihat sangat menarik dan juga mempesona.
Jie Rui sudah berada di jalanan setelah mobil sport yang dia tumpangi keluar dari area apartemen. Dia sudah tidak sabar untuk bisa segera bertemu kembali dengan Ara dan membawa wanita itu kembali tinggal di rumahnya.
Ketidak hadiran Ara membuat Jie Rui merasa hidupnya kosong. Gadis yang selalu diam di depannya itu sudah membuat Jie Rui kelimpungan setelah melihat penampilannya di luar rumah. Benar-benar berbeda dan mempesona.