Hailee memasuki gedung dengan dikawal oleh delapan orang bodyguard, seolah dia akan memasuki sebuah medan pertempuran alih- alih bertemu dengan suaminya sendiri. Apa ini masih masuk akal?
Ramon benar- benar keterlaluan karena telah membuatnya melewati ini! Hailee kembali menggurutu ketika seluruh pasang mata di dalam gedung tersebut menatapnya dengan takjub.
Di titik ini, sudah bisa dipastikan kalau mereka mengenali Hailee sebagai Mrs. Tordoff, seraya mereka menegurnya pelan atau berhenti melakukan aktifitas mereka sejenak hanya untuk menundukkan kepala mereka dengan sopan pada Hailee, yang dibalasnya dengan gerakan yang sama.
Sementara itu, beberapa pegawai yang hanya bisa meliahat Hailee dari kejauhan memberikan tatapan iri serta memuja, melihat bagaimana ke delapan bodyguard di belakang Hailee berjalan mengikutinya, seolah dia adalah sosok paling penting di negeri ini.
Ingin rasanya Hailee berteriak pada mereka yang menatapnya dengan tatapan seperti itu kalau semua ini bukan idenya! Ini adalah ide Ramon! Dia pun tidak ingin membawa bodyguard sebanyak ini…
Tapi, sayang sekali… Hailee tidak mungkin melakukan itu. Oleh sebab itu, satu- satunya hal yang bisa dia lakukan adalah segera memasuki ruang kerja Ramon di lantai delapan belas.
Dalam perjalanan ke sini, Hailee sudah mencoba untuk menghubungi Ramon, tapi justru Danny yang mengangkat panggilannya dan mengatakan kalau Ramon meninggalkan ponselnya karena dia tengah berada dalam sebuah meeting penting dengan seseorang.
Awalnya Hailee akan membatalkan kedatangannya karena dia tidak ingin mengganggu Ramon saat pria itu bekerja, tapi Danny meyakinkan kalau Ramon akan sudah selesai saat Hailee datang.
Maka di sinilah Hailee, berdiri di tengah lift yang akan membawanya ke ruang kerja Ramon dengan dikelilingi oleh bodyguardnya yang memenuhi seluruh lift dan tidak membiarkan siapapun masuk ke sana.
"Pyro, kalian tidak perlu melakukan ini setiap kali aku akan keluar kan? Tidak perlu untuk menggandakan pengawalan, bukan?" Hailee bertanya pada Pyro ketika mereka berada di dalam lift. "Lagipula, siapa yang akan mencelakaiku?"
"Maaf Mrs. Tordoff, sepertinya ini akan menjadi standar pengamanan anda mulai saat ini," ucap Pyro.
Jawaban Pyro tentu saja membuat Hailee kesal. Bukan pada kepala bodyguard- nya, tapi pada Ramon tentu saja. "Kenapa begitu?"
Pyro terlihat kesulitan ketika dia hendak menjawab pertanyaan Hailee, tapi dia juga tidak mungkin mengabaikannya, maka dari itu, dengan sedikit canggung, dia berkata pelan. "Karena Mr. Tordoff berpikir; karena anda sedang hamil, maka harus ada pengamanan tambahan untuk bayinya."
Mulut Hailee terbuka lebar ketika dia mendengar jawaban Pyro dan sang bodyguard pun dapat memahami mengapa Hailee memberikan ekspresi seperti itu.
Hailee tidak tahu harus menangis atau tertawa ketika dia mendengarnya. Pengamanan khusus untuk bayinya?! Yang benar saja?! Anak mereka bahkan baru sebesar jagung dan masih berada dalam perut Hailee, jadi bagaimana pengawalan tambahan untuknya adalah hal yang sangatlah absurd.
Di titik ini, Hailee akan berpikir kalau Ramon memiliki masalah dalam menghabiskan uangnya maka dari itu dia menghamburkannya dengan cara seperti ini.
"Anda baik- baik saja Mrs. Tordoff?" tanya Pyro melihat Hailee masih dengan ekspresi shock- nya ketika pintu lift terbuka.
"Tidak, aku tidak baik- baik saja," gerutu Hailee sambil melangkah keluar dari lift untuk menemui Ramon langsung dan mengkonfrontasi suaminya tersebut.
Sepertinya harus ada seseorang yang membenarkan jalan pikiran Ramon saat ini.
==============
Theodore baru kembali ke kamar hotel yang seharusnya ditempati olehnya dan Aileen untuk melewati malam pertama mereka ketika hari sudah siang dan itupun dengan dibawa dua orang bodyguardnya dalam keadaan mabuk.
Aileen benar- benar merasa sangat malu melihat tingkah pria ini. Walaupun kedua bodyguard tersebut tidak mengatakan apapun, tapi tentu saja tidak perlu dipertanyakan lagi kalau mereka akan memiliki asumsi yang tidak menyenangkan mengenai situasi ini.
Dan dengan hanya memikirkan itu saja, Aileen merasa harga dirinya telah terinjak- injak. Ini adalah penghinaan paling hina yang pernah dia alami, terutama dari Theodore, pria yang beberapa bulan lalu tidak pernah terpikirkan untuk memperlakukan dirinya seperti ini.
"Kalian bisa keluar sekarang," ucap Aileen dengan suara yang dingin, rahangnya terkatup rapat, sementara tangannya mengepal dengan erat, melihat Theodore tidur mendengkur dengan bau alcohol melekat ditubuhnya dan memenuhi ruangan.
Sementara itu, kedua bodyguard tersebut segera keluar dari kamar tanpa menunggu lebih lama lagi, karena mereka cukup sadar situasinya sangatlah tidak kondusif.
Setelah Aileen hanya berdua saja dengan Theodore, yang masih tidak sadarkan diri, emosinya memuncak, lalu dengan pekikan keras dia meraih bantal terdekat dan membekapkannya ke wajah suaminya tersebut dengan mata yang berkilat penuh kemarahan.
"Sebaiknya kau mati saja!"
==============
Ian benar- benar tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan, saat ini kondisi adiknya semakin memburuk dan dia tidak memiliki uang cukup untuk biaya operasinya yang begitu mahal.
Pria itu tertunduk di bangku rumah sakit sambil menunggu pemeriksaan akhir dari dokter yang menangani Ciara, sambil memikirkan bagaimana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat.
Tentu saja, hal ini membuat Ian memikirkan kembali penawaran dari dua orang misterius yang mendatanginya di arena.
Penawaran itu kembali terngiang di telinganya ketika salah satu dari mereka menghubungi ponselnya tepat sehari setelah pernikahan Aileen diadakan.
Tentu saja Ian bukanlah salah satu orang yang diundang, tapi dia tahu mengenai pernikahan itu dan merasa bersyukur karena Hailee tidak jadi menikahi Theodore.
Walaupun Ian pun tidak begitu suka pada Ramon, tapi setidaknya pria itu jauh lebih baik daripada Theodore yang menikam Hailee dari belakang.
Hanya saja, ini bukan waktunya Ian untuk memikirkan hal itu, karena sekarang dia tengah takut pada dirinya sendiri yang mulai mempertimbangkan penawaran yang dia dapatkan.
Membunuh Ramon Tordoff?
Itu terdengar mustahil sekaligus absurd untuk dilakukan mengingat betapa ketatnya pengamanan disekitar pria itu dan bagaimana mungkin orang seperti Ian dapat mendekatinya?
Tapi, pria misterius yang menghubunginya tempo hari mengatakan kalau mereka punya rencana dan Ian cukup mengikuti arahan dari mereka saja.
Pertanyaannya adalah; sanggupkan Ian melakukan itu?
Bertarung di arena dan membuat lawannya berada antara hidup dan mati merupakan hal yang sama sekali jauh berbeda dengan sebuah rencana pembunuhan terutama kalau targetnya adalah suami dari Hailee.
Wanita yang begitu dekat dengannya…