KISAH PERJALANAN ANTONIO : PEMBUNUH BERANTAI 1
Namaku Antonio, kini aku sedang melakukan petualang ke berbagai tempat. Aku memutuskan pergi dari organisasi khusus yang memperkerjakanku. Tak ada yang ku bawa hanya tas ransel di punggungku, tak tahu aku mau kemana hanya mengikuti langkahku, bahkan uang pun tak punya. Tapi itu tak masalah bagiku karena sudah terbiasa hidup sederhana, bila lelah mungkin aku akan singgah ke gereja terdekat baik kecil atau besar.
Kini aku tidak tahu di mana aku berada, yang jelas cukup jauh berjalan dati kota terdekat, hanya lapangan rumput yang luas di kiri kananku. Untunglah di kota kecil tadi orang gerejanya baik, bukan hanya kepadaku tapi juga kepada tunawisma atau mekakukan perjalanan sepertiku, mereka mempunyai tempat penampungan seperti itu. Mereka pun memberikan kami makan tiga kali.
Tujuanku hanya ingin mencari pengalaman dan ingin tahu tentang dunia ini, aku sering mendengar tentang negara atau tempat yang indah dan bagus dari para biarawan yang dulu sebelum menjadi pendeta dan pernah keliling dunia.
"Tolong saya, kalau tahu tentang gadis ini !" aku tertegun ketika seorang ibu menghampiriku sambil memberikan selembar kertas yang berisi foto seorang gadis remaja, dengan tulisan 'MISSING KASANDRA' umur 16 tahun hilang tanggal dan tahun sekian, hubungi nomor di bawah ini.
"Kasihan, putrinya hilang sejak tahun lalu! kata polisi sih kabur dari rumah karena bertengkar dengan kedua orang tuanya !" bisik orang-orang. Aku terdiam. Sungguh kasihan, tapi hanya masalah itu ia menjadi hilang.
Hari sudah sore, aku beberapa kali mengangkat tanganku untuk menghentikan mobil yang lewat, barangkali ada yang mau berhenti dan dengan senang hati menumpang mobil mereka ke kota terdekat. Tapi sampai sejauh ini masih belum ada yang berhenti. Aku memutuskan berjalan lagi, aku sebenarnya tak merasa lelah sekalipun. Hanya menunggu kebaikan seseorang itu saja sih.
Tak lama sebuah mobil berhenti di depanku aku tertegun, karena aku tidak lagi mengangkat tangan untuk menghentikan mobil. Tapi malah ada mobil berhenti. Aku mendekatinya.
"Boleh saya menumpang ke kota terdekat !" tanyaku kepada seorang lelaki gagah dan tampan didalam mobil sedan itu, ia menatapku dan mengangguk.
"Masukkah !" perintahnya.
"Terima kasih !" jawabku, aku diminta duduk di depan. Dan mobil pun melaju.
Tak ada pembicaraan di antara kami, hanya diam. Aku melirik ke arah lelaki ini. Walau tampan tapi dingin ekspresinya.
"Kamu dari mana dan mau kemana ?" tanyanya dengan datar.
"Aku tidak tahu !" jawabku. Lelaki itu menatapku dengan pandangan aneh.
"Kamu kabur dari rumah ?" tanyanya, aku tertegun, akhirnya mengangguk saja. Tidak perduli karena kedua orang tua saja tidak punya, kecuali mungkin ayahku.
"Oh !" hanya itu jawabnya.
Tak terasa mobil tiba di sebuah kota kecil, ia menawariku untuk makan malam. Dan aku tak keberatan. Kami masuk ke sebuah restoran yang sepi, tidak ada pengunjung ada sih satu tapi terlihat tak perduli.
Seorang pelayan perempuan datang menanyakan pesanan, aku menyerahkan kepada lelaki itu untuk memesan, Setelah itu ia pamitan untuk ke toilet dan aku duduk terdiam. Tak lama pelayan datang menawarkan kopi. Aku menolak dan meminta air putih.
"Kamu anak baru ?" tanya si pelayan yang sudah agak berumur itu.
"Iya, saya baru kemari !" jawabku, ia menatapku sebentar seperti ingin mengatakan sesuatu tapi tidak jadi, ia pun pergi. Tak lama lelaki itu datang. Dan akhirnya makanan datang. Kami pun makan, cukup lumayan rasanya. Si pelayan datang membawa satu gelas air putih dan menawarkan kopi dan di angguki lelaki itu.
Aku pamitan untuk ke toilet, pelayan itu menunjuk dimana tempatnya. Aku simpan tas ranselku di kursi. Setelah buang air kecil, aku kembali ke meja.
--------------------
Lelaki itu menawarkan aku mengantar ke kota sebelah, karena percuma turun di sini aku akan berjalan jauh lagi. Aku setuju saja sih. Tak lama aku merasa mengantuk dan akhirnya tertidur.
Ketika sadar, aku terkejut sudah dirantai di ruangan gelap. Kenapa aku disini ? bukankah tadi di dalam mobil.
"Tolong .., " terdengar sebuah suara pelan dari sebuah sudut.
"Kamu siapa ?" tanyaku, aku berusaha melihat di dalam gelap dan bau ini. apa dia seorang gadis ?
"Namaku Kassandra, dia pasti menculikmu !" ucapnya mash pelan.
"Siapa, lelaki itu ?" tanyaku tertegun. Dia mengangguk.
"Iya, dia melakukannya kepadaku, juga ketika menumpang mobil ! karena .... aku kabur dari rumah! sepertinya dia mengincar orang-orang seperti kita! Dia jahat, ketika aku sampai disini aku lihat seorang gadis seumuran denganku, tapi dia membawanya aku tak pernah bertemu dengannya lagi !" jelasnya, sambil menangis
"Pantas saja, wajahnya dingin !" kataku.
"Apa yang dia cari ?" tanyaku. Gadis pucat pasi, dan bertubuh kurus itu menggeleng.
"Entahlah, aku tidak tahu, dia menyiksaku !" jawabnya. "Aku takut, dan merasa bersalah karena kabur dengan alasan yang sepele! aku rindu kedua orang tuaku !" ia menangis dengan putus asa.
"Aku melihat wajahmu dari seleberan kertas dengan fotomu! katanya ibumu yang membagikannya !" jawabku ia menangis.
"Aku takut, dia akan membunuhku !" ucap gadis itu sambil terisak.
"Cklek !"
Aku mendengar suara pintu dibuka dan masuklah lelaki itu ia menatapku dan tersenyum menyeringai. Tanpa di duga ia memukuli tanpa sebab.
"Dasar homo !" dia meludah ke wajahku, wajah dan tubuhku sakit serta berdarah sedang gadis itu menjerit dan histeris. Tak lama ia melempar sesuatu dan itu seorang gadis dengan sayatan di lengannya, tapi masih hidup. Lelaki itu merantainya kembali seperti kami dan pergi begitu saja.
"Uhuk ... !" Aku terbatuk karena rasa sakit dipukul dan di tendang di seluruh tubuhku.
"Kamu gay ?" tanya gadis itu pelan, aku menggeleng.
"Mungkin melihat perawakanku, sehingga menyangka seperti itu !" jawabku.
"Hai, kamu masih hidup ?" tanyaku kepada gadis satunya, ia tak menjawab hanya terdiam.
"Aku rasa dia lelaki itu spikopat! aku melihat foto beberapa gadis !" kata Kassandra. Aku terdiam.
Di biara ada macam-macam orang dari berbagai profesi yang kemudian memilih mengasingkan diri serta bertobat, walau begitu mereka tak lupa dengan masa lalunya. Kadang mereka membawa buku-buku yang sesuai dengan pekerjaannya itu entah kenapa. Ketika dia seorang dokter maka buku tentang kedokteranlah yang ia bawa dan sebagainya. Tanpa sadar aku sering bertanya apapun itu, ketika buku itu ku baca, dengan senang hati mereka menjelaskannya.
Setidaknya ilmu yang kuserap macam-macam di otakku tanpa sadar aku mengetahui apa pun itu ! tanpa masuk ke jenjang pendidikan formal. Aku tahu apa itu Psikopat dari seorang profesor psikolog dia seorang pendeta yang aneh, menyukai alkohol yang di tempatkan wadah botol, sehingga dia agak mabuk. Dia tahu semua karakter semua pendeta yang ada di biara, sekali ia melihatnya dan itu benar semua.
"Aku tidak tahu tentangmu Antonio ! seperti ada dua kepribadian yang bertolak belakang dalam dirimu! tapi bukan kepribadian ganda tapi lebih ke sifat baik dan dan jahat dalam keadaan normal !" analisanya ke diriku.
Akhirnya aku mengerti kenapa lelaki itu menangkapku, karena aku terlihat lemah dan polos dan ia mempunyai kuasa tentang itu.
Bersambung ...