jangan sampai karna ego masing-masing membuat sebuah persahabatan hancur. karna mencari 1 sahabat jauh lebih sulit ketimbang mencari 1000 teman yang pengkhianat.
***
Setelah sampai dikelasnya Adit dan Nisa segera membagikan buku paketnya kepada teman-temannya dan setelah semua dapat mereka berdua memutuskan untuk kembali ke bangkunya masing-masing.
"Oke anak-anak semua udah dapat kan buku paketan nya sekarang ibu harap kalian buka halaman 45 setelah itu kalian baca dulu materi lalu kalian kerjakan soal-soal yang ada dibawah nanti kalau sudah selesai boleh untuk dikumpulkan" pinta Bu Mila.
"Baik Bu" balas mereka serempak. Setelah itu mereka semua segera membuka buku paket halaman 45 dan membaca dan mengerjakan nya. Setelah kurang lebih 45 menit mereka sudah mulai selesai mengerjakan nya walaupun ada beberapa murid yang belum selesai.
"Bu ngumpulin nya sekarang atau nunggu semuanya selesai dulu?" Tanya Rere sembari mengangkat tangannya ke atas.
"Kalau bagi yang sudah selesai boleh untuk dikumpulkan sekarang dan untuk yang belum selesai jangan tergesa-gesa karna masih ada waktu sekitar 15 menit" balas Bu Mila.
"Baik Bu" seru Karin. Lalu mereka yang telah selesai segera maju ke depan untuk mengumpulkan tugas nya sedangkan yang belum selesai masih berusaha untuk menyelesaikan tugas nya. Adit termasuk salah satu orang yang belum selesai mengerjakan nya karena otak dia agak sedikit lemot dalam berfikir.
"Waktu tinggal 10 menit lagi Sa cepat amat ya kasian mereka yang belum selesai pasti otak nya lagi berkerja keras untuk mencari jawabannya" sindir Karin pada Adit.
"Udah lah Rin kenapa sih kamu hobi banget gangguin orang kan kasian kalau gini mereka jadinya pada tergesa-gesa" seru Nisa.
"Wkwkw habisnya mulut gue gatel nih kalau sehari gak ngejeplakk" ujar Karin tanpa ada ada rasa bersalah.
"Mangkanya mulut mu itu disekolahin biar pinter dan gak seenak jidatnya ngatain orang lain, gue rasa kalau perlu tu mulut diruqyah deh " sindir Adit beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke depan untuk mengumpulkan tugas nya, awalnya memang dia tidak mau menanggapi tapi dia pikir lama kelamaan dia juga muak dengan sifat Karin yang selalu menyindir dirinya.
"Eh seenaknya ya pake nyuruh gue ruqyah mulut gue lagi" kesal Karin yang merasa dirinya disindir.
"Jangan marah-marah gitu Rin lagian kamu juga tadi pake acara nyindir-nyindir dia segala sih kan aku udah bilang jangan suka ngurusin hidup orang lain jadinya gini kan" seru Nisa.
"Tadi kan aku bicara apa adanya sesuai fakta jadi aku gak salah dong" balas Karin yang gak mau kalah
"Iya deh Rin terserah kamu aja" ujar Nisa yang gak tau harus gimana lagi menghadapi Karin.
"Kok kamu gitu sih Sa" kesal Karin.
"Terus aku harus gimana? Coba jelasin sama aku kan sudah berulang kali aku bilang sama kamu jangan terlalu ngurusin hidup orang lain kalau kita gak mau dapat imbasnya toh diri kita aja masih banyak yang harus kita perbaiki jadi ngapain kita bersusah-payah ngurusin hidup orang itu akan membuang waktu dan tenaga kita" kesal Nisa yang sudah tidak menahan amarahnya walaupun Karin itu sahabatnya tapi jika dia salah maka ia akan menegur nya.
"Kok kamu jadi marah sama aku sih cuman gara-gara tuh cowok apa jangan-jangan kamu emang suka ya sama dia" seru Karin
"Kok kamu jadi nuduh gitu sih Rin aku bukannya mau belain dia tapi emang disini yang salah kamu jadi aku berhak dong negur kamu secara kan kamu sahabat aku" balas Nisa yang mencoba untuk tidak emosi.
"Ngaku aja Napa sih kalau Lo emang suka sama dia gak usah berbelit-belit gitu" ujar Karin emosi alhasil membuat Nisa menjadi emosi lagi.
"Kok kamu jadi kasar Lo gue sih dan satu hal yang perlu kamu tau kalau gue gak suka sama dia dan kalau emang kamu gak mau aku tegur lagi oke gak papa Rin aku gak maksa sekarang terserah kamu mau gimana lagi" pasrah Nisa lalu beranjak dari tempat duduknya dan pindah ke bangku belakang barisan no 2.
"Iss kok jadi gini sih si*l gara-gara tu cowok gue jadi marahan kan sama Nisa sebel gue" kesal Karin lalu dia hanya diam tanpa berniat untuk meminta maaf sama Nisa karna dia terlalu gengsi untuk itu. Adit yang baru saja kembali ke bangkunya melihat Nisa yang berpindah tempat duduknya alhasil jadi bertanya-tanya ada apa sama mereka berdua gak seperti biasanya.
"Biarkan saja lah itu kan urusan mereka berdua" batin Adit lalu kembali duduk ke bangkunya. Dan pelajaran pun terus berlanjut. Hingga saat ini jam sudah menunjukkan pukul 12.30 wib saatnya semua murid untuk beristirahat namun tidak dengan Nisa dia tadi dari rumah sudah membawa bekal makanan jadinya dia tak perlu untuk bersusah-payah ke kantin.
"Sa kok tumben gak ke kantin?" Tanya indah dari bangkunya.
"Aku bawa bekal Ndah!" Balas Nisa sembari mengeluarkan bekalnya.
"Sama dong kalau gitu aku kesitu ya" ujar indah lagi.
"Oh silahkan sini" balas Nisa lalu indah pun menghampiri Nisa dan duduk disebelah nya.
"Bawa bekal apa Ndah?" Tanya Nisa melihat bekal yang indah bawa.
"Nasi goreng sama telur mata sapi" balas indah membuka bekalnya.
"Wohh kok bisa samaan aku juga bawa nasi goreng sama telur mata sapi" seru Nisa lalu memperlihatkan bekalnya.
"Wahh kok bisa samaan gini ya" ujar indah.
"Hahah iya ya" seru Nisa. Karin yang melihat kedekatan Nisa sama indah pun menjadi panas. Dia pun berniat untuk membalasnya.
"Sin Lo mau ke kantin kan?" Tanya Karin pada Shinta yang duduk di bangku depannya.
"Iya gimana Rin?" Tanya Shinta yang hendak pergi ke kantin.
"Gue ikut ya" seru Karin lalu beranjak dari tempat duduknya.
"Oke ayo" balas Sinta, Nisa yang mengetahui jika sahabat nya itu pergi sama Sinta dia hanya bisa diam dan melihat nya saja sebenarnya dia tidak ingin marahan sama Karin tapi bagi Nisa Karin sudah keterlaluan.
"Kamu lagi ada masalah ya sama Karin?" Tanya indah tiba-tiba dan membuat Nisa terkejut.
"Eh iya maaf gimana Ndah?" Tanya Nisa yang tak konsen.
"Kamu lagi ada masalah sama Karin?" Tanya indah mengulanginya.
" Heem biasa kalau pertemanan pasti ada marah-marahan juga kan tapi biarlah nanti juga baik sendiri" balas Nisa.
"Ouh gitu ya juga sih emang sebuah pertemanan harus diuji gitu kalau gak kan nanti berasa monoton bukan?" seru indah membenarkan ucapan Nisa.
"nah itu kamu tau kan" balas Nisa tersenyum.