Chereads / UPIK ABU DAN PANGERAN TAMPAN / Chapter 12 - Pulang

Chapter 12 - Pulang

Dena memapah tubuh Ara yang sudah sempoyongan. Mereka berdua sudah benar-benar mabuk. Ara sudah mulai berbicara, mengeluarkan semua yang ada di dalam pikirannya dengan tidak jelas.

"Aku akan mengantar kalian pulang."

Dena menghentikan langkahnya dan melihat siapa yang sudah berbicara kepadanya. Dena melihat dengan perlahan siapa pria yang ada di depannya karena dia sendiri sudah terpengaruh dengan alkohol.

"Kamu siapa? Aku sudah memanggil taksi jadi terima kasih sudah memberikan pertolongan kepada kami." tolak Dena dengan angkuh.

"Aku Jie Rui. Kamu dan Ara sudah mabuk. Aku akan mengantarkan kalian pulang."

"Oh… Jie Rui? Pria yang dicintai sahabatku ini? Baiklah kalau begitu." Jawab Dena santai.

Jie Rui membantu Dena memapah Ara. Wanita itu terlihat kecil tetapi cukup berat juga. Dengan perlahan Jie Rui keluar dari Club tapi sebelumnya pria itu memberikan kode kepada Wang Zeming untuk membantunya membawa Dena.

"Kamu kenal mereka?" Tanya Wang Zeming kepada Jie Rui saat melihat sahabatnya itu merangkul Ara dan Dena.

"Nanti akan aku ceritakan kepada kamu tapi untuk saat ini aku minta tolong kepada kamu untuk membawa wanita ini pulang." Ucap Jie Rui sambil menunjuk Dena yang sudah tidak sadarkan diri.

"Pulang? Aku tidak tahu rumahnya."

"Terserah kamu mau membawanya kemana. Aku harus segera membawa Ara pulang."

"Ara? Namanya Ara?"

"Aku pergi dulu."

Jie Rui mengabaikan pertanyaan Zeming dan menggendong tubuh lemas Ara keluar dari dalam Club. Wang Zeming yang melihat itu hanya mengumpat kesal karena dia tidak tahu akan membawa wanita yang sedang mabuk ini pergi kemana.

"Sialan Rui! Dengan semena-mena dia menyuruh aku pergi mengantarkan dia sedangkan aku sama sekali tidak mengetahui dimana rumahnya." Gerutu Wang Zeming sambil melihat wajah cantik Dena.

Entah dorongan dari mana Wang Zeming mulai mendekatkan bibirnya dengan bibir Dena. Lembut, satu kata yang Wang Zeming ucapkan saat merasakan bibir Dena yang merona.

"Hei! Siapa dia?"

Wang Zeming tersentak, terkejut setelah Chen Yang menepuk bahunya dari belakang.

"Sialan kamu! Dia teman Ara, tadi Rui menyuruhku untuk mengantarkannya pulang sedangkan aku tidak tahu dimana rumahnya." Jelas Wang Zeming kepada Chen Yang.

"Terus sekarang bagaimana? Kamu akan mengantarkan dia pulang kemana?"

"Tidak pulang. Aku akan membawanya ke apartemenku."

"Gila kamu ya? Kita belum pernah kenal dengan wanita ini dan kamu dengan santainya membawa dia ke apartemen kamu?"

"Memangnya kenapa? Apa kamu mau tanggung jawab jika ada sesuatu yang buruk terjadi saat kamu meletakkan dia di jalanan?"

"Kenapa harus di jalanan? Kamu bisa membawanya ke hotel dan meninggalkan dia bukan? Tidak perlu membawanya kembali ke apartemen kamu."

Wang Zeming menggeleng tidak setuju. Membawa wanita ke hotel dan meninggalkannya begitu saja bukanlah sifat seorang gentleman.

"Aku bukan pria yang seperti itu. Aku tidak akan pernah meninggalkan wanita sendirian di dalam kamar hotel."

Chen Yang tidak percaya dengan apa yng dia dengar dari bibir Wang Zeming. Pria yang biasa dengan wanita cantik di sekitarnya itu kini memikirkan sifat seorang pria yang baik padahal selama ini dia sudah tidak berkelakuan baik kepada wanita yang mengejarnya.

"Kamu sudah tobat ya? Kenapa tiba-tiba kamu berbicara seperti itu?"

"Ah, sudahlah. Aku tidak mau berdebat dengan kamu lagi. Aku akan membawa dia pulang dan kamu jaga diri kamu sendiri di sini. Jangan sampai kamu terkena rayuan wanita-wanita haus belaian seperti mereka." Ucap Wang Zeming sambil menunjuk ke tempat duduk yang berisi wanita-wanita seksi yang siap mencari mangsa.

"Enak saja. Kamu mau meninggalkan aku sendirian di sini?"

"Pastinya iya."

Wang Zeming mulai menggendong tubuh lemas Dena dan berjalan keluar dari Club. Jiwa laki-laki Wang Zeming langsung meronta saat melihat kecantikan Dena yang selama ini tidak pernha dia perhatikan.

"Ternyata kamu cantik juga. Selama ini kamu kemana saja? Kenapa aku baru melihat kamu sekarang?" Wang Zeming terus bertanya meskipun dia tahu jika Dena tidak akan mendengar pertanyaannya.

Wang Zeming hanya merasa cukup senang saat melihat wajah cantik Dena yang tidak menolak saat dia menempelkan bibirnya dengan bibir Dena.

Mata Wang Zeming menangkap mobilnya berada, dengan langkah tegapnya dia berjalan menuju mobil. Dengan susah payah Wang Zeming mengambil remote mobilnya di dalam saku celana.

"Sialan. Kenapa sulit sekali mengambil remote ini?" umpat Wang Zeming saat dia tidak bisa mengambil kunci mobilnya.

"Kenapa?" Tanya Dena tiba-tiba membuat Wang Zeming terkejut.

"Aku tidak bisa mengambil kunci mobilku di dalam saku celana."

"Oh… celana sebelan mana?"

"Kanan."

Wang Zeming memejamkan mata saat dia merasakan tangan Dena mulai merambat masuk ke dalam celananya mengambil kunci mobil.

Dena terlihat biasa saja saat ini sedangkan Wang Zeming berusaha sekuat tenaga agar dia tidak mendesah di tempat parkir hanya gara-gara jari lentik Dena yang terus menggodanya.

"Sialan! Kamu membuat juniorku bangun." Umpat Wang Zeming akhirnya karena pria itu merasakan aset miliknya mulai mengeras.

"Aku dapat!" Terial Dena sambil menunjukkan kunci mobil yang ada di tangannya.

"Berikan kepadaku."

"Eits! Tidak bisa semudah itu. Kamu harus memberikan ciuman kamu kepadaku." Ucap Dena sambil memainkan kunci mobil Wang Zeming agar pria itu tidak mendapatkannya.

"Sialan! Kamu menggodaku! Jangan salahkan aku jika aku tidak bisa berhenti setelah mencium kamu."

"Aku menunggunya."

Wang Zeming mengumpat sekali lagi. Wanita di depannya ini benar-benar sudah menguji kesabarannya sejak tadi.

Dengan gerakan kasar Wang Zeming mengambil kunci mobilnya lalu membuka pintu untuk membawa Dena segera masuk ke dalam mobil.

"Kita lanjutkan yang tadi setelah kita sampai di tempatku." Ucap Wang Zeming setelah pria itu memasang seatbelt untuk Dena dan memberikan sedikit kecupan di bibir menggoda Dena.

"Erghhh…."

Dena mendesah setelah Wang Zeming melumat bibir Dena yang awalnya akan dia kecup. "Sabar Sayang, sebentar lagi kita sampai di rumah."

Wang Zeming menekan pedal gas dengan dalam membuat mobil yang dia kendarai melaju dengan cepat. Wang Zeming sudah tiak sabar untuk bisa membawa mendesah bersamanya di atas ranjang.

Wajah Dena yang memerah karena minum membuat wanita itu terlihat semakin cantik di mata Wang Zeming. Dena terlihat sangat sempurna di mata Wang Zeming sehingga membuat Wang Zeming tergila-gila kepadanya.

"Benar-benar cantik. Persetan kamu marah nanti tapi aku benar-benar tidak sabar untuk merasakan rasamu."

Mobil Wang Zeming sudah memasuki basement, setelah memarkirkan mobilnya dengan sempurna Wang Zeming keluar dari dalam mobil.

Dengan langkah cepat seperti berlari, Wang Zeming membuka pintu yang berada di samping tubuh Dena. Mengangkat tubuh seksi Dena dan menggendongnya.

"Kita akan segera masuk ke dalam rumahku, Sayang."