Chereads / TAKDIR ALLAH / Chapter 22 - bab 20

Chapter 22 - bab 20

Manusia itu tidak luput dari salah jadi tidak ada salahnya jika kita mencoba memaafkan dia siapa tau dia mau berubah menjadi lebih baik. Allah SWT aja mau memaafkan hambanya masak kita sebagai umatnya tidak mau memaafkan sesama umat manusia.

***

Sehabis dari ngobrol tadi Dita pun memutuskan untuk langsung pulang kerumahnya Karena pasti Abinya sudah menunggu dia karna dia terlalu lama membeli gulanya.

"Assalamualaikum Bi maaf Nisa kelamaan beli gulanya" seru Nisa yang buru-buru langsung masuk kedalam rumahnya. Namun ketika dia berada didalam rumahnya dia melihat Abinya sedang menyeruput secangkir kopi dan Dita menjadi heran bukannya gula dirumah nya habis tapi kenapa Abinya itu sekarang lagi minum kopi.

"Kok Abi lagi minum kopi bi bukannya gulanya habis ya" seru Nisa lalu duduk disamping Abi. Abi Ahmad pun tersenyum mendengar pertanyaan putri nya itu.

"Waalaikumussalam nak oh ini abi tadi buat kopi sendiri tapi tidak dikasih gula abisnya nunggu kamu kelamaan jadinya Abi buat kopi seadanya aja" balas Abi Ahmad tersenyum.

"Sekali lagi maafin Nisa ya Bi yang kelamaan beli gulanya" ujar Nisa yang merasa bersalah.

"Udah gak papa lagian kamu kemana aja sih kok lama Abi tadi juga sempat khwatir sama kamu" seru Abi Ahmad.

"Tadi waktu di Indomaret gak sengaja ketemu sama teman lama dismp jadinya tadi ngobrol-ngobrol sebentar" bohong Nisa karna gak mungkin kan kalau dia itu harus jujur sama Abi nya yang sesungguhnya.

"Maafin aku ya Bi karna udah berbohong sama Abi aku gak ada maksud lain kok cuman gak mau aja kalau nanti Abi kecewa samaa Nisa" batin Nisa.

"Oalh gitu kirain kamu tadi kemana" balas Abi Ahmad.

"Kalau begitu sekarang nisa buatin kopi yang baru ya Bi yang ada gulanya kalau yang itu kan gak ada gulanya dan pasti itu pahit" seru Nisa yang beranjak dari tempat duduknya.

"Yaudah tapi kopinya jangan banyak-banyak ya nak" pinta Abi Ahmad.

"Baik Bi kalau begitu Nisa ke dapur dulu ya bi" seru Nisa lalu menuju ke dapur untuk membuatkan kopi baru untuk Abinya.

***

Jam menunjukkan pukul 06.00 wib dan Adit Sekarang lagi menuju ke salah satu rumah sakit yang berada di Jakarta tempat mama nya dirawat awalnya dia berniat untuk menjenguk mamanya sekitar jam 6.30 wib namun tadi dia mendapat kabar dari Bi wati kalau papanya tadi pulang kerumah untuk ganti baju dan berangkat kekantor jadi dia pagi ini memutuskan untuk menemui mamanya lebih cepat sebelum papanya kembali lagi kerumah sakit. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit Adit telah sampai dirumah sakit tersebut dia segera memarkirkan motornya dan bergegas menemui mamanya. Sesampainya di pusat informasi dia pun segera bertanya dimana mamanya dirawat karna dia tidak mengetahui nya.

"Maaf sus mau tanya pasien atas nama Ela widiarni dirawat dimana ya?" Tanya Adit pada suster yang sedang berjaga.

"Bentar mas saya Carikan dulu" balas suster tersebut lalu mencoba mencari.

"Pasien atas nama Ela widiarni dirawat diruangan mawar no 3" balas suster lagi.

"Baik sus kalau begitu terimakasih" seru Adit lalu pergi menuju ke ruangan yang dikatakan suster tadi setelah muter-muter diapun akhirnya menemukan ruangan tersebut dan Adit bergegas untuk masuk. Ketika sudah berada didalam syukurlah ternyata mama nya sedang tertidur jadi dia pun tidak harus berbicara dengan mama nya itu karna kalau boleh jujur dibelum siap untuk semua itu. Adit pun lalu duduk di kursi yang telah disediakan disamping ranjang pasien.

"Ma Adit datang" seru Adit lirih laku memegang tangan mamanya. Sebenarnya Adit tidak tega melihat kondisi mama nya yang saat ini terbaring sakit dirumah sakit diapun menjadi bersalah.

"Maafin Adit ya karna keegoisan Adit mama jadi kayak gini bukannya Adit gak mau ketemu mama tapi Adit belum siap untuk seperti biasa karna adit terlalu kecewa sama mama dan papa" serunya lagi namun air matanya Adit sudah tak bisa terbendung lagi. Bukannya dia cengeng tapi dia akan lemah jika melihat mama yang telah melahirkan dia harus terbaring lemas dan tak berdaya seperti ini.

"Aditt" lirih mama Ela, Adit yang mengetahui jika mamanya sudah mau siuman diapun segera pergi karna dia tak mau kalau mamanya tau dia kesini.

"Gue harus keluar sebelum mama mengetahui keberadaan gue" seru Adit lalu dia memutuskan untuk keluar dari situ dan sembari mengintip mamanya dari luar.

"Adit" seru mama Ela lagi yang sudah siuman.

"Tadi aku merasakan keberadaan Adit tapi dimana sekarang kok kak ada?" Seru mama Ela pada dirinya.

"Tanganku juga basah pasti aku tidak salah lagi Adit tadi disini dan megang tangan aku, Adit dimana kamu nak? Mama kangen sama kamu" seru mama Ela lagi sembari mencoba beranjak dari tidurnya.

"Aww" jerit mama Ela kesakitan. Adit yang berada dibalik pintu dan melihat jika Mama sedang menjerit kesakitan diapun memutuskan untuk memanggil suster.

"Sus tolongin mama saya dia sekarang lagi kesakitan" seru Adit pada suster. Dan suster itu segera bergegas mengikuti Adit untuk menolong mama Ela. Namun setelah sampai diruangan nya Adit memilih untuk tidak masuk kedalam dan hanya melihat dari luar lewat celah-celah pintu karna jika dia ikut masuk pasti mama nya akan mengetahui keberadaan dia dan dia belum siap itu.

"Buk tolong jangan banyak bergerak dulu ibu belum sembuh nanti tambah sakit" seru Suster sembari mencoba menenangkan mama Ela.

"Saya gak peduli sus saya hanya ingin bertemu dengan anak saya tolong bantu saya sus" ujar mama Ela menangis.

"Maaf Bu tapi gak bisa kondisi ibu lagi drop kalau ibu memaksakan keluar yang ada nanti tambah drop" seru suster yang masih berusaha untuk menenangkan mama Ela.

"Tapi sus saya ingin bertemu anak saya" balas mama Ela yang sudah mulai melemas.

"Iya nanti anak ibu kesini kok sekarang ibu istirahat dulu ya" ujar suster lalu membantu membaringkan tubuh mama Ela dan menyelimuti nya.

"Ibu jangan kemana-mana ya Bu biar ibu cepat sembuh dan bisa bertemu dengan anak ibu, kalau begitu saya tinggal dulu kalau ada apa-apa yang ibu bisa pencet tombol yang ada di atas ibu" ujar Suster lalu pergi keluar dari ruangan.

"Adit mama kangen" seru mama Ela lalu tertidur.

"Gimana kondisi mama saya sus?" Tanya Adit pada suster yang baru saja keluar dari ruangan mamanya.

"Beliau tidak apa-apa hanya saja dia ingin bertemu dengan anaknya kalau bisa secepatnya dipertemukan dengan anaknya tersebut yang bernama Adit karna itu bisa membantu proses penyembuhan beliau dan kayaknya beliau sangat merindukan anaknya itu karna sedari tadi dia terus memanggil nama anak nya itu, atau jangan-jangan kamu ya yang bernama Adit?" Ujar Suster. Adit yang mendengar ucapan suster sontak sedikit kaget dan mencoba mencari alasan.

"Emm bukan saya di nama saya Aldi Adit itu adek saya dia sekarang lagi diluar negeri jadinya mama saya jarang ketemu sama dia dan jadi kangen gitu" bohong Adit.

"Oh gitu yaudah sayaa permisi dulu kalau ada apa-apa bisa hubungi saya" seru suster lalu pergi.

"Maafin Adit ya ma belum bisa berbicara langsung dengan mama karna Adit belum siap untuk itu tapi Adit akan sering-sering jengukin mama walaupun hanya dengan melihat mama dari jauh Adit juga memanfaatkan mama walaupun belum sepenuhnya tapi Adit akan berusaha buat mama Adit sayang mama" ucap Adit dari balik pintu lalu pergi.

"Gue harus mencoba berubah dan memaafkan kesalahan mama karena apa yang dikatakan Bi Wati Doni dan Nisa itu ada benarnya walau dia ada salah sama gue tapi bagaimanapun juga dia sudah mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan gue"batin Adit sembari berjalan di koridor rumah sakit dan Segera menuju ke sekolahannya.