Chereads / TAKDIR ALLAH / Chapter 23 - bab 21

Chapter 23 - bab 21

Terkadang Kita tidak perlu menanggapi sesuatu yang sekiranya tidak penting karna itu hanya akan membuang waktu dan tenaga kita saja.

***

Adit pun segera menuju ke kelasnya setelah dia sampai beberapa menit tadi. Namun sebelum masuk kedalam kelasnya dia menyempatkan menchat Bi Wati untuk memberitahu kalau tadi ia sudah menjenguk mama nya biar bi Wati tidak menanyakan kepada terus. Setelah selesai diapun kemudian pergi bergegas masuk kedalam kelas. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 06.50 WIB jadi kelas sudah ramai oleh murid-murid karna 10 menit lagi bel masuk akan berbunyi.

"Eh dia masuk sekolah! kenapa cuman sehari sih liburnya gak sekalian seminggu atau sebulan gitu atau kalau bisa ya sekalian keluardari sekolah ini aja kan kalau gini nanti gue bisa darah tinggi Mulu" sindir Karin pada Adit yang baru saja melewati bangku dia. Adit yang merasa disindir diapun hanya diam tanpa ada niatan untuk menanggapi ocehan Karin karna bagi dia itu tidak penting, kalau diladenin terus pasti dia akan mengelunjak dan gak mau ngalah dari pada harus buang energi dan waktu lebih baik dia diam bukan? Toh lama-lama dia pasti akan capek dengan sendirinya.

"Si*l tumben dia gak nyaut biasanya juga sewot lagi ada masalah kayaknya deh kelihatan dari matanya yang sembab dan ada bekas luka dihitung nya dan diam terlihat agak pendiam gitu gak kayak biasanya" bisik Karin sama Nisa. Nisa yang sudah mengetahui penyebab Adit kayak gitu pun hanya diam melamun karna dia tidak mau menanggapi ucapan Karin karna dia juga udah berjanji sama Adit kalau dia tidak akan bercerita kepada siapa-siapa soal tadi malam.

"Heh Sa kok kamu malah ngelamun sih kan aku lagi bahwa bicara sama kamu" kesal Karin yang tidak ada sahutan dari Nisa.

"Eh apa Rin? Oh iya itu mungkin begitu sih biarkan saja kita gak usah ngurusin orang lain takutnya dikira ikut campur masalah orang lain" balas Nisa yang baru tersadar dari lamunannya.

"Kamu sedang melamunin apa sih Sa kok sampai gak konsen aku bicara apa" seru Karin penasaran karna Nisa sampai segitunya melamun dan tidak fokus pada ucapan nya.

"Eh gak apa-apa kok gak lagi nglamunin apa-apa kok" bohong Nisa.

"Serius kami Sa?" Tanya Karin yang masih tak percaya.

"Iya serius" balas Nisa mencoba meyakinkan Karin.

"Yaudah kalau begitu" balas Karin lalu beralih dengan ponsel nya.

"Maafin aku ya Rin udah bohong sama kamu bukannya aku gak mau jujur sama kamu tapi aku sudah terlanjur janji sama Adit untuk tidak memberitahukan siapa-siapa" batin Nisa melihat Karin. Tak lama kemudian bel masuk sudah berbunyi dan Bu Mila masuk ke dalam kelas.

"Pagi anak-anak" sapa Bu Mila lalu duduk dikursi didepan yang sudah disediakan untuk guru.

"Pagi Bu" balas murid-murid serempak.

"Oh iya apakah hari ini ada yang tidak masuk?" Tanya Bu Mila sembari melihat jornal kelas.

"Nihil Bu!" Balas murid-murid.

"Oh berarti Adit udah berangkat dong mana Adit?" Seru Bu Mila sembari mencari keberadaan Adit.

"Saya Bu" balas Adit mengangkat tangannya.

"Syukurlah kamu sudah berangkat dit, kemarin kamu gak berangkat kenapa ya? Gak ada surat juga" ujar Bu Mila pada Adit.

"Sakit Bu" bohong Adit.

"Lain kali kalau kamu sakit atau mau ijin biasakaan pakai surat ya biar tidak di Alfa" pinta Bu Mila.

"Iya Bu baik" balas Adit dingin.

"Oh iya hidung kamu kenapa itu kok kayak gitu?" Tanya Bu Mila setelah melihat bekas luka yang ada di pipi Adit.

"Ngak papa Bu cuman ke bentur benda" bohong Adit.

"Oalh yaudah lain kali hati-hati dan untuk ketua dan wakil kelas silahkan untuk mengambil buku paket yang ada diperpustakaan karna hari ini kita akan mengambil nilai dari soal-soal yang ada disitu" seru Bu Mila. Lalu Adit dan Nisa pun sontak langsung berdiri dan berjalan keluar menuju ke perpustakaan.

"Ambilnya sesuai dengan jumlah murid aja ya Sa" pinta Bu Mila pada Nisa.

"Baik Bu saya permisi dulu" balas Nisa lalu keluar dari kelas disusul oleh Adit. Sepanjang koridor menuju ke perpustakaan mereka berdua pun hanya saling diam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga akhirnya Adit pun memulai obrolannya.

"Makasih ya buat semalam karna Lo sekarang gue udah agak lega" seru Adit tiba-tiba.

"Eh iya lagian sesama manusia harus saling tolong menolong kan" balas Nisa tersenyum.

"Eh iya juga" seru Adit lalu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Eh gimana kamu tadi pagi jadi menjenguk mama kamu?" Tanya Nisa.

"Jadi kok tadi sebelum berangkat sekolah gue menyempatkan diri untuk datang ke rumah sakit tapi setelah gue sampai di sana ternyata nyokap gue sedang tidur alhasil gue gak bicara langsung sama dia" balas Adit dengan santai.

"Syukurlah kalau begitu setidaknya kamu sudah mau menemui mama kamu walaupun mungkin awalnya berat bagi kamu tapi aku yakin pasti lama-kelamaan kamu pasti bisa" seru Nisa.

"Semoga saja" balas Adit. Karna terlalu fokus ngobrol mereka berdua tidak menyadari jika mereka telah sampai diperpustakaan.

"Ada perlu apa ya dek?" Tanya guru yang bertugas di perpustakaan.

"Kita mau pinjam buku paket bahasa Indonesia kelas 10 dimana ya Bu?" Seru Nisa.

"Butuh berapa dek nanti ambilkan" balas petugas perpus.

"30 Bu" seru Nisa.

"Tunggu sebentar ya dek saya ambilkan dulu adek bisa sambil mengisi buku pinjam" seru Bu guru lalu guru tersebut pergi. Dan Nisa menulis dibuku pinjam. Setelah menunggu beberapa menit petugas perpus itu datang dan membawa buku paket nya.

"Ini dek" seru petugas perpus.

"Iya Bu makasih oh iya tadi saya udah nulis dibuku pinjam nya" ujar Nisa.

"Yaudah kalau begitu" balas petugas perpus.

"Dit kamu bawa yang itu aku bawa ini ya setengah-setengah" pinta Nisa pada Adit. Lalu Adit pun hanya menganggukkan kepalanya dan membawa buku yang dibilang Nisa tadi. Namun ketika Nisa sedang mencoba mengangkat buku paketnya ternyata dia agak kesusahan karena buku itu berat Adit yang melihat itu pun sontak bertanya kepada Nisa.

"Bisa gak kalau gak bisa punya Lo kasih ke gue bukunya biar Lo gak keberatan" pinta Adit.

"Bisa kok" balas Nisa yang masih berusaha mengangkat bukunya tapi ternyata tetap tidak bisa.

"Udah kalau gak bisa jangan dipaksa sini bukunya" seru Adit lalu Nisa pun akhirnya mengambil sebagian bukunya dan menaruh ditumpukkan buku yang dibawa Adit.

"Udah yok" ajak Adit.

"Kamu gak keberatan?" Tanya Nisa tak enak hati.

"Gak lagian cuman segini kan" balas Adit santai.

"Yaudah yuk" seru Nisa lalu mereka berdua keluar dari perpustakaan dan kembali lagi ke kelasnya.