"Giana…" Cassandra terkejut ketika mendengar putrinya membentaknya, ini adalah kali pertama Giana melakukan hal tersebut padanya karena biasanya dia akan diam saja, bersikap pasif dan memilih untuk tidak memprovokasi.
Namun, kali ini Giana tampak berbeda. Ada sesuatu dalam caranya menatap dirinya yang membuat Cassandra bergidik ketakutan. Sebuah emosi yang dingin dan kemarahan yang terpendam.
Apa yang terjadi pada putrinya? Hanya dalam beberapa minggu dia menghilang, Giana tampak seperti orang yang berbeda, sampai Cassandra merasa kalau dia tidak mengenalinya lagi.
"Giana, kau baru saja membentak ibumu?" tanya Cassandra tidak percaya, dia mencengkeram bagian depan bajunya dan memicingkan matanya menatap Giana, yang bahkan sama sekali tidak berjengit ketika dia mengatakan kata- kata yang cukup kasar tersebut.
"Ya," jawab Giana singkat. "Sekarang keluar dari kamar ini karena aku akan berbicara dengannya." Giana mengangguk ke arah Larry Dawson, ayahnya.
"Giana, apa yang terjadi padamu?" Cassandra, secara tidak sadar, menurunkan nada suaranya, takut kalau Giana akan bersikap lebih tidak masuk akal lagi daripada ini. Di detik ini, dia merasa takut pada putrinya sendiri.
"Apa yang terjadi padaku?" Giana bertanya, lalu di detik berikutnya tawanya membahana di dalam ruangan tersebut, membuat Cassandra mundur beberapa langkah karena takut. "Kau bertanya apa yang terjadi padaku?" Giana kembali bertanya di sela- sela tawanya.
Pertanyaan apa itu? Apakah itu pertanyaan retoris yang tidak membutuhkan jawaban? Tapi, yang benar saja… orang bodoh mana yang akan mengajukan pertanyaan seperti itu?
"Kau tidak tahu apa yang terjadi padaku? Bahkan orang asing pun tahu apa yang terjadi padaku," Giana berkata dengan sangat sinis.
"Bukan itu maksud ibu…" Cassandra berusaha menjelaskan, tapi Giana telah memotong kata- katanya dengan mengangkat tangannya, mengindikasikan agar dia berhenti berbicara.
"Keluarlah dari ruangan ini sekarang, aku tidak ada waktu meladenimu," Giana mengutarakan hal tersebut dengan nada yang sangat dingin.
"Giana, ayahmu sedang tidur, kau tidak bisa membangunkannya seenakmu," Cassandra merasa khawatir untuk meninggalkan Giana hanya berdua saja dengan Larry, karena sepertinya kondisi Giana sedang tidak stabil, maka dari itu Cassandra memberanikan diri untuk menentangnya.
Giana mendesah dengan kesal, menghadapi ibunya yang keras kepala dan tidak masuk akal. Namun, kali ini Giana tidak mengatakan apapun dan memilih untuk menelepon seseorang untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.
Beberapa detik kemudian, dua orang pria masuk. Tubuh mereka yang kekar dan jas hitam yang mereka kenakan, mengindikasikan kalau keduanya adalah bodyguard.
"Bawa dia keluar," ucap Giana pada kedua bodyguard tersebut, sambil mengangguk ke arah ibunya. "Dan pastikan tidak ada satu pun orang yang masuk ke dalam ruangan ini selama aku berada di dalam."
Giana sangat serius dalam mengatakan hal ini dan walaupun kedua bodyguard tersebut mengetahui siapa Cassandra dan mereka tidak seharusnya melakukan hal tersebut pada wanita itu, tapi melihat bagaimana Giana bersikap, tentu saja penolakan bukanlah jawaban yang tepat.
Maka dari itu, mereka tidak memiliki pilihan lain kecuali menuruti permintaan Giana.
"Giana, kau tidak bisa melakukan ini pada ibumu!" Cassandra menggeram, dia menatap Giana dengan sorot mata penuh ketakutan lalu pada suaminya yang masih terbaring tidak sadarkan diri. Kekhawatiran menyelubungi hatinya, karena dia tidak tahu apa yang Giana akan lakukan.
"Tentu saja aku bisa dan sekarang aku sedang melakukannya," Giana berkata dengan suara yang dingin, mengibaskan tangannya untuk memberi aba- aba kalau dia ingin wanita ini enyah dari hadapannya sekarang juga.
Dibutuhkan lebih dari tiga menit untuk membuat Cassandra keluar dari kamar rawat tersebut, disertai dengan raungan dan cacian terhadap Giana.
Cassandra terus mengatakan kalau Giana sungguh tidak tahu diri untuk menyebabkan kekacauan tersebut dan juga membuat ayahnya jatuh sakti, lalu sekarang dia memperlakukan ibunya seperti ini.
Giana sudah mempersiapkan dirinya untuk kata- kata terburuk yang mungkin ibunya ucapkan, tapi setelah dia mendengar semua itu secara langsung, tetap saja, hatinya terasa sakit. Giana merasa seseorang tengah menusuknya dengan pisau tumpul.
Hidupnya sungguh ironis dan Giana mengasihani dirinya sendiri untuk itu.
Setelah Cassandra pergi dan keadaan ruangan kembali tenang, Giana lalu berjalan mendekati ranjang ayahnya dan menatap pria paruh baya itu untuk beberapa saat.
Sorot mata ataupun ekspresinya tidak menunjukkan emosi apapun, sehingga tidak ada seorang pun yang tahu, apa yang akan dia lakukan saat ini.
Mungkin karena Larry Dawson telah tidur cukup lama, atau mungkin juga karena dia merasakan tatapan penuh permusuhan dari Giana yang begitu intense, beberapa saat setelahnya, pria paruh baya itu membuka matanya dan mendapati putrinya di sana.
"Akhirnya kau muncul," ucap Larry dengan nafas tersengal dan suara yang pelan.
"Akhirnya kau sadar," balas Giana.
==============
Setelah Hailee mengetahui informasi mengenai fakta dibalik kematian orang tuanya, dirinya merasa sangat tidak nyaman untuk berada sendirian di rumah itu.
Hailee tidak ingin sendiri dalam situasi seperti ini ataupun dalam keadaan mood-nya yang sedang tidak baik, maka dari itu dia memutuskan untuk pergi ke kantor dan mengajak Ramon makan siang.
Karena Hailee memutuskan hal ini begitu mendadak, maka Pyro, kepala bodyguard Hailee, sedikit terkejut.
"Oh, anda bisa menunggu tiga menit dulu," ucap Pyro pada Hailee dan kemudian pria itu sibuk berkomunikasi dengan alat komunikasi kecil di tangannya untuk mengkoordinasikan anggotanya.
"Hei, aku hanya akan makan siang dengan Ramon, kenapa kalian terlihat begitu sibuk?" Hailee tidak mengerti mengapa Pyro terlihat kewalahan karena jadwal yang mendadak ini.
Namun, sesaat kemudian Hailee mengerti apa yang membuat Pyro terlihat sibuk, karena beberapa saat kemudian ada dua mobil yang berhenti tepat dibelakang mobil yang akan Hailee kendarai dan masing- masing mobil tersebut berisikan empat bodyguard.
Wait! Seingat Hailee, dia hanya memiliki empat bodyguard yang selalu menemaninya kemana pun dia pergi, tapi kenapa sekarang jumlah mereka menjadi dua kali lipat?!
"Maaf Mrs. Tordoff, tapi Mr. Tordoff tidak mengizinkan anda untuk keluar sendirian," Pyro berkata dengan nada meminta maaf.
"Aku tidak pernah keluar sendirian!" protes Hailee dan itu benar, karena akan selalu ada Pyro yang mengikutinya. "Aku hanya akan ke kantor Ramon bukannya tamasya!"
"Maaf Mrs. Tordoff, tapi ini perintah Mr. Tordoff," Pyro berkata.
Ramon gila! Gerutu Hailee.