Bukannya marah tetapi terkadang biar kamu tau apa yang kamu lakukan itu tidak baik untuk orang lain
***
Setelah sampai di sana Adit dan Nisa segera turun dari motor dan Nisa pun menghampiri abang tukang baksonya untuk memesan baksonya sedangkan Adit memilih untuk menunggu dikursi yang sudah disediakan.
"Bang pesan baksonya dua ya yang satu biasa pake mie putih dan yang satunya campur aja" ujar Nisa pada Abang tukang bakso.
"Siap neng ditunggu dulu ya Abang buatin dulu" balas Abang tukang bakso.
"Baik bang" seru Nisa lalu pergi menghampiri Adit yang tengah duduk dikursi yang sudah disediakan.
"Bentar ya lagi dibuatin baksonya tunggu dulu" seru Nisa yang datang lalu duduk berhadapan dengan kursi Adit.
"Oke eh gue mau tanya Lo sering makan disini ya kok kayak nya tadi abang-abang nya sudah kayak kenal gitu sama lo?" Tanya Adit penasaran.
"Iya dari dulu kalau habis pergi-pergi pulang nya suka mampir ke sini dan ini jadi langganan bakso aku sama Abi dan almarhum ummi tapi semenjak ummi sudah meninggal aku dan Abi jadi jarang kesini terakhir kesini waktu sama Karin kayaknya waktu kelas 9 mau ujian udah agak lama juga ya" balas Nisa.
"Ouh gitu oh iya tumben Lo pulang nya tadi gak bareng Karin tadi aku lihat waktu diparkiran dia pulang naik motor sendirian" seru Adit yang kepo.
"Eh iya kita lagi marahan soalnya, jadinya gitu tapi mungkin besok udah baikkan kok lagian cuman karna masalah sepele jadi harusnya tidak perlu sampai kayak gini cuman karna keegoisan masing-masing aja jadi kayak gini" balas Nisa tersenyum. Dan Adit hanya merespon dengan menganggukkan kepalanya.
"Kalau menurut gue yang terlalu egois itu dia sih bukan Lo kalau dilihat dari orangnya juga udah bisa kita tebak kan dia orangnya juga terlalu keras kepala egois dan seenaknya kalau sama orang dan yang gue heranin sama Lo itu kok Lo bisa-bisa nya betah temenan orang kayak dia itu kalau gue jadi Lo udah ogah duluan gue" seru Adit berpendapat tentang Karin.
"Tapii dia tuh sebenernya orang nya baik perhatian dan juga pengertian kok kamu nya aja yang belum terlalu mengenal nya coba kalau kamu udah mengenal nya terlalu jauh pasti kamu akan sependapat sama aku deh" balas Nisa jujur.
"Belum tentu juga dia aja kalau tiap hari selalu nyindir dan suka mancing-mancing emosi gue kayak gitu dibilang baik?" Ujar Adit yang tak habis pikir masa Karin kayak gitu dibilang baik kan aneh.
"Kalau Soal itu aku mewakili Karin meminta maaf sama kamu mungkin dia begitu karna dulu kamu kan kayak gitu sifatnya sama dia dan mungkin juga dia jadi kesal sama kamu soalnya dia itu tipe orang yang selalu mengingat sikap orang yang tidak baik kepada dirinya ataupun sama orang-orang yang dia sayangi jadi gitu deh" seru Nisa menjelaskan.
"Oh maksud Lo dia itu dendam sama gue soal waktu yang dihukum dilapangan waktu gue gak sengaja nabrak Lo lalu tangan Lo yang ketumpahan kuah bakso dan waktu gue gak sengaja mukul Lo itu kan kalau disoal dilapangan itu gue udah bilang kalau sebenarnya gue gak mau kalau disuruh-suruh kayak gitu dan untuk yang tangan Lo kena kuah bakso gue minta maaf karna itu gak sengaja terus Soal Lo yang keno pukul gue juga minta maaf karena saat itu gue bener-bener emosi sama teman Lo itu seenak jidatnya dia ngatain gue gak pernah didik orang tua gue segala lagi ya walaupun gue sama orang tua gue gak aku tapi mana ada seorang anak yang mau orang tuanya dihina kayak gitu pasti kalau Lo ada diposisi gue Lo juga akan marah" seru Adit mencoba menjelaskan.
"Iya aku juga tau itu mangkanya sekali lagi aku mewakili Karin meminta maaf sama kamu" ujar Nisa tak enak hati.
"Harusnya dia yang minta maaf sama gue tapi malah jadi Lo sih yang ada dia yang keenakan" kesal Adit sedikit emosi.
"Ya tapi kan itu pasti tidak mudah secara kan kamu juga tau Gimana dia kalau sama kamu mangkanya aku mewakili dia meminta maaf sama kamu" balas Nisa menjelaskan.
"Ah sudahlah lupakan saja gak penting juga kan" balas Adit cuek lalu menatap layar ponselnya. Nisa yang melihat Adit marah pun hanya bisa menghembuskan nafasnya.
"Kok dia jadi marah sama aku sih kan aku gak salah lagian aku cuman mewakilkan Karin meminta maaf sama dia" batin Nisa. Namun tak lama kemudian bakso mereka datang.
"Neng ini baksonya" seru Abang tukang bakso sembari memberikan baksonya.
"Terimakasih ya bang" ucap Nisa pada abang tukang baksonya.
"Iya sama-sama neng " balas tukang bakso lalu pergi meninggalkan mereka.
"Dit ini bakso kamu" seru Nisa lalu memberikan bakso punya Adit. Adit pun langsung mematikan ponselnya lalu memasukkan ke dalam sakunya dan memakan baksonya tanpa mengeluarkan suara apapun. Setelah beberapa menit mereka berdua selesai makan.
"Pak semua nya jadi berapa?" Tanya Adit pada Abang tukang bakso.
"20 ribu aja den" balas tukang bakso.
"Ini bang" seru Adit mengeluarkan dompetnya lalu memberikan uang 50 ribuan.
"Kembalian nya den" ujar Abang tukang bakso sembari menyodorkan uang 20 ribuan satu sama 5 ribuan 2.
"Gak usah pak ambil saja kembaliannya" balas Adit.
"Terimakasih den" seru Abang tukang bakso lalu Adit hanya menganggukkan kepalanya.
"Ayo pulang" ajak Adit dingin. Nisa pun lalu naik ke motor Adit setelah itu Adit melajukan motornya. Sepanjang perjalanan mereka hanya saling diam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing hingga Adit telah sampai didepan gang rumah Nisa dan menghentikan motornya disitu Nisa pun tau maksud Adit lalu dia turun dari motor Adit.
"Makasih ya atas baksonya tadi dan udah mengantarkan aku pulang" seru Nisa dan Adit pun hanya menganggukkan kepalanya lalu pergi.
"Huh kenapa sih pada sensitif banget dikit-dikit marah" seru Nisa yang gak habis pikir sama Karin dan Adit yang sedang marah. Dan Nisa pun memutuskan untuk segera pulang.
"Assalamualaikum" salam Nisa lalu masuk kedalam rumahnya.
"Waalaikumussalam nak baru pulang ya?"seru Abi Ahmad.
"Iya Bi" balas Nisa.
"Kok Abi gak denger suara motornya Karin sih?" Tanya Abi heran.
"Oh tadi Nisa naik bis soalnya Karin sedang ada urusan jadi dia pulang duluan" bohong Nisa.
"Oh gitu yaudah sana bersih-bersih dulu lanjut makan nanti" pinta Abi Ahmad.
"Baik Bi" balas Nisa lalu masuk kedalam kamarnya.